id sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

UI Gelar Dialog “Dari UI untuk Bangsaku”

Universitas Indonesia > Berita > UI Gelar Dialog “Dari UI untuk Bangsaku”

IMG_4449

Jumat (22/4/2016), Center for Election and Policy Party (CEPP) Fakultas Ilmu sosial dan Politik (FISIP) UI menggelar dialog kebangsaan. Dialog bertajuk “Dari UI untuk Bangsaku” tersebut digelar di Taman Melingkar Perpustakaan UI.

Dialog menghadirkan sejumlah pembicara yang merupakan alumni UI, yakni Prof. Dr. Yusril Ihza Mahendra, S.H., M.Sc, Fahri Hamzah, S.E., Dr. Ichsanuddin Noorsy, B.Sc., S.H., M.Si, dan Drs. Ridwan Saidi.

Dialog dibuka oleh sambutan Rektor UI Prof. Dr. Ir. Muhammad Anis, M.Met. Dalam sambutannya, Anis menyampaikan dukungannya kepada dialog yang diselenggarakan CEPP. Namun, ia juga menekankan bahwa terselenggaranya dialog ini bukan menunjukkan keberpihakan UI dalam kancah politik. “Universitas Indonesia sebagai lembaga tetap netral,” kata Anis.

Universitas Indonesia, lanjut Anis, tidak mendukung pihak manapun. Terselenggaranya dialog ini ia sambut baik sebagai langkah membicarakan penyelenggaraan kualitas pemilu yang lebih baik. “Yang diadakan ini untuk tujuannya untuk meningkatkan kualitas pemilu di Indonesia. Oleh karena itu mengundang berbagai tokoh,” tegas Anis.

Ridwan Saidi dalam dialog memaparkan beberapa permasalahan yang tengah dihadapi oleh bangsa Indonesia. Menurutnya, salah satu masalah utama bangsa ini adalah banyaknya kesalahan dalam sejarah Indonesia yang dikemukakan oleh berbagai arkeolog selama ini.

Contohnya adalah mengenai kebenaran eksistensi kerajaan Tarumanegara dan sebab gugurnya Purnawarman dulu. Oleh karena itu, Ridwan mengungkapkan Indonesia memerlukan rekonstruksi sejarah.

Sementara itu, Fahri Hamzah berorasi dengan membawa peserta dialog untuk menyusuri sejarah bangsa Indonesia berpuluh-puluh tahun silam. Menurut Fahri, jauh sebelum negara ini merdeka sampai negara ini mengalami reformasi peran angkatan muda terutama mahasiswa sangat penting dalam menentukan arah bangsa Indonesia,

“Tidak ada proklamasi jika tidak ada anak-anak muda yang menekan orang-orang tua untuk segera memproklamirkan kemerdekaan” katanya.

Selanjutnya, orasi dilanjutkan oleh Ichsanuddin Noorsy. Ichsasuddin selama ini dikenal sebagai ekonom dan pengamat kebijakan publik Indonesia yang selalu gigih mengkritisi dan menolak praktik aliran ekonomi neoliberal.

Ichsanuddin yang mengedepankan ekonomi kerakyatan ini bertanya pada peserta dialog, “Apakah kita ingin menjadi bagian masalah atau menjadi bagian solusi?” tanyanya. Untuk itu, Ichsanuddin mengajak semua sivitas akademika UI untuk bangkit menjadi bagian dari solusi.

Penulis : Kelly/Nisa

 

Related Posts

Leave a Reply