id sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

Seminar Nasional Semiotik, Pragmatik dan Kebudayaan

Universitas Indonesia > Berita > Seminar Nasional Semiotik, Pragmatik dan Kebudayaan

 

Dalam rangka mengangkat semiotik dan pragmatik sebagai disiplin ilmu yang dapat menjelaskan secara lebih lengkap praktik sosial budaya yang sangat kompleks dalam masyarakat termasuk masyarakat Indonesia, Kamis (30/05) bertempat di Auditorium 1103, Kampus FIB UI Depok, Departemen Linguistik dan Departemen Kajian Kewilayahan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (FIB) UI bekerja sama dengan Lingkar Semiotik Indonesia menggelar acara Seminar Nasional bertajuk “Semiotik, Pragmatik, dan Kebudayaan”. Acara dibuka Manajer Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat FIB UI ,Dr. Lily Tjahjandari, mewakili Dekan FIB UI. Perkembangan pemahaman ilmiah dewasa ini memperlihatkan, praktik berbahasa merupakan bagian dari praktik sosial yang tidak terdiri dari kegiatan berbahasa semata. Praktik berbahasa berkaitan erat dengan praktik sosial dalam berbagai ranah kehidupan, yang sebagai objek penelitian harus dipahami dengan bantuan disiplin ilmu lain, termasuk semiotik. Prof. Dr. Toeti Heraty-Roosseno (Guru Besar Filsafat FIB UI) sebagai pembicara kunci pertama mengatakan, semiotik sejatinya merupakan disiplin ilmu yang mengkaji tentang tanda dalam kehidupan manusia, sedangkan pragmatik, biasanya dipandang sebagai bagian dari ilmu linguistik mengkaji bahasa dengan berfokus pada parole (bahasa dalam praktik sosial budaya). “Pragmatik mengaitkan bahasa dengan manusia yang menggunakannya dalam kehidupan sosial budaya”, tambah Prof. Dr. Benny H. Hoed (Guru Besar Linguistik FIB UI) sebagai pembicara kunci kedua. Dengan pendekatan ilmiah yang memadai seperti tersebut di atas, praktik sosial budaya dalam masyarakat akan dapat dijelaskan dengan cara yang lebih sistematis.

Setelah sesi pembicara kunci berlangsung, acara dilanjutkan dengan sesi sidang pleno dengan pembicara-pembicara utama seperti Kemas Ridwan Kurniawan, Ph.D (Dosen Semiotik Arsitektur FTUI), Tommy Christomy, Ph.D (Ketua Lingkar Semiotik Indonesia; Dosen FIB UI) dan Irvan A. Noe’man (CEO & Founder BD+A Design, Dosen International Design School & IKJ). Masing-masing menjelaskan sub tema yang menyesuaikan dengan tema besar acara ini yaitu “Bincang-bincang mengenai Semiotik, Pragmatik dan Kebudayaan” seperti pembahasan tentang jarak dan ruang dalam narasi budaya dan peninggalan jejak dalam karya seni. Setelah sesi pleno berlangsung para peserta seminar mengikuti beberapa sesi diskusi paralel yang diisi oleh presentasi pemaparan tema makalah masing-masing dalam kelompok kecil. Pemaparan kesimpulan dari diskusi-diskusi ini dilakukan oleh Dr. F.X. Rahyono (Ketua Departemen Linguistik FIB UI) yang sekaligus menandai berakhirnya acara seminar nasional ini. (WND) Dalam rangka mengangkat semiotik dan pragmatik sebagai disiplin ilmu yang dapat menjelaskan secara lebih lengkap praktik sosial budaya yang sangat kompleks dalam masyarakat termasuk masyarakat Indonesia, Kamis (30/05) bertempat di Auditorium 1103, Kampus FIB UI Depok, Departemen Linguistik dan Departemen Kajian Kewilayahan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (FIB) UI bekerja sama dengan Lingkar Semiotik Indonesia menggelar acara Seminar Nasional bertajuk “Semiotik, Pragmatik, dan Kebudayaan”. Acara dibuka Manajer Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat FIB UI ,Dr. Lily Tjahjandari, mewakili Dekan FIB UI. Perkembangan pemahaman ilmiah dewasa ini memperlihatkan, praktik berbahasa merupakan bagian dari praktik sosial yang tidak terdiri dari kegiatan berbahasa semata. Praktik berbahasa berkaitan erat dengan praktik sosial dalam berbagai ranah kehidupan, yang sebagai objek penelitian harus dipahami dengan bantuan disiplin ilmu lain, termasuk semiotik. Prof. Dr. Toeti Heraty-Roosseno (Guru Besar Filsafat FIB UI) sebagai pembicara kunci pertama mengatakan, semiotik sejatinya merupakan disiplin ilmu yang mengkaji tentang tanda dalam kehidupan manusia, sedangkan pragmatik, biasanya dipandang sebagai bagian dari ilmu linguistik mengkaji bahasa dengan berfokus pada parole (bahasa dalam praktik sosial budaya). “Pragmatik mengaitkan bahasa dengan manusia yang menggunakannya dalam kehidupan sosial budaya”, tambah Prof. Dr. Benny H. Hoed (Guru Besar Linguistik FIB UI) sebagai pembicara kunci kedua. Dengan pendekatan ilmiah yang memadai seperti tersebut di atas, praktik sosial budaya dalam masyarakat akan dapat dijelaskan dengan cara yang lebih sistematis.

Setelah sesi pembicara kunci berlangsung, acara dilanjutkan dengan sesi sidang pleno dengan pembicara-pembicara utama seperti Kemas Ridwan Kurniawan, Ph.D (Dosen Semiotik Arsitektur FTUI), Tommy Christomy, Ph.D (Ketua Lingkar Semiotik Indonesia; Dosen FIB UI) dan Irvan A. Noe’man (CEO & Founder BD+A Design, Dosen International Design School & IKJ). Masing-masing menjelaskan sub tema yang menyesuaikan dengan tema besar acara ini yaitu “Bincang-bincang mengenai Semiotik, Pragmatik dan Kebudayaan” seperti pembahasan tentang jarak dan ruang dalam narasi budaya dan peninggalan jejak dalam karya seni. Setelah sesi pleno berlangsung para peserta seminar mengikuti beberapa sesi diskusi paralel yang diisi oleh presentasi pemaparan tema makalah masing-masing dalam kelompok kecil. Pemaparan kesimpulan dari diskusi-diskusi ini dilakukan oleh Dr. F.X. Rahyono (Ketua Departemen Linguistik FIB UI) yang sekaligus menandai berakhirnya acara seminar nasional ini. (WND)

Related Posts

Leave a Reply