Pesatnya perkembangan internet dengan mesin pencarinya beberapa tahun belakangan ini berdampak pada meluapnya informasi. Saking banyaknya informasi yang beredar, terkadang sulit untuk memilah mana informasi yang benar-benar dibutuhkan.
Celah ini dilihat sebagai sebuah peluang bisnis oleh lima orang mahasiswa jurusan Ilmu Perpustakaan UI angkatan 2013 untuk mendirikan sebuah startup yang bergerak pada bidang penelusuran informasi.
Startup yang diberi nama INSTANID ini menyediakan layanan informasi di bidang akademis.
“Ketika mahasiswa sedang mengerjakan skripsi, tak jarang menemui kesulitan untuk mencari jurnal dan buku sebagai bahan rujukan. Kita hadir untuk membantu mencarikan referensi yang dibutuhkan,” ujar Rizky Wirogo Cahyopramono, Chief Operating Officer (COO) INSTANID.
Ide untuk mendirikan startup ini muncul ketika Rizky bersama keempat temannya, yaitu M. Rezky Rahmansyah, Argian Anggawa, Mahdianto, dan Irwin Pratama Putra, mengambil mata kuliah bernama Literasi Informasi.
“Ketika itu, kami menyadari bahwa tidak semua orang bisa melakukan literasi informasi dengan tepat. Dari sanalah ide untuk membuat INSTANID muncul,” tutur Rizky.
Untuk memperoleh layanan INSTANID, pengguna cukup mengakses situs https://instanid.com. Di situs itu, terdapat fitur chat yang memudahkan pengguna untuk berkonsultasi langsung tentang bahan rujukan yang ingin dicari.
Agar bahan rujukan sesuai dengan yang diinginkan, pihak INSTANID biasanya melakukan wawancara yang cukup mendetail seputar topik apa yang ingin dicari, kata kunci yang berhubungan, dan kata kunci apa yang tidak diinginkan.
Setelah kriteria bahan rujukan yang diinginkan jelas, pengguna hanya perlu menunggu maksimal 24 jam. Untuk satu artikel jurnal yang diperoleh, pengguna jasa cukup merogoh kocek sebesar Rp25.000 hingga Rp75.000, tergantung tingkat kesulitan informasi yang dicari.
INSTANID juga berencana akan bekerja sama dengan perpustakaan universitas, perpustakaan umum, dan perpustakaan khusus milik instansi tertentu sebagai penyuplai informasi. Kerjasama ini, menurut Rizky, terus diupayakan agar informasi yang diperoleh sifatnya legal.
Keunikan INSTANID sebagai sebuah startup di bidang penelusuran informasi membuatnya terpilih sebagai salah satu pemenang UI Incubate 2016 yang dilaksanakan oleh Direktorat Inovasi dan Inkubator Bisnis (DIIB) UI.
Lembaga ini merupakan direktorat yang bertugas bertugas untuk merumuskan kebijakan dan pengembangan Inovasi, pengelolaan Inkubator Bisnis dan proses Hak atas Kekayaan Intelektual dan pengembangan muatan kurikulum yang mendorong inovasi dan pengembangan kewirausahaan dalam lingkungan sivitas akademika Universitas Indonesia.
Mewakili timnya, Rizky mengaku pemberian hibah dan pendampingan usaha yang dilakukan oleh DIIB UI sangat membantunya dalam mengembangkan INSTANID. Ia mengatakan, “Tadinya tim kami sama sekali buta soal bisnis, tetapi pelatihan-pelatihan dari DIIB membuat bisnis ini lebih sistematis.”
Berkaca dari pengalaman timnya menjalankan bisnis INSTANID, Rizky berpesan agar mahasiswa jangan takut untuk mengeksekusi ide bisnis yang dimiliki. “Jika tidak punya modal, sebab ada banyak sekali kompetisi bisnis yang hadiahnya bisa dijadikan modal usaha,” ujar Rizky di akhir wawancara.
Penulis : Dara Adinda