https://www.elementbike.id/data/selotgacorku/https://karanganbungacilacap.com/https://masjidjoglo.fikk.unesa.ac.id/assets/https://e-learning.uniba-bpn.ac.id/rahasia/app.htmlhttps://elearning.ittelkom-sby.ac.id/group/s1/https://lms.unhi.ac.id/login/maxwin/https://e-learning.unim.ac.id/notes/-/smaxwin/https://uinsatu.ac.id/media/sthailand/https://simpenmas.untirta.ac.id/panduan/-/http://keris.bondowosokab.go.id/public/system/https://tik.unj.ac.id/wp-content/konten/https://perizinanfilm.kemdikbud.go.id/uploads/blog/https://dishub.babelprov.go.id/images/sgacor/https://sipolahta.dispermadesdukcapil.jatengprov.go.id/img/user/https://dpupr.bantenprov.go.id/dpupr/uploads/files/http://bendungan-kita.sda.pu.go.id/assets/css/demo/https://agroteknologi.faperta.untad.ac.id/kaktus/images/https://sisurat.itenas.ac.id/application/core/https://www.umm.ac.id/files/media/<
Tim Katamataku Berikan Edukasi Penyakit Kusta Bagi Mahasiswa Vokasi UI - Universitas Indonesia
id sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

Tim Katamataku Berikan Edukasi Penyakit Kusta Bagi Mahasiswa Vokasi UI

Universitas Indonesia > Berita > Tim Katamataku Berikan Edukasi Penyakit Kusta Bagi Mahasiswa Vokasi UI

Pada Sabtu (25/11/2020) Tim Katamataku Fakultas Kedokteran UI mengadakan edukasi terkait penyakit kusta bagi mahasiswa Vokasi secara daring. Materi utama edukasi diberikan oleh dr. Steven Setiono, SpKFR (Dokter Spesialis Ilmu Kedokteran Fisik & Rehbilitasi RSCM-FKUI), yang memberikan materi terkait gangguan fungsional pada orang dengan Kusta.

Pada pemaparannya, dr. Steven berbicara tentang diagnosa kusta yang dapat dilakukan secara mandiri. Ada beberapa ciri khas kusta yang dapat dideteksi secara dini tanpa menggunakan alat, yaitu adanya bercak putih yang tidak berasa, serta adanya penebalan saraf tepi yang disertai dengan sensasi kelemahan otot dan nyeri.

“Deteksi dini ini penting agar dapat terjadi pengobatan dini pada pasien.Kusta dapat disembuhkan dengan pengobatan multidrug therapy selama 6-12 bulan dengan tingkat penularan yang sangat kecil,” ujarnya.

Penanganan yang terlambat dapat menyebabkan deformitas (kelainan/kecatatan) pada bagian-bagian tubuh seperti kulit, syaraf, mata,dan area pernafasan. Utamanya, deformitas terjadi karena kepekaan terhadap sensasi sakit pada kulit berkurang sehingga tubuh menjadi lebih gampang terkena luka dan infeksi.

Luka dan infeksi ini dapat menyebar dan membuat otot-otot sendi menjadi lemah, dan tidak bisa digerakkan. Inilah yang menjadi awal terjadinya deformitas. Bila sudah terjadi deformitas, maka yang dapat dilakukan adalah melakukan perawatan diri dengan memakai alat-alat bantu khusus, perawatan kulit dengan pelembab, dan peregangan rutin.

Materi lain pada sesi edukasi ini dibawakan oleh Dr. Febrina Rahmayanti, drg., Sp. PM (K) (Kepala Departemen Ilmu Penyakit Mulut FKG UI) dengan topik “Kesehatan Gigi dan Mulut Bagi Orang yang Pernah Mengalami Kusta”, serta Muhammad Hidayat Sahid, AMd.OT, S.KM., M. Epid (Kepala Laboratorium Okupasi) dengan materi “Perawatan Okupasi bagi Penderita Kusta”.

 

 

Related Posts

Leave a Reply