id sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

Seminar Online UI: Wagub NTT Uraikan Strategi Tangani COVID-19

Universitas Indonesia > Berita > Seminar Online UI: Wagub NTT Uraikan Strategi Tangani COVID-19

Universitas Indonesia (UI) melalui Disaster Risk Reduction Centre (DRRC UI) menggagas seminar bertajuk “Pentahelix NTT Lawan COVID-19”. Kegiatan tersebut berlangsung secara virtual pada Jumat (4/9). Tujuan kegiatan ini adalah untuk melihat kisah dan kiat sukses masing-masing daerah dalam menangani COVID-19, sebagaimana tertuang di dalam Buku “Pengalaman Indonesia Menangani Wabah COVID-19” dan Buku Saku “Desa Tangguh Bencana Lawan COVID-19” karya sivitas akademika UI.

Sebelumnya, DRRC UI juga telah menggelar webinar dengan pembahasan serupa di Provinsi Sumatera Barat dan Maluku. Kegiatan ini terselenggara berkat dukungan dan kerja sama dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Pemerintah Provinsi NTT, Asosiasi Institusi Pendidikan Tinggi Kesehatan Masyarakat Indonesia (AIPTKMI), TP-PKK NTT, Universitas Nusa Cendana, Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI), dan Perhimpunan Ahli Kesehatan Kerja Indonesia (PAKKI).

Pertemuan virtual tersebut diawali dengan sambutan oleh Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Emanuel Melkiades Laka Lena; Kepala Pusdiklat BNPB Berton Panjaitan; Staf Ahli Menteri Bidang Aparatur dan Pelayanan Publik Kementerian Dalam Negeri Dr. Drs. Yusharto H, M.Pd; Ketua MWA UI Saleh Husin; dan Rektor Universitas Nusa Cendana Prof. Ir. Fredrik L. Benu, M.Si., Ph.D. Pada sesi seminar online, para narasumber yang hadir yaitu Wakil Gubernur NTT Josef Nae Soi; Ketua TP-PKK NTT Julie Sutrisno Laiskodat; Ketua IAKMI Dr. Ede Surya Darmawan, S.KM., M.DM ; Ketua PAKKI Dr. Robiana Modjo, SKM., M.Kes; Pengurus Pusat AIPTKMI serta Dekan FKM Undana, Dr. Apris Adu, S.Pt., M.Kes. Selain itu dihadiri pula oleh tim penulis buku yaitu Prof. Dra. Fatma Lestari, M.Si., Ph.D (Ketua DRRC UI); Prof. Dr. dr. Rachmadhi Purwana, S.K.M (Dosen Sekolah Ilmu Lingkungan (SIL UI)); dan Dr. Rachma Fitriati, M.Si, M.Si (Han) (Dosen Fakultas Ilmu Administrasi (FIA UI)).

Lebih lanjut, para penanggap yang diundang dalam seminar online kali ini yaitu Ketua DPRD NTT, Emilia Julia Nomleni; Tokoh Kesehatan Masyarakat NTT, Ketua IAKMI NTT, Dr. dr. Hyronimus A. Fernandes, M.Kes; Kepala Desa Detusoko Barat, Ferdinandus “Nando” Watu; Pendiri Rumah Perempuan, Wilhemintje Libby Sinlaeloe; Tokoh Muda Perempuan Penggerak Kalangan Milenial, Mira Natalia Pellu. Hadir pula perwakilan dari tokoh agama yaitu Ketua Sinode Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT), Provinsi NTT, Pdt. Dr. Mery Kolimon M.Th; Uskup Agung Kupang, Provinsi NTT, Mgr Petrus Turang dan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi NTT, Haji Abdul Kadir Makarim. Kegiatan ini dimoderatori oleh dr. Agustin Kusumayati, MSc, PhD. yang merupakan Ketua Asosiasi AIPTKMI dan Sekretaris Universitas Indonesia. Seminar online Pentahelix NTT Lawan COVID-19 dapat disaksikan kembali melalui kanal youtube UI: https://www.youtube.com/watch?v=Cc5FeJMZsJ4.

Wagub NTT Josef menguraikan upaya NTT di dalam menangani pandemi COVID-19. Ia menjelaskan, “NTT tidak hanya menjalankan pentahelix, melainkan heksahelix. Selain melibatkan kelima pihak, yaitu pemerintah, akademisi, masyarakat, industri dan media, kami juga menekankan pada unsur iman – Tuhan yang maha kuasa. Kami menekankan kepada masyarakat ‘Imun dan Iman’. Kami mengobarkan semangat optimis melawan COVID-19 dengan sosialisasi hidup sehat, makanan bernutrisi.

Selain itu kami juga memperketat pintu keluar masuk se-Provinsi NTT (transportasi udara, darat & laut), menjaga desa agar tidak terganggu dan tertular dari imported case. Pertahanan desa harus kami perkuat sebab warga desa tidak mungkin menjalankan work from home. Jika mereka tidak keluar untuk bekerja, maka tidak akan bisa makan dan minum. Tokoh agama juga sangat diberdayakan untuk berkomunikasi dengan masyarakat. Salah satu kearifan lokal provinsi NTT di tengah pandemi adalah dengan mendorong masyarakat mengonsumsi daun kelor yang banyak dijumpai di perumahan warga di NTT. Daun kelor sebagai miracle tree dipercaya mampu memenuhi asupan gizi dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh.”

Wagub NTT juga memaparkan bahwa pertumbuhan ekonomi NTT pada bulan September 2020 sudah mulai bergerak meningkat. Pada triwulan pertama 2020 hingga triwulan kedua bulan pertama tercatat pertumbuhan ekonomi masih positif, namun memasuki bulan kedua triwulan kedua sudah menjadi minus. Berkenaan dengan hal tersebut, Dekan FKM Undana, Dr. Apris Adu  menjelaskan, “Sangat perlu adanya kolaborasi antara akademisi dengan Pemerintah NTT serta NGO untuk berkoordinasi mengelola protokol kesehatan serta memastikan perekonomian tetap berjalan. Kami juga banyak menerima masukan dari AIPTKMI terkait upaya promotif dan preventif.”

Senada dengannya, Ketua TP-PKK NTT Julie Sutrisno Laiskodat memaparkan tentang gerakan menggunakan masker di NTT. Ia menyebutkan, “Kami telah membagikan 50.000 masker untuk seluruh wilayah di NTT. Pembagian masker ini tidak semata menyelamatkan nyawa saja, melainkan juga menyelamatkan perekonomian masyarakat. Berkisar 10ribu masker yang dibagikan merupakan masker tenun NTT produksi UMKM NTT.”

Prof. Rachmadhi Purwana menjelaskan, “Beda tempat maka akan berbeda pula masalahnya. Terdapat faktor interaksi lingkungan dan komunitas serta infrastruktur dan sistem. Virus tidak bergerak namun bisa berpindah oleh karena manusia. Maka yang paling baik adalah bertumpu pada masyarakat. Tetap menggunakan masker, menjalankan pola hidup bersih dan sehat, serta jaga jarak.”

Kolaborasi masyarakat dan tokoh agama di NTT juga sangat mendukung keberhasilan penanganan COVID-19 di NTT. Keterlibatan para ibu yang tergabung di dalam PKK, Rumah Perempuan, serta kolaborasi dengan anak muda penggerak kalangan milenial dan para tokoh agama juga menjadi salah satu kunci keberhasilan berbasis kearifan lokal di NTT. Rangkaian seminar online ini diharapkan mampu menggambarkan berbagai keunikan dan kreativitas penanganan wabah penyakit terbesar pada abad ini. Sejumlah kearifan lokal dari berbagai provinsi yang ada di Indonesia telah dipraktikkan dan berdampak pada keselamatan, kesehatan serta perekonomian, sosial budaya di tengah masyarakat setempat.

Related Posts

Leave a Reply