Di antara banyaknya aktivitas mahasiswa yang difasilitasi Universitas Indonesia dalam Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), salah satunya mendukung minat mahasiswa dalam penelitian, yaitu UKM KSM Eka Prasetya.
Tiap tahun KSM Eka Prasetya menyelenggarakan kegiatan rutin yang mendukung tridharma perguruan tinggi; pendidikan, penelitian, dan pemberdayaan masyarakat, yang disebut Desa Penelitian.
Sesuai dengan namanya, kegiatan utama Desa Penelitian adalah menemukan dan memberi solusi dari masalah-masalah masyarakat di sekitar yang tidak semudah itu memperoleh bantuan langsung dari pemerintah.
Desa Penelitian 2016 telah diselenggarakan dengan masyarakat Kampung Bulak, Depok sebagai target pengabdiannya.
Pada kesempatan terbaik kemarin (8/11/2016), KSM Eka Prasetya berbagi cerita tentang Desa Penelitian 2016 melalui diskusi terbuka bertema “Tinjauan Kritis Mahasiswa untuk Mewujudkan Pengabdian Masyarakat Berkelanjutan” di Auditorium Integrated Faculty Club UI.
Proses Desa Penelitian 2016 dilaksanakan melalui tiga aspek, yaitu aspek penelitian, pendidikan, dan pengabdian masyarakat. Dalam diskusi terbuka tersebut, pengalaman Desa Penelitian 2016 disampaikan oleh masing-masing kepala divisi Penelitian, Pendidikan, dan Pengabdian Masyarakat.
Diawali oleh kepala divisi Penelitian Anugrah Cahyo yang menekankan pentingnya penelitian sebelum terjun mengabdi pada masyarakat. Penelitian dapat memberi gambaran akan target pengabdian, mencakup permasalahan apa saja, bagaimana memahami mereka, hingga dapat menemukan celah-celah yang dapat ditambal dengan solusi dari mahasiswa.
Pendidikan ternyata menjadi salah satu akar masalah yang ditemukan di masyarakat Kampung Bulak. Divisi Pendidikan, yang disampaikan oleh Berli, kemudian menyusun “Belajar Semuanya dan Semaunya” menyenangkan bagi anak-anak Kampung Bulak lewat mendirikan Sekolah Bahagia.
Kegiatan Sekolah Bahagia tiap Sabtu banyak diisi dengan permainan dan outbound yang sarat makna persatuan, kebahagiaan, toleransi, maupun kerja sama. Berikutnya, KSM Eka Prasetya melalui divisi Pengabdian Masyarakat turut memberdayakan masyarakat Kampung Bulak dalam hal ekonomi dan lingkungan, seperti pelatihan pembuatan kerajinan tangan ibu-ibu untuk dijual, pembuatan bolu kukus, pembuatan plang masjid, pemberian mukenah dan buku, serta pemberian tong sampah.
Meskipun inisiatif pelaksanaan pengabdian masyarakat dengan membantu memecahkan permasalahan sekitar merupakan satu langkah lebih maju bagi mahasiswa, keberlanjutan kemudian menjadi isu yang selalu diupayakan.
Hal sekecil apapun yang membantu berkurangnya kesenjangan di suatu masyarakat sudah dapat disebut pengabdian masyarakat. Akan tetapi, perlu lebih diperhatikan pula bahwa pelaksanaan program saja tidak cukup. Bukan berarti setelah program tersebut selesai, tanggung jawab ikut tuntas.
Masih menjadi PR, bagaimana membina proses selama pengabdian agar tetap dilaksanakan masyarakat target secara mandiri dan menjadi kebiasaan menuju hidup lebih baik.
Penulis : Ayu Larasati