id sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

Webinar Nasional Transisi Energi: Menuju Pembangunan Berkelanjutan

Universitas Indonesia > Berita > Berita Highlight > Webinar Nasional Transisi Energi: Menuju Pembangunan Berkelanjutan

Sistem energi mengalami transisi yang cepat melalui perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terkini serta permintaan global akan energi yang terjangkau, bersih dan terbarukan. Pemanfaatan sumber energi terbarukan dan digitalisasi sistem energi menjadi kunci untuk memastikan kelancaran proses transisi energi. Sistem energi yang terdesentralisasi diharapkan dapat memastikan setiap orang dapat memiliki dan mengakses energi yang stabil dan terjangkau.

Di lain pihak kerja sama dan kemitraan untuk menjalankan transisi energi yang berkeadilan memerlukan kebijakan energi dan insentif pendanaan yang tepat sesuai dengan konteks kebutuhan dan potensi masing-masing negara. Transisi energi bukan hanya tentang perubahan teknologi pemanfaatan dan penggunaan bahan bakar fosil ke energi terbarukan tetapi juga terkait dengan aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan.

Transisi energi merupakan salah satu inisiatif utama dalam Presidensi G20 Indonesia 2022 bagi pembangunan berkelanjutan serta untuk memperkuat koordinasi dan sinkronisasi peran dari semua stakeholder dalam melakukan transisi energi.  Merespon hal ini, Science20 (S20) yang diketuai oleh Prof. Satryo Soemantri Brodjonegoro (Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia/AIPI), Prof. Mohammed Ali Berawi (Universitas Indonesia/UI), Dr. Mego Pinandito (Badan Riset dan Inovasi Nasional/BRIN) dan Dr. Bambang Susantono (The Asian Development Bank/ADB) bersama dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berupaya ikut memastikan ekosistem transisi energi yang optimal serta menyukseskan inisiatif konkret G20 2022, melalui penyelenggaraan Webinar Nasional bertajuk “Transisi Energi: Menuju Pembangunan Berkelanjutan” pada Kamis, 17 Februari 2022.

Webinar ini merupakan agenda S20 yang kedua kali dalam rangkaian acara menuju Konferensi Tingkat Tinggi G20. Narasumber di acara ini antara lain Kepala BRIN Dr. Laksana Tri Handoko, Ketua Energy Transition 20 (ET20) Ir. Yudo Dwinanda Priaadi, M.S.; juga panelis akademisi/peneliti, pejabat kementerian, lembaga indipenden, dan praktisi industri, serta asosiasi profesi yang hadir, meliputi UI, AIPI, KESDM, BRIN, Dewan Energi Nasional (DEN), dan Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI). Panelis akan membahas proses transisi energi ditinjau dari aspek teknologi, pendanaan dan sosial budaya.

Dalam pidato sambutan, Prof. Ari mengatakan “Selain kegiatan webinar pada hari ini, Universitas Indonesia akan menggerakkan seluruh sivitas akademika dan potensi yang terdapat di 14 Fakultas dan Sekolah di UI untuk berkontribusi mendukung upaya bersama-sama untuk melakukan transisi energi menuju sumber energi alternatif dan terbarukan. Hal ini merupakan salah satu wujud komitmen UI untuk turut membangun bangsa, negara, dan berkontribusi pada peradaban dunia,” ujarnya.

Sementara itu, Plt. Deputi Bidang Pemanfaatan Riset dan Inovasi (BRIN) Dr. Mego Pinandito, M.Eng., mengatakan bahwa kita membutuhkan beragam teknologi, kajian terkait transisi energi dari sisi sosial, budaya, ekonomi dan sebagainya, karena kita juga memiliki satu kearifan lokal di dalam konteks energi dan penggunaannya.

Staf Ahli Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sekaligus Chair ET20, Ir. Yudo Dwinanda Priadi, Ms., menyampaikan kegiatan ini disesuaikan dari arahan Presiden RI yakni Transisi Energi menjadi salah satu pilar utama dan prioritas Presidensi G20 tahun 2022. Untuk itu, Kementerian ESDM selaku pengampu Energy Transitions Working Group telah mengusung tema sesuai prioritas dan teknis pelaksanaan untuk mendukung tercapainya hasil konkret dari forum Transisi Energi ini.

G20 2022 bertema “Recover Together, Recover Stronger” tujuannya untuk mengembangkan rencana aksi nyata dalam pemulihan ekonomi global yang hijau, inklusif, tangguh dan berkelanjutan setelah pandemi Covid-19. Hal ini disampaikan oleh Ketua AIPI sekaligus Ketua Engagement Group S20 Indonesia Prof. Dr. Satryo Brodjonegoro. Ia juga mengatakan, S20 bertekad untuk menyampaikan suatu statement atau komunike bersama negara anggota G20 lainnya, agar menyuarakan pesan-pesan dalam topik utama G20 yang lebih solid dan kuat.

Dr. Bambang Susantono, Ph.D. mengatakan transisi energi sangat berperan penting dalam menghadapi perubahan iklim. Asia Pasifik bertanggung jawab atas 50% emisi gas rumah kaca global dan 25% emisi global tahunan dari pembangkit listrik tenaga batu bara, sehingga transisi energi sangat diperlukan dan menjadi hal dasar untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan. Ia harus dilakukan secara merata dan inklusif dalam konteks apapun.

Sekretaris Jendral Kementeriaan ESDM Ir. Ego Syahrial, Ph.D mewakili Menteri ESDM menyampaikan fokus Predsidensi G20 terletak pada tiga isu utama, yaitu kesehatan global yang inklusif, tranformasi ekonomi berbasis digital, dan transisi menuju energi yang berkelanjutan. “Kebijakan nasional saat ini adalah melaksanakan transisi energi, yaitu dari energi fosil menuju energi yang lebih bersih, minim emisi dan ramah lingkungan terutama kita fokus dalam pengembangan energi terbarukan,” ujarnya.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Dr. (HC). Airlangga Hartanto, MBA., MMT, pembicara kunci, menyampaikan hasil kerja sama bersama dalam pemulihan ekonomi dan kesehatan di masa pandemi Covid-19. “Pertumbuhan ekonomi di kuartal ke empat mencapai 5,02% dan berbagai sektor sudah kembali seperti di sektor manufaktur yang indeksnya sepanjang bulan Oktober sampai Desember di atas 50,” ujar Airlangga.

Ia mengatakan, hal ini tidak terlepas dari supply energi yang tersedia dan saat ini energi terbesar adalah energi berbasis fosil. Selain itu, pembangunan ekonomi akan meningkatkan permintaan energi, sehingga pemerintah sudah membuat bauran energi dengan target energi yang terbarukan 23% di tahun 2025.

Seminar ini diharapkan dapat memberi masukan dan rekomendasi untuk penyusunan komunike bersama G20, antara lain untuk penguatan kerja sama dan sinergi antar pemerintah, akademisi dan industri untuk menciptakan ekosistem transisi energi yang optimal, sehingga dapat membawa transisi energi sebagai momentum kebangkitan dan kemandirian industri energi nasional. Ekosistem yang diharapkan dapat menghasilkan kebijakan yang akurat, beradaptasi dengan cepat, serta langkah strategis dan program kerja yang tepat untuk mewujudkan Indonesia maju.

 

Editor: Maudisha AR

Selengkapnya:

Related Posts