PT Translingkar Kita Jaya (PT.TLKJ) melakukan prosesi serah terima aset jalan dan jembatan akses RSUI kepada Universitas Indonesia (UI) pada Rabu (30/1) di Pusat Administrasi UI kampus Depok. Hadir dalam prosesi tersebut, Rektor UI Prof.Dr.Ir Muhammad Anis, M.Met, Direktur Utama PT.TLKJ Ir.Hilman Muchsin, MM, MT, Direktur Pengelolaan dan Pemeliharaan Fasilitas UI Prof. Dr. Ir. Gandjar Kiswanto. M.Eng, dan Direktur RSUI dr. Julianto Witjaksono, Sp.OG (K) serta jajaran pimpinan UI dan PT. TLJK.
Jalan dan jembatan Rumah Sakit UI (RSUI) dibangun atas dukungan hibah dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dan dikerjakan oleh PT.TLKJ yang kini telah rampung. Total hibah biaya konstruksi pembangunan jalan dan jembatan akses RSUI sebesar Rp 35.682.200.000.
Prof.Anis menuturkan, “Kami ingin memberikan service terbaik bagi sivitas akademika UI serta masyarakat umum yang ingin memanfaatkan pelayanan kesehatan RSUI. Dengan adanya jalan dan jembatan akses khusus, maka pengunjung dan pasien RSUI dapat terhindar dari padatnya lalu lintas pada zona akademik kampus UI. Kami juga mengucapkan terima kasih atas dukungan dari semua pihak khususnya Kemnterian PUPR dan PT.TLKJ.”
Jalan dan Jembatan ini menghubungkan Akses RSUI dengan Jalan Margonda. Terdapat empat akses menuju RSUI diantaranya, melalui jalur gerbang utama kampus UI Depok ; melalui Stasiun Pondok Cina ; melalui jembatan penyebrangan dari sisi Mal Depok Town Square (dalam tahap perencanaan) serta melalui jembatan akses RSUI.
RSUI kini telah membuka pelayanan kesehatan bagi masyarakat umum. RSUI akan berperan sebagai pengampu bagi rumah sakit dan puskesmas di wilayah Kota Depok dan sekitarnya. RSUI menyelenggarakan pelayanan kesehatan terintegrasi yang didukung dengan peralatan kesehatan berteknologi mutakhir serta menyediakan beragam layanan yang terbagi menjadi sepuluh klinik, diantaranya Klinik Umum; Klinik Anak ; Klinik Bedah ; dan Klinik Gigi . RSUI juga menjalankan kolaborasi pelayanan, pendidikan dan penelitian menjadi visi RSUI untuk menjadi menjadi rumah sakit berkelas dunia pada 2030.
