id sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

UI Kukuhkan Dua Guru Besar dari Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia > Berita > UI Kukuhkan Dua Guru Besar dari Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia (UI) kembali menambah Guru Besar dari Fakultas Kedokteran, yaitu Prof. Dr.rer.nat., Dra. Asmarinah, M.Si (Guru Besar llmu Biologi Kedokteran) dan Prof. Dr. dr. Ismail Hadisoebroto Dilogo, SpOT(K), (Guru Besar Ilmu Orthopedi).

Upacara pengukuhan dilaksanakan pada Sabtu (20/4) di Aula IMERI FKUI Kampus Salemba dan dipimpin oleh Rektor Ul, Prof. Dr.Ir. Muhammad Anis, M.Met. Dalam sambutannya, Prof. Dr.Ir. Muhammad Anis, M.Met. mengatakan bahwa pengukuhan ini menjadikan jumlah Guru Besar yang dimiliki UI sebanyak 272 orang. “Kontribusi dari FK sebanyak 61 Guru Besar,” tambah Anis.

Kemudian, Prof. Asmarinah menyampaikan Pidato Pengukuhan yang berjudul “Arah Perkembangan Kedokteran di Masa Depan: Dari Pasangan Basa Nitrogen pada Gen ke Pelayanan di Rumah Sakit”. Dalam pidatonya, ia menyampaikan bahwa pengetahuan tentang llmu Genetika dan Epigenetik sangat berguna untuk tata laksana penyakit dan pencegahan penyakit.

Dalam kurun waktu setengah abad terakhir, peningkatan pengetahuan dasar terkait mekanisme terjadinya penyakit telah membuat kemajuan yang sangat pesat dalam bidang kedokteran. “Di masa yang akan datang, pengobatan penyakit pada pasien harus memperhatikan profil genetik dan epigenetik yang dimilikinya, sehingga personalized medicine atau precision medicine, merupakan hal yang seharusnya menjadi perhatian kita semua yang bergerak dalam bidang kedokteran dan kesehatan,” ungkap Prof. Asmarinah.

Sementara itu, Prof. Ismail menyampaikan pidato berjudul “Mewujudkan Terobosan dan kemandirian Reparasi, Restorasi, Regenerasi, Rekonstruksi, serta Replacement Tulang, Sendi Panggul, dan Lutut di Indonesia”. Ia mengutarakan terobosannya terkait pelayanan total dan komprehensif melalui penelitian dasar, translasional, klinis, inovasi hingga layanan medis melalui pendekatan mekanis dan biologis dalam upaya penyembuhan patah tulang kompleks dan penyakit degeneratif.

Tata laksana komprehensif yang dimaksud adalah upaya preservasi (Reparasi, Restorasi, Regenerasi dan Rekonstruksi) hingga Replacement. Dalam pidatonya,Prof. Ismail juga menuturkan bahwa terobosan pendekatan mekanisfiksasi atau stabilisasi tulang yang telah dikembangkan berupa metode dan peralatan untuk meningkatkan efisiensi dan kemandirian dalam tata laksana fraktur dan penyakit degeneratif, seperti: fisasi pelvic C-clamp modifkasi sistem Ul-CM, fiksasi ekstemal periartkuler, kompaktor spinal, dan distraktor spinal. Keempatnya telah dipatenkan atas nama Prof. Ismail.

“Melalui upaya tersebut, diharapkan masyarakat Indonesia akan bebas nyeri, bebas bergerak, tidak cacat tulang dan sendi serta berfungsi baik sehingga dapat terus produktif,” pungkasnya.­

 

 

Related Posts

Leave a Reply