Senin (7/11/2016) seluruh perwakilan program vokasi di Indonesia berkumpul di UI untuk menghadiri Kongres ke-3 Forum Pendidikan Tinggi Vokasi Indonesia yang berlangsung di Auditorium Vokasi UI.
Terdapat 192 peserta dari 40 universitas penyelenggara program vokasi/diploma di Indonesia, di antaranya adalah Universitas Gadjah Mada, Universitas Airlangga, Universitas Negeri Jakarta, dan Universitas Diponegoro.
Pembukaan acara dihadiri oleh Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Prof. Dr. Bambang Wibawarta, S.S., M.A. dan Direktur Pembinaan Kelembagaan Pendidikan Tinggi Dr. Totok Prasetyo, B.Eng., M.T.
Sebagai pembicara kunci, Totok Prasetyo membawakan materi yang berjudul Revitalisasi Pendidikan Tinggi Vokasi.
Totok memaparkan bahwa ada paradigma yang harus dirubah dalam pendidikan kejuruan yang cenderung dipandang sebagai penghasil tenaga buruh kelas rendah.
“Dari 4455 perguruan tinggi di Indonesia, hanya 1103 yang bersifat akademi kejuruan, dan 262 politeknik,” tambahnya.
Jumlah institusi kejuruan yang sedikit ini turut berpengaruh terhadap kualitas tenaga kerja Indonesia. Berdasarkan penelitian pemerintah, daya saing tenaga kerja Indonesia ada di peringkat 29 dibandingkan negara Asia lainnya.
Menurutnya, revitalisasi pendidikan vokasi harus dimulai dari perubahan paradigma dan uji sertifikasi untuk para lulusan. Isu uji sertifikasi ini juga menjadi salah satu bahan pembahasan dalam konferensi ini.
Isu lainnya yang dibahas adalah penyamaan kompetensi dosen dan kurikulum antar lembaga vokasi di Indonesia, kelanjutan jenjang pendidikan siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan rencana ujian masuk bersama seluruh vokasi di Indonesia.
Forum Pendidikan Tinggi Vokasi Indonesia (FPTVI) adalah jejaring antar universitas penyelenggara program pendidikan vokasi di Indonesia yang bertujuan membangun sinergi dan komunikasi antar lembaga pendidikan vokasi.
Saat ini FPTVI terdiri dari 78 anggota dengan ketua Prof. Sigit Pranowo Hadiwardoyo yang juga merupakan Direktur Program Pendidikan Vokasi UI.
Penulis : Wanda Ayu