id sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

WHO: Belum Ada Bukti Virus Corona Sudah Masuk ke Indonesia

Universitas Indonesia > Berita > WHO: Belum Ada Bukti Virus Corona Sudah Masuk ke Indonesia

Akhir-akhir ini Virus Corona menjadi perbincangan hangat di dunia. Di Indonesia, masyarakat merespon dengan maraknya penggunaan masker di tempat-tempat umum. Namun, bagaimanakah sebenarnya virus ini bekerja? Lalu, bagaimana kesiapan Indonesia dalam menghadapi virus tersebut?

Semua ini dijawab dalam seminar kesehatan di Fakultas Kesehatan Masyarakat UI (FKM UI) yang berlangsung Selasa (11/02/2020). Salah satu pembicara yang hadir pada kegiatan tersebut adalah Perwakilan WHO untuk Indonesia, Dr Navaratnasamy Paranietharan.

WHO sebagai badan kesehatan dunia telah memberi nama tersendiri pada virus Corona, yaitu COVID-19.  ‘Co’ berarti ‘corona, ‘vi’ untuk ‘virus’, dan ‘d’ adalah ‘disease’, sedang ’19’ menunjuk tahun ketika wabah teridentifikasi pertama yakni pada 31 Desember 2019.

 

Menurut Paranietharan, nama itu dipilih menghindari stigma terhadap lokasi geografis, spesies hewan, atau komunitas tertentu sesuai rekomendasi internasional dalam hal penamaan.

Hal penting lain yang ia paparkan adalah fakta bahwa belum ada virus Corona yang masuk ke Indonesia.  “Belum ada satu pun bukti virus corona masuk ke Indonesia,” ungkapnya.

Sebagai tambahan, tidak terdektesinya virus ini di Indonesia bukan karena ketidakmampuan pemerintah.

Indonesia telah memiliki kapasitas untuk mendeteksi virus 2019-nCoV karena sejak 14 Januari 2020 telah memiliki PCR atau Polymerase Chain Reaction sebagaimana negara Asia lainnya.

 

“PCR untuk coronavirus telah dimiliki Indonesia sejak 14 Januari sebagaimana negara Asia lainnya, jadi sebenarnya seluruh negara terdampak baru bisa mendeteksi 2019-nCoV mulai 14 Januari,” kata Paranietharan.

Paranietharan mengatakan PCR merupakan alat untuk mendeteksi 2019-nCoV. Cara kerja alat tersebut dengan cara melakukan genomic sequencing (pengurutan DNA) untuk kemudian dicocokkan dengan data karakteristik virus.

Terakhir, WHO juga menganjurkan masyarakat tidak menyerap semua informasi tanpa menyaringnya terlebih dahulu. Hal ini malah berdampak pada situasi panik dan tegang. “Tunggu keterangan resmi dari pemerintah,itu yang paling tepat,” ungkapnya.

 

Related Posts

Leave a Reply