id sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

UI Resmikan Pusat Produksi Sel Punca dan Produk Metabolit Nasional

Universitas Indonesia > Berita > UI Resmikan Pusat Produksi Sel Punca dan Produk Metabolit Nasional

Menteri Riset Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN) Republik Indonesia, Prof. Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro, PhD meresmikan Pusat Produksi Sel Punca dan Produk Metabolit Nasional kolaborasi FKUI-RSCM-PT.Kimia Farma (Persero), Tbk pada Selasa (17/12/2019) di Ruang Senat Akademik Fakultas, FKUI, Salemba, Jakarta.

Turut mendampingi Menteri dalam peresmian tersebut, Rektor Universitas Indonesia, Prof. Ari Kuncoro, S.E., M.A., PhD; Dekan FKUI, Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB; Direktur Utama RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, dr. Lies Dina Liastuti, SpJP(K), MARS, FIHA; dan Direktur Pengembangan Bisnis PT. Kimia Farma (Persero), Tbk, Imam Fathorrahman.

“Saya harap, semakin hari stem cell kita makin bagus kualitasnya dan dapat memberi pelayanan lebih banyak ke masyarakat. Terima kasih kepada FKUI sudah mau dan berhasil menjadi national coordinator untuk stem cell. Kami selalu menunggu kiprah FKUI untuk menyehatkan masyarakat, terutama untuk tindakan preventif,” papar Menristek/Kepala BRIN dalam pidato arahannya.

Bonus demografi tahun 2020 memberikan konsekuensi meningkatnya prevalensi penyakit degeneratif. Selain penyakit degeneratif, kondisi lain seperti trauma, autoimun, keganasan dan lain sebagainya juga banyak yang bersifat terminal atau tidak lagi memberi respon dengan pengobatan konvensional (end stage) dan hingga saat ini belum ditemukan obat maupun cara pengobatannya.

Sel punca atau stem cell adalah sel yang memiliki kemampuan (potensi) untuk berkembang menjadi berbagai jenis sel-sel yang spesifik membentuk berbagai jaringan tubuh. Sel ini mampu berubah menjadi berbagai jenis sel matang yang khas (diferrentiate), mampu beregenerasi sendiri (self-regeneration), dan pada dasarnya merupakan blok pembangun (building block) pada tubuh manusia.

Dalam berbagai jaringan, sel punca juga dapat bertindak layaknya sistem perbaikan internal (internal repair system). Ketika sel punca membelah, masing-masing sel baru memiliki potensi tetap sebagai sel yang sama atau menjadi sel jenis lain dengan fungsi yang spesifik, seperti tulang, sel otot, sel saraf, sel darah merah, atau sel otak. Karena sifat tersebut, sel punca diyakini dapat digunakan untuk mengisi dan memperbaharui sel jaringan yang rusak akibat berbagai penyakit.

Sejak penelitian terkait sel punca pertama kali dilakukan oleh FKUI-RSCM pada tahun 2008, Unit Pelayanan Terpadu Teknologi Kedokteran (UPTTK) Sel Punca FKUI-RSCM telah melakukan penelitian berbasis pelayanan terapi yang melibatkan lebih dari 30 dokter subspesialistik dari berbagai keilmuan pada banyak kasus, seperti patah tulang gagal sambung; defek tulang panjang; defek tulang belakang; kelumpuhan akibat cedera saraf tulang belakang; osteoarthritis lutut; lesi osteokondral; degenerasi diskus tulang belakang; diabetes melitus; kaki diabetes; luka bakar dalam dan luas; kebutaan karena glaukoma, stroke, osteoporosis hingga penyakit jantung, skin rejuvenation dan kebotakan (alopecia).

Hingga saat ini sudah lebih dari 300 orang pasien yang dilakukan terapi sel punca yang dibiayai dari berbagai hibah kompetitif senilai lebih dari Rp.36.000.000.000. Ke depannya, penelitian sel punca akan dikembangkan untuk pengobatan lain seperti gagal ginjal akut, nerve regeneration, demensia, alzheimer dan penyakit-penyakit yang tidak lagi memberi respon dengan pengobatan konvensional (end stage).

Perkembangan dan kemajuan keilmuan terkait sel punca merupakan terobosan dan inovasi bagi Indonesia. Proyek pendirian Pusat Produksi Sel Punca dan Produk Metabolit Nasional kolaborasi FKUI-RSCM-PT. Kimia Farma (Persero), Tbk didanai dari Insentif Inovasi Perguruan Tinggi di Industri dari Kemenristekdikti melalui kolaborasi tim peneliti sel punca dari Klaster Stem Cell and Tissue Engineering IMERI-FKUI dan UPTTK Sel Punca FKUI-RSCM bekerja sama dengan PT. Kimia Farma (Persero) Tbk.

Hingga saat ini masyarakat yang memerlukan terapi sel punca masih memilih untuk melakukan terapi tersebut di luar negeri dengan biaya yang sangat mahal. Berangkat dari kondisi tersebut, Pusat Produksi Sel Punca dan Produk Metabolit Nasional kolaborasi FKUI-RSCM-PT.Kimia Farma (Persero), Tbk sebagai solusi atas kebutuhan masyarakat Indonesia terhadap aplikasi dan pengobatan dengan sel punca dan produk metabolitnya.

“Semoga dengan berkembangnya penelitian dan aplikasi sel punca di Indonesia, saya harap masyarakat Indonesia dapat segera menikmati manfaat sel punca. Sudah saatnya kita memberi keyakinan pada masyarakat bahwa Indonesia mampu memberikan perawatan sel punca seperti di luar negeri dengan kualitas yang sama dan harga yang bersaing,” lanjut Menristek/Kepala BRIN.

(Humas FKUI)

Related Posts

Leave a Reply