iden sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

Purna Tugas, Prof. Jatna Supriatna Luncurkan Autobiografi di Bidang Konservasi Alam

Universitas Indonesia > Berita > Berita Highlight > Purna Tugas, Prof. Jatna Supriatna Luncurkan Autobiografi di Bidang Konservasi Alam

Guru Besar Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia (FMIPA UI), Prof. Dr. Jatna Supriatna, telah memasuki masa purna tugas pada 1 Oktober 2021. Menandai masa purna tugasnya, ia menyampaikan pidato berjudul Biologi Konservasi: Saka Guru Pelestarian dan Wisata hidupanliar sekaligus peluncuran buku autobiografi yang mengisahkan perjalan hidup sang ilmuwan serta tokoh lingkungan hidup yang sering digambarkan sebagai “Begawan Konservasi Alam”.

Dalam pidatonya Prof. Jatna menyampaikan bahwa sebagai cabang ilmu muda, biologi konservasi didasarkan atas hasil integrasi dan sintesis dari banyak ilmu dasar biologi; genetika, biologi evolusi, biologi populasi, biogeografi, dan ekologi. Disiplin ilmu ini mulai terlihat ketika ilmu ekologi komunitas dan biogeografi pulau berkembang sangat pesat dengan banyak sekali teori-teori yang muncul pada era 1960 dan 1970.

“Alam dan biodiversitas memberikan suatu sensasi emosional yang luar biasa, berperan sebagai sumber psiko spiritual bagi manusia. Dekat dengan alam memberikan ketentraman bagi siapapun. Alam terus memberikan inspirasi, untuk kerja kreatif melalui nilai estetika biodiversitas yang luar biasa. Alam memang unik, dan membuat manusia ingin tahu dan menjelajahinya. Ada suatu kepuasan batin yang tak ternilai dalam hati manusia ketika menjelajah alam,” ujar Prof. Jatna.

Sektor pariwisata saat ini menjadi harapan banyak orang karena memang alam Indonesia merupakan mega biodiverisitas unggulan di dunia. Salah satu sektor wisata yang turut berkembang adalah wisata hidupanliar, wisata alam, dan wisata yang berhubungan dengan ekosistem. Wisata hidupanliar menjadi salah satu pilihan dalam mempromosikan lingkungan khas yang terjaga keasliannya sekaligus sebagai kawasan kunjungan wisata.

Potensinya dirumuskan dalam konsep pengembangan lingkungan yang berbasis konservasi alam. “Suatu kawasan akan bernilai tinggi dan menjadi daya tarik tersendiri bila ada suatu spesies atau ekosistem yang khas,” ujar prof. Jatna.

Usai menyampaikan pidato, Prof. Jatna memperkenalkan buku autobiografinya berjudul “Jejak Selusur Seorang Petualang, Pendidik dan Wiraswasta Peri Kehidupan Alam”. Buku tersebut merupakan karya yang menceritakan pengalaman hidupnya semasa muda hingga usia senja bertualang di hutan-hutan Indonesia dan 80 negara di dunia yang ditulis sendiri oleh Prof. Jatna, dan diterbitkan oleh Yayasan Obor.

“Saya bercerita perjalanan hidup saya tidak bermaksud agar saya tersanjung, terpuji, terkenal dan semacamnya yang bersifat riya dan ujub. Insya Allah saya tidak bermaksud untuk hal-hal tersebut. Memang saya juga agak bingung bagaimana saya bercerita agar tidak mengarah kepada suatu kebanggaan dan harga diri, tetapi mencoba bercerita mengenai pekerjaan seorang petualang, pendidik, peneliti, dan penggiat konservasi alam,” ujarnya.

“Buku ini dibuat dalam waktu sangat singkat ketika saya harus tinggal di rumah terus-menerus selama lebih dari satu tahun di masa pandemi Covid-19. Masa pandemi membuat saya sangat produktif menulis. Saya mengisi waktu dengan membuat buku dan makalah. Tetapi saya tidak begitu bahagia karena saya tidak dapat bertatap muka dengan mahasiswa yang haus dahaga merindukan ilmu pengetahuan,” kata Prof. Jatna.

Tak hanya berbagi kisah tentang petualangannya, melalui buku setebal hampir 500 halaman itu, ia ingin memotivasi para pembaca khususnya generasi muda dengan minat pada kelestarian alam, yang diharapkan dapat menjadi generasi penerus tongkat estafet dirinya. Pada acara yang ditayangkan secara langsung melalui kanal youtube resmi FMIPA UI, juga diselenggarakan Webinar berjudul “Konservasi Spesies Endemik vs Wisata Hidupanliar Berkelanjutan” dengan menghadirkan sejumlah pakar dan praktisi di bidang konservasi yakni, Ir. Wiranto, M. Sc. (Direktur Jenderal Ditjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan), Dr. Frans Teguh, M.A. (Staf Ahli Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif), Stave Noakes (Ecolodge Indonesia), Dr. Samedi (Direktur Tropical Forest Conservation Act, Sumatera, Kehati), Lukita Awang Nistyantara, S.Hut., M.Si. (Kepala Taman Nasional Komodo), dan Arief Setiawan, S. Hut. (SwaraOwa).

Dalam acara yang dilaksanakan pada Selasa (12/10), Prof. Jatna menerima ucapan selamat dan terima kasih serta testimoni dari Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Dr. Sandiaga Salahuddin Uno, B.B.A., M.B.A., dan para kolega yakni, Dr. Alue Dohong (Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan), dan Prof. Dr. rer. nat. Abdul Haris (Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Kemahasiswaan UI sekaligus Guru Besar FMIPA UI), Prof. Sumi Hudiyono PWS (Ketua Dewan Guru Besar FMIPA UI), dan Prof. Dr. Soekarja Somadikarta (Prof. Emeritus Biologi FMIPA UI). Begawan ilmu lingkungan sekaligus anggota Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) Prof. Dr. Emil Salim, M.A., Ph.D., turut memberikan testimoni bersama Prof. Ir. Rachmat Witoelar (Menteri KLH periode 2004-2009), Dr. rer. nat. Yasman (Ketua Departemen Biologi FMIPA UI), dan Kartini Nurdin (Yayasan Pustaka Obor Indonesia).

Seluruh testimoni itu mengekspos Prof. Jatna sebagai primadona dalam bidangnya menjaga biodiversitas, terutama biologi dan zoologi. Prof. Jatna Supriatna, lahir pada 7 September 1951 di Gianyar, Bali. Ia telah menjadi pejuang kelestarian lingkungan selama lebih dari 40 tahun.

Tak hanya mendedikasikan diri di UI tapi ia juga aktif memberi ilmu di luar kampus seperti di IPB University dan Universitas Sumatera Utara, juga di Malaysia (Universitas Kebangsaan Malaysia dan Universitas Putra Malaysia), dan di Australia (Australian National University).

Pada 2011, ia diangkat oleh Presiden RI sebagai anggota Komisi Ilmu Pengetahuan Dasar AIPI karena keahlian dan prestasinya dinilai berdampak positif bagi pengembangan, dan pemanfaatan ilmu pengetahuan kepada pemerintah serta masyarakat untuk mencapai tujuan nasional.

Beberapa penghargaan nasional dan internasional berhasil diraihnya, antara lain B.J. Habibie Award tahun 2008 –dalam bidang Ilmu Pengetahuan Alam–, Achmad Bakrie Awards –dalam bidang ilmu pengetahuan Dasar dan Lingkungan–, dari Freedom Institute, Netherland Golden Ark Award for Nature Conservation oleh Prince Bernhard of the Netherland pada tahun 1999, Terry MacManus Award dari Conservation International, Washington DC pada tahun 2010, hingga Lifetime Achievement and leadership in the field of Biodiversity Conservation dari Conservation International, Washington DC, USA pada tahun 2017.

Hingga kini, tercatat 21 buku karyanya diiterbitkan Pustaka Obor dalam Bahasa Indonesia dan dalam bahasa Inggris oleh Springer. Selain itu, lebih dari 150 karya ilmiah yang dipublikasikan di jurnal internasional bereputasi seperti di Nature, Science, Scientific Reports, Conservation Biology, Global Eecology and Conservation dan lainnya. Lebih dari 100 makalah telah dipresentasikan oleh Prof. Jatna dalam pertemuan ilmiah di Indonesia maupun di luar negeri. Juga puluhan tulisan Prof. Jatna di koran Kompas, Sinar Harapan, Jakarta Post, dan lainnya.

Related Posts