iden sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

Solusi Atasi Peningkatan Kemiskinan dan Ketimpangan Sosial

Universitas Indonesia > Berita > Berita Fakultas Ekonomi dan Bisnis > Solusi Atasi Peningkatan Kemiskinan dan Ketimpangan Sosial

Kajian Ekonomi dan Pembangunan Indonesia (Kanopi) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) menyelenggarakan seminar internasional The 19th Economix, dengan tema “Paving Ways Out of Poverty: A Quest to Empower the World’s Underprivileged”. Duta Besar Britania Raya untuk Indonesia-Timor Leste, H.E. Owen Jenkins, menyampaikan dalam sambutannya, pandemi Covid-19 menciptakan krisis yang mengakibatkan peningkatan kemiskinan dan ketimpangan sosial di dunia. Peningkatan kemiskinan ini berusaha diatasi melalui kebijakan dalam negeri maupun global, meliputi peningkatan kualitas pendidikan, penyediaan lapangan kerja melalui pemberdayaan masyarakat, dan kemudahan akses kesehatan melalui kolaborasi antarnegara.

Hal senada juga disampaikan oleh mantan Menteri Riset dan Teknologi RI Prof. Bambang Brodjonegoro. Ia menyatakan, peningkatan kemiskinan akibat pandemi Covid-19 diperparah dengan perubahan iklim di kawasan Asia Selatan dan sub-Sahara Afrika pada akhir 2020. Menurutnya, permasalahan tersebut dapat diselesaikan melalui beberapa tindakan, yaitu membuat kebijakan sesuai dengan kebutuhan masyarakat, mengalokasikan dana lebih besar untuk mencegah masalah sosial melalui program pemberdayaan masyarakat, serta meningkatkan kolaborasi dan kerja sama global demi membantu masyarakat miskin di seluruh dunia.

Pada sesi keynote speech, Susi Pudjiastuti menyampaikan bahwa penyebaran Covid-19 yang begitu cepat menjadi fokus utama bagi Susi Pudjiastuti. Ia sepakat bahwa pandemi berdampak besar terhadap peningkatan kemiskinan masyarakat, namun pembatasan-pembatasan harus tetap dilakukan untuk mencegah terjadinya penyebaran virus.

Permasalahan ini perlu direspons dengan adanya program pemberdayaan kelompok masyarakat kurang mampu melalui pelatihan peningkatan keterampilan. “Program ini sangat penting mengingat masyarakat kurang mampu tidak memiliki kapasitas yang memadai karena kurangnya pengetahuan dan akses fasilitas. Dengan program tersebut, masyarakat memperoleh kesempatan untuk mengakses fasilitas dan memenuhi kebutuhannya,” kata Susi.

Ide pemberdayaan ini didukung sepenuhnya oleh Sandiaga Uno. Menurutnya, pemberdayaan masyarakat kurang mampu dapat dilakukan di bidang ekonomi kreatif dan pariwisata dengan menyediakan lapangan kerja melalui usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di destinasi wisata seluruh Indonesia. Momen keterlibatan Indonesia di acara internasional (MotoGP dan G20) harus dimanfaatkan untuk memajukan industri ekonomi kreatif dan pariwisata.

“Pemberdayaan masyarakat berfokus pada beberapa program, seperti desa wisata dan pendidikan vokasi di bidang pariwisata. Desa wisata diproyeksikan dapat meningkatkan kapabilitas dan kesiapan masyarakat untuk menjadikan daerahnya sebagai destinasi wisata. Program ini dibarengi dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan vokasi pariwisata yang diberikan pada masyarakat,” kata Sandi.

Pemerintah juga menyediakan sensus penduduk di bidang sosial-ekonomi untuk meningkatkan akurasi data bantuan sosial dalam mengatasi kemiskinan. Pemerintah menggalakan kredit usaha rakyat (KUR) yang ditujukan untuk mendorong jiwa wirausaha masyarakat. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Dr. (H.C.) Ir. Airlangga Hartarto mengatakan, “KUR ditujukan bagi masyarakat yang kurang mampu dengan harapan dapat meningkatkan taraf hidupnya melalui kegiatan usaha. Bukan hanya UMKM yang sudah ada, masyarakat yang terdampak pandemi, seperti pekerja yang di-PHK, juga dapat memanfaatkan program ini.”

Setelah seminar, dilanjutkan dengan sesi diskusi panel yang dipandu Komisaris PT Infra Digital Nusantara Dr. Fithra Faisal, bersama para narasumber Associate Professor dari University of California, San Diego, Dr. Samuel Bazzi; Practice Leader for Human Development at the World Bank Group Dr. Achim Schmillen; dan Direktur Eksekutif IBEKA Tri Mumpuni. Dalam kesempatan itu, para pembicara mendiskusikan solusi untuk mengatasi permasalahan kemiskinan secara global, terutama yang disebabkan pandemi Covid-19.

 

Penulis: Satrio A | Editor: Sapuroh

Related Posts