id sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

23 Startup Muda Terbaik Lolos Program Hackathon UI Incubate 2025

Depok, 7 Juli 2025. Komunitas riset di Indonesia untuk terus mengembangkan ide risetnya menjadi solusi nyata. Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Dr. Fauzan Adzimansyah menegaskan, pemerintah menginginkan agar ide sebuah riset tidak hanya berhenti laboratorium.

“Ide tetap lebih dulu. Maka, penting bagi universitas untuk menjaga komunitas ide, agar riset tidak hanya berhenti di laboratorium, namun terus bergerak menjadi solusi nyata,” katanya dalam rangkaian Hackathon UI Incubate 2025, Jumat (4/7) lalu, di Swiss-Belhotel Kalibata, Jakarta.

Menurutnya, adanya hackathon bisa menjadi ekosistem stimulator yang sangat baik dalam pengembangan riset. Karena itu, dirinya menekankan pentingnya memperkuat peran universitas sebagai motor inovasi bangsa.

Hackathon UI Incubate merupakan program tahunan yang dirancang untuk menjaring dan mengembangkan startup berbasis riset. Tahun ini, sebanyak 23 tim startup muda—dari total 439 peserta—terpilih untuk melanjutkan tahap inkubasi setelah melalui proses seleksi, yaitu pembekalan materi, sesi hackathon, hingga pitch presentation mengenai ide dan prototipe yang dibuat.

Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi UI, Prof. Dr. Hamdi Muluk, M.Si. menambahkan, kolaborasi lintas sektor perlu dijalin untuk membangun ekosistem inovasi. Ia berharap 23 startup terpilih dapat berkembang menjadi solusi nyata bagi masyarakat. “Hackathon UI Incubate 2025 bukan sekadar ajang kompetisi, tetapi titik temu antara riset akademik dan kebutuhan nyata di lapangan. Kami ingin para inovator muda yang terpilih dapat menjadi contoh bagaimana perguruan tinggi bisa melahirkan karya yang relevan, berdampak, dan mampu menjawab tantangan bangsa,” ujarnya.

Keseluruhan tim terpilih akan melanjutkan ke tahap inkubasi serta menerima pendanaan dari UI. Mereka dibagi dalam dua kategori pendanaan, yakni Problem–Solution Fit (PSF) dan Problem–Market Fit (PMF). Tim yang masuk dalam kategori PSF akan memperoleh dukungan pendanaan sebesar Rp50 juta, sedangkan tim yang masuk kategori PMF akan menerima pendanaan sebesar Rp100 juta karena telah memiliki MVP dan siap memasuki pasar.

Salah satu startup terpilih adalah Temani, yang mengembangkan Eye Chat, fitur berbasis teks dan suara yang dirancang untuk membantu psikolog dalam melakukan asesmen awal. Inovasi ini lahir dari kebutuhan akan alat bantu yang mampu mempermudah proses asesmen awal, dengan tetap menjaga etika dan kerahasiaan klien.

Perwakilan tim startup Temani, Ardhata Bapadilla, berharap pengembangan inovasi mereka dapat berjalan lancar. “Dengan adanya dukungan pendanaan dan program inkubasi dari UI, semoga Eye Chat bisa dikembangkan menjadi produk yang benar-benar siap digunakan secara profesional. Bantuan ini menjadi langkah besar bagi kami untuk menjawab kebutuhan di bidang kesehatan mental dengan cara yang bertanggung jawab dan berkelanjutan,” ujarnya.

Pada momen itu, 23 startup terpilih menandatangani pakta integritas sebagai komitmen untuk mengikuti proses pembinaan selanjutnya. Startup yang masuk kategori PSF terdiri atas ClowSens, SOFIIAA, Oculab, MonQ, MelekAI, MONITRA, MetriSnap, Fronsciers: On-Chain Research Library, Xplodia: IELTS Preparation, TERUMBU, PeriXa Batin, dan Temanmu. Adapun startup yang masuk kategori PMF meliputi Lauk.in, Kidlabox, Key Energy, Remier (Geofast), NIVO AI, Pelajari by Bloom.AI, RingkasIn App, PETORJEL, Cargovision, MOLITAV, dan Temani.

Related Posts

This site is registered on wpml.org as a development site. Switch to a production site key to remove this banner.