id sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

Tantangan Demokrasi di Indonesia

Universitas Indonesia > Berita > Tantangan Demokrasi di Indonesia

Indonesia menghadapi tantangan tersendiri sebagai negara demokrasi yang struktur masyarakatnya sangat heterogen. Indonesia adalah salah satu negara paling multikultur di dunia, disatukan dengan politik demokrasi pancasila.

Hal tersebut disampaikan Prof. Dr. Thomas Meyer, sosiolog asal Jerman, Kamis (17/3/2016). Meyer hadir dalam diskusi publik berjudul “Politics of Cultural Differences & The Challenge for Civillity”, acara yang merupakan kerja sama UI dengan Friedrich Ebert Stiftung.

Meyer menekankan bahwa untuk mencapai suksesnya demokrasi, “berbagi budaya sipil” harus dilakukan. Dengan adanya keterlibatan sipil yang aktif dan partisipatif maka ini akan menjadi faktor yang amat positif dalam perkembangan demokrasi.

Ruang dialog publik juga harus dibuka seluas-luasnya untuk menjaga persatuan dalam keberagaman. Hal ini harus diikuti dengan kesetaraan dan keterbukaan antar sesama pihak yang memiliki perbedaan demi demokrasi yang lebih baik.

Masing-masing pihak harus bisa mengekspresikan identitas sosialnya. Tensi dan kontradiksi akan dapat diminimalisir dengan adanya ruang diskusi publik.

Identitas sosial di negara multikultur dan demokrasi seperti Indonesia adalah hal yang cukup rumit. Berbagai latar belakang, kepentingan dan cara pandang masuk dalam satu tataran politik. Jika ini tidak dikelola dengan baik maka bisa memicu tumbuhnya fundamentalisme.

Meyer juga berpandangan bahwa institusi pendidikan memegang peranan vital untuk menjaga demokrasi yang ada di Indonesia. Mereka adalah agen sosialisasi yang mampu menjaga keberlangsungan demokrasi. Reproduksi nilai dan identitas berawal dari insitusi pendidikan, kapabilitas dan kredibilitas institusi pendidikan Indonesia harus terus ditingkatkan.

Related Posts

Leave a Reply