id sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

Dekan FKUI Berbagi Langkah Tepat Penanganan Pengungsi di Daerah Bencana

Gempa dan tsunami dengan magnitudo 7,4 terjadi pada Jumat sore, 28 September lalu di Palu-Donggala mengakibatkan ribuan bangunan rusak dan lebih dari seribu orang meninggal.Menanggapi kejadian ini, berbagai upaya penanganan dan berbagai bantuan, baik dari dalam maupun luar negeri terus berdatangan .

Namun, penanganan korban bencana tentu tidak bisa dilakukan secara sembarangan. Ada spesifikasi dan kondisi khusus yang harus diterapkan di berbagai daerah kebencanaan, menyesuaikan dengan kondisi lapangan dan wilayah dimana bencana terjadi.

Untuk itu, Dekan Fakultas Kedokteran UI (FKUI), Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH., MMB, yang telah mempunyai banyak pengalaman sebagai relawan kedokteran di berbagai daerah bencana memberikan beberapa catatan yang dapat menjadi patokan untuk penanganan korban di pengungsian, terutama di daerah Palu-Donggala.

Menurutnya, ada beberapa hal yang harus diperhatikan di lingkungan pengungsi Korban Gempa dan Tsunami Palu-Donggala, yaitu:

1. Para pengungsi harus mendapat makanan dan minuman yang cukup selama berada di pengungsian, ini juga membuat mereka tenang karena kebutuhan hidup dasarnya dipenuhi. Pengadaan sembako pada lokasi pengungsian dengan jumlah besar harus dikawal oleh militer

2. Dapur-dapur umum yang tersedia selalu mendapat suplai bahan makanan dan air bersih yang memadai untuk masak dan minum.

3. Usahakan makanan yang dikonsumsi dalam keadaan segar.

4. Usahakan agar kondisi tempat pengungsian di buat senyaman mungkin.Tersedia alas tidur yang memadai dan juga selimut agar tubuh para pengungsi terutama orang tua dan anak-anak tetap terlindungi terutama dari angin malam.

5. Kebersihan lingkungan pengungsian selalu terjaga dengan tersedianya tempat-tempat sampah di sekitar lokasi pengungsian. Termasuk bangkai binatang harus dikubur untuk menjaga lingkungan pengungsian tetap sehat.

6. Sarana MCK yang memadai dengan persediaan air yang cukup tentu juga tersedianya sabun dan peralatan mandi .

7. Para pengungsi khususnya anak-anak dan orang tua diberikan suplemen yang berisi multivitamin dan mineral mengingat keterbatasan makanan dan minuman dengan zat gizi yang lengkap yang bisa dikonsumsi sehari-hari.

8. Bagi anak-anak perlu upaya untuk melakukan trauma healing  dengan pengadaan buku-buku bacaan, mainan anak-anak dan kelompok-kelompok bermain untuk anak-anak.

9. Untuk pasien usia lanjut perlu adanya kegiatan seperti alat sulam, melakukan aktifitas pengajian bersama-sama dan lainnya yang membuat para orang usia lanjut ini tetap selalu berpikir.

10. Sarana dan prasarana untuk ibadah harus diadakan agar masyarakat bisa berkesempatan untuk berdoa dan tetap sabar dalam menghadapi cobaan ini.

11.  Acara-acara kesenian yang menjadi favorit masyarakat sekitar juga diusahakan hadir secara berkala untuk mengatasi kejenuhan dan mengurangi kesedihan para pengungsi.

“Prinsip dasar penanganan korban gempa adalah jenazah yang ditemukan harus segera dikubur, korban luka/sakit harus segera diobati, ini semua untuk menjaga agar sanitasi lingkungan di daerah pengungsian tetap sehat dan layak untuk ditinggali dan bukannya malah menambah korban sakit,” ujar Ari.

Related Posts