id sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

UI Jalin Kemitraan Riset Berbasis Teknologi Lewat Program UKICIS

Universitas Indonesia > SDGs > SDG17 > UI Jalin Kemitraan Riset Berbasis Teknologi Lewat Program UKICIS

Depok,  9  September  2021.  Universitas Indonesia  (UI) bersama  Institut  Teknologi Bandung  (ITB), Institut Pertanian Bogor (IPB), University of Nottingham, University of Warwick, dan Coventry University, menjalin kemitraan riset multidispliner berbasis teknologi melalui program UK-Indonesia Consortium for Interdisciplinary Sciences (UKICIS).  Kesepakatan  tersebut  ditandai  dengan penandatanganan naskah Memorandum of Understanding (MoU) pada Rabu, 8 September 2021, yang dilakukan secara daring.

Penandatanganan  tersebut  dilakukan  oleh  Prof.  Ari  Kuncoro,  S.E,  M.A,  Ph.D.  (Rektor  UI)  dan pimpinan dari lima perguruan tinggi lainnya, disaksikan oleh Duta Besar RI untuk London H.E. Desra Percaya. Para pimpinan dari perguruan tinggi itu menyampaikan sambutan serta harapan untuk UKICIS, yakni Prof. Christine Ennew (Rektor University of Warwick), Prof. Reini Wirahadikusumah (Rektor ITB), Prof. Richard Dashwood (Wakil Rektor Bidang Riset Coventry University), Prof. Arif Satria (Rektor IPB), Prof. Robert Mokaya (Wakil Rektor University of Nottingham), dan Prof. Panut Mulyono (Rektor UGM).

Kemitraan ini meliputi kolaborasi akademik untuk penguatan pendidikan, ekonomi, sosial-budaya, serta meningkatkan kegiatan riset melalui kegiatan-kegiatan yang dapat melibatkan publik dan komunitas secara luas. Kegiatan yang akan dilakukan diantaranya adalah pelatihan dan pengembangan kapasitas perguruan tinggi di Inggris dan Indonesia, workshop UKICIS, pertukaran pelajar, dan riset policy brief kebijakan publik di Indonesia dan Inggris.

UKICIS adalah sebuah konsorsium kerja sama yang dibentuk pada Agustus 2020 antara Inggris dan Indonesia untuk memajukan kolaborasi di bidang pengembangan teknologi yang bersifat lintas disiplin ilmu. UKICIS bertujuan untuk memadukan kekuatan perguruan tinggi di Inggris dan Indonesia guna merespons isu-isu strategis yang terkini di dunia. Pembentukan UKICIS erat kaitannya dengan peran diaspora ilmuwan Indonesia, yang berkontribusi dalam diplomasi Indonesia dan Inggris, yaitu DR. Bagus Muljadi (Universitas Nottingham), DR. Berry Juliandi (IPB), DR. Irwanda Laory (Universitas Warwick), Made Andi Arsana, Ph.D (UGM), Prof. Benny Tjahyono (Universitas Coventry), dan DR. Rino Mukti (ITB).

Kolaborasi ini diproyeksikan akan terbangun dalam berbagai kegiatan multidisipliner, dalam upaya meningkatkan interaksi dan kedekatan Indonesia dan Inggris melalui penelitian kolaboratif. Selain itu, untuk saling-bantu dalam menyelesaikan permasalahan yang dimiliki melalui rekomendasi atas dasar riset yang telah dilakukan.

Rektor UI menyampaikan antusiasme yang tinggi terhadap kerja sama ini. Menurutnya, kolaborasi tersebut tidak hanya ditujukan untuk menyelesaikan isu yang ditemui di bidang akademik, melainkan yang dihadapi dunia pada hari ini, seperti permasalahan lingkungan dan kesejahteran masyarakat.

“Kami bangga  menjadi bagian dari  inisiatif besar  yang digagas  dan  didirikan  tidak  hanya  sebagai platform untuk memperkuat penelitian dan kemitraan akademik antara Indonesia dan Inggris, tetapi juga sebagai upaya kolektif dalam mengatasi masalah terbesar dunia, seperti energi, perubahan iklim, kemiskinan,  ketidaksetaraan,  dan  kesehatan,  terutama  tentang  bagaimana  membangun  ketahanan global terhadap pandemi Covid-19 baru-baru ini. Ini dirancang untuk menekankan pendekatan lintas dan multidisiplin untuk mempromosikan kemitraan timbal-balik antara anggota UKICIS. Saya yakin Universitas   Indonesia  akan   mampu  berkontribusi  dan  bekerja  sama  dengan   seluruh  anggota konsorsium dalam mengatasi berbagai tantangan yang muncul dan berporos menuju masa depan yang lebih baik bagi generasi kita,” ujar Prof. Ari.

Menurut Desra Percaya, UKICIS memberikan ruang bagi perguruan tinggi untuk berkontribusi dalam penyelesaian permasalahan konkret di dunia melalui riset multidisipliner dengan peneliti dari berbagai universitas. Selain itu, UKICIS dapat memperkuat substansi dan memperbanyak riset multidispliner  di UI. “Dengan bergabungnya UI dalam UKICIS, kegiatan riset yang selama ini dilakukan akan mempertajam riset yang telah dilakukan dan memperkaya sumber daya penelitian yang selama ini telah ada,” ujarnya.

Setelah penandatanganan nota kesepahaman tersebut, kegiatan dilanjutkan dengan diskusi para pakar mengenai  upaya  penanganan  isu-isu  global,  seperti  permasalahan  kelautan  dan  rantai  pasokan makanan. Narasumber yang hadir dalam kegiatan kuliah umum ini adalah Dr. Arie Afriansyah dan Dr. Cindy R. Priadi. Kedua peneliti ini pernah mendapatkan hibah penelitian dari Coventry University, Inggris.

Arie memaparkan tentang permasalahan kelautan di Indonesia yang berfokus kepada peran komunitas nelayan dalam pengelolaan wilayah laut. Fokus penelitian tersebut dikembangkan dengan menguji keamanan dan mata pencaharian komunitas nelayan dari ancaman penangkapan ikan secara ilegal dengan bahan yang berbahaya. Hasil penelitian tersebut adalah penangkapan ikan secara ilegal berdampak pada kehidupan nelayan.

“Terdapat beberapa dampak yang kami temukan. Pertama, meningkatnya jumlah ikan yang ada sebagai hasil dari moratorium kapal yang merupakan bekas negara asing. Kedua, taraf kehidupan komunitas nelayan meningkat secara umum. Ketiga, terjadi penurunan drastis dari pasokan ikan untuk industri perikanan karena harga yang meningkat akibat kapasitas penangkapan yang terbatas oleh nelayan. Keempat, kapasitas penangkapan nelayan erat kaitannya dengan permasalahan alat tangkap dan modal uang yang dimiliki untuk meningkatkan kapasitas tersebut,” ujar Arie menerangkan.

Cindy melakukan penelitian kolaboratif dengan Coventry University, Inggris, tentang penerapan ekonomi sirkular untuk membangun rantai distribusi makanan yang berkelanjutan. Dalam penelitian tersebut, ditemukan fakta bahwa rantai distribusi makanan yang cukup panjang menyebabkan terjadinya makanan yang terbuang. Oleh karena itu, penyederhanaan rantai distribusi makanan merupakan kunci untuk membangun pengelolaan makanan yang berkelanjutan.

 

Dra. Amelita Lusia, M.Si. CPR
Kepala Biro Humas dan KIP UI
Media contact: Mariana Sumanti, S.Hum, Wanda Ayu Agustin, S.IP
(Media Relations UI, humas@ui.ac.id ; 08151500-0002)

Related Posts