id sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

UI Terima Penghargaan Humas Indonesia dalam Bidang Pelayanan Informasi Publik

Universitas Indonesia > Berita > Berita Highlight > UI Terima Penghargaan Humas Indonesia dalam Bidang Pelayanan Informasi Publik

Biro Humas dan Keterbukaan Informasi Publik Universitas Indonesia (UI) meraih sejumlah penghargaan pada ajang Anugerah Humas Indonesia (AHI), yang diumumkan secara daring di akun Youtube “PR INDONESIA” pada Jumat (17/9). UI mendapat penghargaan dari tiga subkategori, yaitu Ruangan Pelayanan Informasi Publik Terinovatif (Gold Winner), Pengelolaan Pelayanan Informasi Publik Terinovatif (Silver Winner), dan Laporan Pelayanan Informasi Publik Terinovatif (Bronze Winner).

Dalam ajang AHI, penilaian dilakukan terhadap dua kategori, yaitu tokoh dan organisasi. Kriteria penilaian untuk tokoh terdiri dari: ekspose positif, komunikasi, interaksi, kepemimpinan, dan kebijakan, sedangkan untuk organisasi adalah: ekspose positif, komunikasi, interaksi, kinerja, dan prestasi. Metode penelitian yang dilakukan oleh panitia dalam menentukan pemenang adalah dengan menggabungkan metode kualitatif dan kuantitatif. Data analisis dikumpulkan dalam periode waktu 1 Januari – 30 Juni 2021 dan sumber data penelitian tercatat 7.015 sumber media online lokal, 962 media online nasional, dan 2.338 sumber media online internasional. Data ini juga melingkupi data interaksi (engagement) yang terdapat di media sosial dari tokoh atau institusi yang dinilai.

Kepala Biro Humas dan Keterbukaan Informasi Publik (KIP) UI, Dra. Amelita Lusia, M.Si mengatakan bahwa pencapaian ini merupakan hasil kerja sama dan sinergi Biro Humas dan KIP UI bersama unit kerja di lingkungan UI dan fakultas/sekolah pascasarjana/program pendidikan vokasi dalam memberikan akses pelayanan terbaik bagi warga UI dan masyarakat umum. “Semoga UI dapat terus memberikan pelayanan terbaik,” ujarnya.

Dr. Emilia Bassar, M.Si (Direktur Utama Center for Public Relations, Outreach and Communication /CPROCOM), salah seorang juri, menjelaskan indikator penilaian, “Semua peserta sudah memanfaatkan teknologi informasi untuk memberikan layanan publik, bahkan beberapa diantaranya sudah menggunakan self-service, dan ada yang bahkan sudah terintegrasi dengan anak perusahaannya, khususnya di lembaga Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Untuk aspek penilaian aksesibilitas, tidak hanya dinilai dari lokasi yang mudah dijangkau, tapi juga ada tidaknya akses bagi difabel,” ujarnya.

Ia juga menambahkan bahwa keberadaan informasi grafis yang menarik yang berisikan informasi dasar pelayanan itu sangat penting untuk dibuat pada masa pandemi Covid-19 ini. Hal ini agar masyarakat dapat memahami perubahan-perubahan terkait pelayanan di tengah suasana Work From Home (WFH) yang terjadi di sebagian besar institusi dan lembaga. Menurutnya, kemasan konten di media sosial dari para peserta juga harus lebih bersifat kekinian dan tidak lagi menggunakan pendekatan formal-kaku yang sudah tidak sesuai dengan demografi penikmat media sosial saat ini.

Ariya Sanjaya (Founder dan CEO KAZEE Digital Indonesia), juri AHI, mengatakan bahwa secara umum ada dua indikator besar yang dinilai, yaitu sisi user experience website/media sosial dan dalam sisi alat pengukuran. Pada user experience, terdapat empat hal yang sangat diperhatikan juri, yaitu tersedianya informasi terkait Covid-19 di website dan media sosial institusi/tokoh yang dinilai, kecepatan website, pembaruan website, dan bagaimana masyarakat dapat dengan mudah mendapatkan informasi ketika pertama kali memulai pencarian (search engine of dimension). Untuk mengukur dampak dan engagement dari sistem user experience yang sudah dibangun, maka tim juri melakukan metode pengukuran kuantitatif dengan bantuan Search Engine Optimization, Google Analytics, dan Alexa.

AHI merupakan ajang kompetisi kinerja kehumasan pemerintah di kementerian, lembaga negara, pemerintah daerah, BUMN dan BUMD se-Indonesia. Penghargaan ini diselenggarakan oleh Humas Indonesia yang terdiri dari pakar humas, konsultan/agensi kehumasan independen, pakar marketing dan pakar branding. Tujuan penyelenggaraan acara ini adalah untuk mendorong terciptanya peran kehumasan yang strategis dan kontributif bagi pencapaian citra dan reputasi positif lembaga/pemerintahan.

Mengutip rilis dari Humas Indonesia, penyelenggaraan kali ini diikuti oleh 117 lembaga publik dan tokoh nasional. Dengan mengangkat tema “Inovasi Komunikasi di Masa Pandemi”, mereka memperebutkan posisi terbaik di empat kategori besar, yaitu Pelayanan Informasi Publik Terinovatif, Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi Terbaik, Pemimpin Terpopuler di Media Digital, dan Institusi Terpopuler di Media Digital.

Penghargaan AHI merupakan apresiasi atas wujud nyata komitmen UI untuk terus memberikan layanan informasi terbaik. Hal ini sejalan dengan era keterbukaan informasi publik yang dimulai pasca disahkannya Undang-Undang No.14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik, dimana UI telah turut aktif dalam gerakan keterbukaan informasi dengan membuka layanan permohonan informasi publik Sentra Informasi dan Pelayanan Publik (SIPP) di Gedung Pusat Pelayanan Mahasiswa Terpadu (PPMT) Lantai Dasar, Kampus UI Depok. Layanan SIPP dapat diakses melalui surat, Whatsapp, surel, dan telepon. Pelayanan SIPP dibuka dari Senin hingga Jumat dari pukul 09.00-15.00 WIB, dan diberikan secara gratis.

Related Posts