iden sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

UI Dukung Pengembangan UMKM dan Pariwisata Melalui Penguatan Layanan Kesehatan Primer dalam The 2nd ITTP-Covid19

Universitas Indonesia > Berita > Berita Fakultas Kesehatan Masyarakat > UI Dukung Pengembangan UMKM dan Pariwisata Melalui Penguatan Layanan Kesehatan Primer dalam The 2nd ITTP-Covid19

Penguatan pelayanan kesehatan primer untuk mendukung perkembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) perlu dilakukan, terutama setelah dunia dilanda pandemi Covid-19 pada dua tahun terakhir. Menurut Sekretaris Universitas UI, dr. Agustin Kusumayati, M.Sc., Ph.D., berdasarkan pengalaman penanganan pandemi Covid-19, banyak negara yang gagal menekan angka kasus positif Covid-19 karena terlalu berfokus pada identifikasi kasus baru dan mengabaikan strategi pencegahan. Oleh karena itu, penting untuk mengimplementasikan strategi tersebut sesuai dengan kondisi terkini.

Dalam menangani pandemi Covid-19, terdapat strategi pencegahan yang disebut strategi lima tingkat pencegahan. Kelima tingkat tersebut adalah promosi kesehatan dengan memopulerkan gaya hidup sehat; perlindungan khusus pencegahan penyakit; diagnosis dini dan penanganan penyakit dengan segera; pembatasan kecacatan; serta rehabilitasi. Dari kelima tingkat pencegahan tersebut, tiga tingkat pertama adalah fungsi pelayanan kesehatan primer yang merupakan layanan kesehatan dengan tingkat aksesibilitas tinggi bagi masyarakat, baik dari segi jarak maupun biaya.

Berdasarkan hasil Deklarasi Alma Ata tahun 1978, terdapat delapan komponen utama dari pelayanan kesehatan primer, yaitu edukasi kesehatan; suplai makanan dan gizi yang tepat; sanitasi dasar dan suplai air bersih yang memadai; kesehatan ibu dan anak; imunisasi; pencegahan dan kendali penyakit endemik; tatalaksana penyakit infeksi; serta penyediaan obat-obatan esensial. Komponen tersebut harus tetap diperhatikan dalam upaya pemulihan ekonomi pascapandemi Covid-19 agar masalah kesehatan dapat terkendali.

Untuk membangun pelayanan kesehatan primer yang baik dibutuhkan dukungan dan kolaborasi dari berbagai pihak yang terdiri atas pemerintah; universitas dan akademisi untuk membantu mengembangkan layanan; industri dan sektor privat; komunitas dan masyarakat; media massa dan media sosial untuk menyebarkan informasi. Kolaborasi ini dapat difokuskan pada partisipasi komunitas, koordinasi lintas sektor, mekanisme pendukung, dan teknologi tepat guna.

Dalam pemulihan pascapandemi Covid-19, UMKM berperan penting sebagai penggerak ekonomi karena menstimulasi pertumbuhan ekonomi pada skala lokal dan mendistribusikan perputaran uang bagi masyarakat sekitar. Melalui UMKM, masyarakat yang terdampak akibat pandemi dapat kembali berdaya. Meski begitu, pelaksanaan UMKM sering dihadapkan pada masalah kesehatan dan keamanan, seperti penyakit menular (Tuberkulosis hingga Covid-19); kecelakaan kerja; paparan racun; cedera ergonomis; dan kekerasan di tempat kerja. Pelayanan kesehatan primer merupakan salah satu solusi bagi UMKM untuk mengatasi masalah-masalah tersebut.

Sekretaris Universitas UI, dr. Agustin Kusumayati, M.Sc., Ph.D.

“Kami membutuhkan kolaborasi penta-helix untuk memastikan pelayanan kesehatan primer serta langkah-langkah keselamatan dan kesehatan yang memadai di setiap UMKM. Selanjutnya, UMKM dapat mengembangkan bisnis mereka dengan menyediakan produk dan layanan yang lebih baik. Langkah ini ditempuh untuk meningkatkan ekonomi dan mengurangi kemiskinan di daerah tersebut,” kata dr. Agustin.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, Dr. H. Sandiaga Salahuddin Uno, BBA., MBA.

Menurut Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, Dr. H. Sandiaga Salahuddin Uno, BBA., MBA., pemerintah terus berusaha berkolaborasi dan mempromosikan pariwisata dan UMKM di Indonesia agar tetap bertumbuh di tengah pandemi. Hal ini penting karena pariwisata dan UMKM memiliki peran besar dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia. Berbagai kebijakan dan program telah dan akan terus dikembangkan untuk mendorong UMKM memasuki supply chain dengan peningkatan nilai produk dan selling power.

Salah satu upaya yang dilakukan Kemenparekraf adalah dengan memprioritaskan transformasi digital untuk UMKM. Untuk meningkatkan selling power, UMKM dapat menggunakan instalasi planogram. Planogram merupakan display produk UMKM yang diinovasikan dengan menambahkan kode QR agar langsung terhubung dengan marketplace online untuk melakukan transaksi pembelian secara online.

“Transisi digital tersebut dapat meningkatkan penjualan menjadi lebih banyak lagi. Berdasarkan data yang diperoleh, terdapat peningkatan penjualan sebesar 79,4% dengan memanfaatkan penjualan daring. Momen pemulihan ini bisa menjadi pemicu bagi pariwisata dan ekonomi untuk berkembang agar lebih inklusif dan berkelanjutan,” kata Dr. Sandi.

Senior Program Manager, Tourism and Hospitality Management RMIT University, Vietnam, Dr. Jackie Lei Tin Ong, turut menyampaikan strategi untuk mencapai pariwisata yang berkelanjutan. Strategi tersebut dimulai dengan terus memperbarui awareness terkait pengembangan pariwisata; pengembangan infrastruktur yang membentuk smart tourism ecosystem; pengaplikasian teknologi dan sains untuk mendukung digitalisasi pariwisata; serta memperbaiki manajemen pariwisata untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi.

Selain itu, untuk mengembangkan dan mempromosikan bisnis pariwisata, diperlukan kebijakan yang mendukung kerja sama kemitraan publik-swasta; dan pengembangan sumber daya manusia pariwisata. Pembuatan produk pariwisata yang bermutu, beragam, dan bernilai tambah tinggi juga dapat dilakukan dengan menonjolkan keunggulan sumber daya alam masing-masing daerah dan lokalitas, sesuai dengan kebutuhan wisatawan. Agar destinasi pariwisata semakin dikenal, penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi juga dapat dimanfaatkan, yaitu melalui digitalisasi pariwisata.

Webinar yang diadakan Senin (8/8) ini merupakan rangkaian acara The 2nd International Teleconference on Technology and Policy in Supporting Implementation of Covid-19 Recovery Plan in Southeast Asia (The 2nd ITTP-Covid19). Kegiatan ini diselenggarakan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) bekerja sama dengan 21 universitas di Asia Tenggara. Forum ini ditujukan bagi berbagai komunitas di ASEAN untuk menyinergikan strategi dalam upaya pemulihan pascapandemi Covid-19. Acara yang didukung sekretariat ASEAN dan ASEAN University Network (AUN) ini diselenggarakan secara daring melalui Zoom dan Youtube FKM UI.

Related Posts