Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) menggandeng Universitas Indonesia melaksanakan Program Swakelola Pengembangan SDM Desa di 50 desa di 7 provinsi yang berbatasan dengan Malaysia, Singapura, Timor Leste, Australia, dan Papua Nugini.
Ketua Pelaksana Program Swakelola Pengembangan SDM Desa Dr. Kamarudin, M.Si. mengatakan, program pengembangan SDM ini diharapkan dapat mengoptimalkan potensi masyarakat desa di wilayah perbatasan. “Harapannya program ini bisa mempercepat realisasi Nawacita nomor tiga, yakni membangun Indonesia dari pinggiran,” kata Kamarudin.
Pelaksanaan pelatihan pengembangan SDM dilaksanakan di beberapa lokasi seperti Jakarta, Pekanbaru, Batam, Pontianak, Tarakan, Nunukan, Belu, Timor Tengah Utara, Ambon, Kepulauan Aru, dan Merauke. Selain pelatihan kepada kepala dan pandu desa, dalam program ini juga dilakukan pendampingan selama pelaksanaan program Desa Broadband Terpadu sejak Oktober hingga Desember 2015.
Desa Broadband Terpadu merupakan program yang bertujuan meningkatkan dan mengembangkan adopsi teknologi informasi dan komunikasi masyarakat desa. Lewat program ini diharapkan warga dapat menggali informasi yang dapat digunakan untuk memajukan desa.
Salah satu desa yang berbatasan langsung dengan Timor Leste adalah Desa Silawan. Desa Silawan telah mendapatkan perangkat komputer, gadget dan terhubung dengan jaringan internet sejak Agustus 2015. Fasilitas tersebut diletakkan di kantor desa, sehingga warga dapat memanfaatkan jaringan nirkabel pada jarak 50 meter dari kantor desa.
Lewat laman silawan.desa.id, pandu desa yang telah ditunjuk sebagai pengelola dapat melaporkan perkembangan terkini di Desa Silawan. Bernardus Robert, pandu desa setempat, mengatakan bahwa kemudahan terhubung dengan internet disambut antusias warga Desa Silawan. Setiap sore, kata dia, warga beramai-ramai mengunjungi kantor desa untuk memanfaatkan fasilitas yang ada. “Warga sangat antusias untuk browsing dan buka youtube,” kata Bernardus.
Antusiasme warga juga dirasakan di Desa Maneikun dan Desa Fulur, Kabupaten Belu. Akses jalan yang sulit membuat warga di kedua desa tersebut antusias dengan kehadiran internet. Di Desa Fulur misalnya, warga sudah dapat merasakan manfaat jaringan nirkabel yang berpusat di kantor desa. Perangkat desa dan pelajar sudah bisa melakukan pencarian informasi di kantor desa. Kedepannya, warga berharap jaringan nirkabel diperluas dan perangkat komputer yang belum sampai segera mereka dapatkan.
Penulis : R. A. Khairun Nisa