iden sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

Presidensi G20 Indonesia 2022, Momentum Ciptakan Perdamaian Dunia

Universitas Indonesia > Berita > Berita Highlight > Presidensi G20 Indonesia 2022, Momentum Ciptakan Perdamaian Dunia

Dalam beberapa tahun terakhir, terdapat peristiwa-peristiwa yang memicu ketegangan global, seperti invasi Rusia ke Ukraina dan perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok. Peneliti dari Griffith University, Prof. Andrew O’Neil, yang menjadi salah seorang pembicara dalam Universitas Indonesia (UI) International Conference on G20 mengatakan melalui kegiatan G20 ketegangan global ini coba diredakan. Sebagai tuan rumah Presidensi G20 2022, Indonesia berusaha merangkul setiap kelompok untuk membangun dunia yang lebih baik. Presiden Joko Widodo memberikan langsung undangan kegiatan Presidensi G20 Indonesia kepada Rusia dan Ukraina. Ini menunjukkan sikap netral Indonesia untuk tidak memihak pada satu kelompok.

Selain penyelesaian masalah perekonomian, yang terkait dengan politik juga turut dibicarakan dalam ajang G20, karena menentukan arah perekonomian global. “Kebijakan Presiden Biden yang tidak mengubah kebijakan Presiden Trump terhadap Tiongkok ternyata memengaruhi pertemuan G20. Konflik antara Rusia dan Ukraina juga memperparah polarisasi yang terjadi. Dalam hal ini, Indonesia berposisi secara apik dengan tidak memihak salah satu pihak. Ketidakberpihakan ini merupakan momentum untuk mengembalikan kekuatan negara nonblok dalam meredakan ketegangan perpolitikan global,” kata Prof. Andrew.

Prof. Evi Fitriani, Guru Besar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), mengamini pernyataan Prof. Andrew tersebut. Menurut Prof. Evi, posisi Presidensi G20 yang diemban Indonesia tahun ini penuh dengan tantangan global.

Dibahas pula isu lingkungan dan kesetaraan gender yang selalu digaungkan, dan permasalahan geopolitik hingga menciptakan ketidakpastian di dunia selama 2022. Terlebih, berlangsungnya konflik antara Rusia dan Ukraina juga berpengaruh pada peningkatan harga komoditas di seluruh dunia.

Kondisi tersebut menuntut Indonesia agar melakukan diplomasi yang kreatif dan inovatif untuk menghubungkan berbagai kekuatan dunia dalam misi perdamaian. Kelenturan Indonesia dalam melakukan diplomasi juga menentukan keberhasilan penyelenggaraan G20 tahun ini.

Upaya-upaya yang dilakukan diharapkan menyukseskan G20 sebagai forum ekonomi global. “Dalam Presidensi G20 2022, Indonesia berkepentingan untuk mempertahankan proses keorganisasian G20, baik dalam aspek keuangan maupun Sherpa Tracks. Kepentingan tersebut berangkat dari kesadaran bahwa mekanisme kerja sama melalui organisasi multilateral seperti G20 akan memperkuat pemerintahan dan mempererat solidaritas global dalam menghadapi tantangan yang terjadi di masa depan,” kata Prof. Evi.

Selain posisi Indonesia secara geopolitik, dalam konferensi internasional yang diadakan UI pada Kamis (16/6) ini, ditampilkan perspektif salah satu kekuatan dunia, yaitu Tiongkok, dalam memandang urgensi G20 bagi negaranya. Menurut Prof. Zha Daojiong dari Peking University, Tiongkok memandang G20 sebagai ajang strategis untuk meningkatkan kerja sama global dalam menghadapi berbagai tantangan yang tengah melanda dunia.

Hal ini karena G20 tidak hanya membahas permasalahan ekonomi, tetapi juga berbagai permasalahan global dari berbagai sektor dengan dihadirkannya konsensus global. Berangkat dari kondisi tersebut, Tiongkok menilai G20 sebagai ajang yang tepat untuk menyampaikan kegelisahannya terhadap kondisi global yang terjadi.

Terlepas dari bias yang diberikan kepada Tiongkok, terdapat tiga hal utama yang akan diangkat oleh Tiongkok. Pertama, konflik Rusia dan Ukraina yang tidak hanya berakibat pada kedua negara, tetapi juga memengaruhi arus distribusi barang secara global.

Kedua, terkait persepsi Barat melawan dunia selain Barat. Ini timbul akibat upaya negara Barat yang memaksakan berbagai hal pada negara lain yang belum tentu cocok dengan negara tersebut. “Terakhir, akomodasi terhadap kemunculan komunitas epistemic yang hadir berdasarkan kepakaran ilmu tertentu sebagai salah satu cara untuk memperkuat persiapan global dalam menghadapi potensi ancaman yang muncul di masa depan,” kata Prof. Zha menutup presentasinya.

Diskusi dalam konferensi internasional ini dilakukan secara multisektor untuk mencari solusi dalam penyelesaian permasalahan global. Berbagai isu yang diangkat pada akhirnya bermuara pada aspek kebijakan dan politik global karena keduanya saling memengaruhi.

Dengan tema “Boosting Indonesia’s Role in G20 Presidency 2022” hasil diskusi ini akan menjadi masukan bagi pemerintah dalam pelaksanaan Presidensi G20 Indonesia. Rangkaian konferensi ini dilaksanakan selama dua hari di JW Marriot Hotel Jakarta dan ditayangkan secara langsung melalui Zoom dan Youtube UI.

Related Posts