id sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

Sri Mulyani Hadir di UI Bahas Keberagaman

Universitas Indonesia > Berita > Sri Mulyani Hadir di UI Bahas Keberagaman

Universitas Indonesia (UI) menggelar kegiatan Mini Simposium dengan tema “Diversity and Healthy Relationship”. Kegiatan ini mengundang berbagai pelajar dari seluruh Indonesia untuk hadir dan mempresentasikan hasil penelitian mereka terkait keberagaman.

Kegiatan ini mengundang kenynote speaker Prof. Prithviraj Chattopadhyay (University of Auckland) yang membawakan tema “Relational Demography: A Framework for Understanding Diversity in Organizations”, Sri Mulyani Indrawati (Menteri Keuangan RI) yang dengan tema “Challenges of Diversity Management in a Public Organization”, dan Prof. Elizabeth George (University of Auckland) dengan tema “How Does Dissimilarity Make A Difference?”.

Dalam pemaparannya, Sri Mulyani menyampaikan pengalamannya menanamkan nilai-nilai empati dan toleransi di lingkungan Kementerian Keuangan dan Bank Dunia. Menurutnya, nilai toleransi dan empati tidak bisa hanya diperkenalkan melalui omongan, namun juga pengalaman.

“Kami di Kementerian Keuangan mempunyai program “anak asuh”. Jadi selama seminggu, para pejabat eselon 1 dan 2 diwajibkan untuk menjadi orang tua asuh dari seorang anak yang berbeda agama dengan mereka selama seminggu,” jelasnya.

Program ini ternyata efektif untuk menanamkan nilai toleransi kepada mereka, serta memahami esensi dari sikap empati. Menurutnya, sikap empati menjadi dasar dari hidup bermasyarakat di tengah keanekaragaman suku dan ras seperti Indonesia.

“Dengan empati, kita menjadi memahami, dengan memahami kita menjadi mengerti, dengan mengerti, kita menjadi menghargai,” jelas Sri.

Sesi lainnya adalah round table discussion yang membahas tema-tema spesifik terkait isu keberagaman di Indonesia. Selain itu, juga terdapat Writing Camp bagi para peserta.

Dengan kegiatan ini, diharapkan akan terbuka diskusi mendalam terkait isu keberagaman di Asia pada umumnya, dan Indonesia pada khususnya. Para peserta diharapkan mempunyai paradigma baru terkait perbedaan. Bukan lagi sebagai sebuah potensi perpecahan, tapi potensi untuk menumbuhkan persatuan, kreatifitas, dan harmoni.

 

Related Posts

Leave a Reply