id sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

Yoga, Alumnus UI yang Berdayakan Pekerja Migran di Singapura

Universitas Indonesia > Berita > Yoga, Alumnus UI yang Berdayakan Pekerja Migran di Singapura

Yoga Prasetyo (Sastra Inggris 2013) adalah salah satu alumnus UI yang membawa perubahan bagi masyarakat di sekelilingnya dengan mendirikan suatu gerakan pengabdian masyarakat di Singapura, Voice of Singapore Invisible Hand.

Komunitas Voice of Singapore Invisible Hand adalah sebuah komunitas yang mengajarkan bahasa Inggris dan menulis sastra bagi para anggotanya, yang hampir semua adalah Tenaga Kerja Indonesia (TKI).

Program yang dibuka pada komunitas ini adalah kelas penulisan prosa (cerpen) setiap hari Minggu, kelas pengkajian puisi dan prosa online, kursus bahasa Inggris online, dan perpustakaan TKI.

Berdirinya komunitas ini bermula dari hijrahnya Yoga ke Singapura pada semester 6 untuk untuk melakukan program pertukaran pelajar selama satu semester di National University of Singapore. Tema yang diangkat pada program tersebut adalah pekerja migran dan diaspora.

Dengan tema tersebut, ia mau tidak mau mulai mengenal realita yang harus dihadapi para pekerja migran Indonesia. Salah satunya adalah tentang stigma.“Selama ini pekerja migran selalu diasosiasikan dengan pelanggaran hak, kehamilan di luar nikah, dan kegagalan dalam berkeluarga. Hal-hal negatif seperti itu,” tambahnya.

Padahal Yoga, yang juga mempunyai ibu seorang TKI, melihat sendiri bahwa para pekerja migran di Singapura banyak yang bekerja sambil berkuliah, kursus, menulis, dan melakukan kegiatan-kegiatan seni. Menurutnya, banyak hal positif yang sebenarnya dilakukan oleh para pekerja migran.

“Dengan program ini, saya ingin membentuk ulang narasi umum masyarakat tentang pekerja migran dan memberi mereka wadah untuk melakukan kegiatan,” ujarnya.

Jumlah peserta program saat ini mencapai 20 orang untuk kelas penulisan sastra, 70 orang lebih untuk kelas Bahasa Inggris, dan dengan jumlah pengajar 22 orang yang tersebar di Indonesia dan Amerika Serikat.

Kedepan, Yoga mempunyai rencana untuk mengembangkan komunitas ini menjadi sebuah yayasan atau perkumpulan yang berfokus pada pemberdayaan pekerja migran dan anak-anak yang mereka tinggalkan.

 

Related Posts

Leave a Reply