id sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

Selesainya Ekspedisi MAPALA UI di Bumi Cendrawasih

Universitas Indonesia > Berita > Selesainya Ekspedisi MAPALA UI di Bumi Cendrawasih

Mahasiswa Pencinta Alam (Mapala) UI telah merampungkan rangkaian kegiatan lapangan pada Ekspedisi Bumi Cenderawasih yang dihelat sejak 9 Agustus 2018.

Total sebanyak empat tim yang terjun, yakni tim bakti sosial kesehatan, serta tim penjelajah yang terbagi atas tim telusur gua, paralayang, dan arung jeram, sudah menyelesaikan tugasnya di Kabupaten Manokwari dan Kabupaten Pegunungan Arfak (Pegaf), Papua Barat.

Tim bakti sosial kesehatan yang bekerja sama dengan tenaga kesehatan setempat berhasil menjangkau sebanyak 10 desa dari target 5 desa di Distrik Anggi dan Anggi Gida di Kabupaten Pegaf.

Selain itu, tim yang juga terdiri dari para mahasiswa dan dokter Rumpun Ilmu Kesehatan UI juga sukses menjangkau total sebanyak 300 pasien dan puluhan masyarakat umum serta siswa-siswi sekolah dasar di desa-desa tersebut.

Masing-masing tim penjelajah  juga berhasil menoreh sejumlah pencapaian. Tim telusur gua berhasil menjadi tim pertama yang menembus kawasan karst di Distrik Testega, Kabupaten Pegaf.

Sebanyak 17 mulut gua baru sukses diinventarisasi meskipun medan yang dilalui oleh tim telusur gua tergolong ekstrem dan berbeda dengan gua-gua yang pernah ditelusuri di kawasan lain.

Pencapaian sebagai tim perdana juga ditoreh oleh tim paralayang yang berhasil melintasi angkasa Danau Anggi Giji dan Anggi Gida, Kabupaten Pegaf, selama empat hari. Mereka juga sukses memetakan titik-titik terbang dan mendarat yang ideal walaupun kondisi angin dan cuaca di sekitar danau terbilang kurang ramah.

Sementara itu, tim arung jeram juga menjadi tim perdana yang mengarungi hulu Sungai Prafi, Manokwari, yang dikenal deras dan memiliki kesulitan di atas rata-rata. Selama lima hari, tim arung jeram menelusuri Sungai Prafi sepanjang 16 kilometer hingga ke bagian bawah.

Tim arung jeram menemukan dan memberi nama beberapa titik jeram di bagian atas maupun bawah. Titik jeram bagian atas cocok bagi wisatawan yang memang punya keahlian, sementara titik jeram bagian bawah dapat dimanfaatkan sebagai destinasi wisata yang lebih umum.

Ketua Pelaksana Ekspedisi Bumi Cenderawasih berharap rangkaian kegiatan ekspedisi mampu memberikan banyak manfaat bagi pengembangan pariwisata di Papua Barat.

“Ke depannya, tempat-tempat yang kami kunjungi ini dapat menjadi rekomendasi bagi pemerintah daerah untuk kemudian dikembangkan menjadi destinasi-destinasi wisata minat khusus yang akan turut mengangkat popularitas serta menambah pemasukan Papua Barat,” ujar Fathan.”

Rekomendasi tersebut dikemas dalam rupa diskusi umum yang dihelat Mapala UI di Kantor Gubernur Papua Barat pada Senin (27/8) yang dihadiri sejumlah pemangku kepentingan yang terlibat. Di bulan Maret mendatang, Mapala UI bakal menerbitkan laporan lengkap terkait ekspedisi.

Related Posts

Leave a Reply