Kamis (1/12/2016) Direktorat Inovasi dan Inkubator Bisnis (DIIB) Universitas Indonesia kembali mengadakan pameran, seminar dan bincang-bincang inovasi terbesar di UI, Indonesia Innovation and Entrepreneurship Exhibition (IIEE) di area Integrated Laboratory and Research Center (ILRC).
Dalam sesi bincang-bincang pertama, Doni Hanafi (CEO Bridestory.com), Fibriyani Elastria (Google Indonesia), Imanzah Nurhidayat (Zurrich Innovation Center), dan Budi Nur Mukmin (Nissan Motor Indonesia) hadir sebagai narasumber dengan tema diskusi “Prototype & Product Launch”.
Mereka semua membagikan cerita tentang proses bagaimana perusahaan mereka membuat suatu produk yang inovatif serta nilai-nilai apa yang mereka tekankan selama proses tersebut.
Dalam pemaparannya, Doni mengatakan bahwa produk-produk yang Bridestory luncurkan adalah hasil riset mereka terhadap kebutuhan konsumen. Inovasi diciptakan dari kebutuhan dan pola perilaku konsumen.
“Untuk awal, mengedepankan kuantiti memang perlu, tapi selanjutnya, fokuslah ke kualitas produk. Itu yang akan membangun kuantiti. Rekrutlah para pemikir di awal, untuk menciptakan inovasi dan kualitas,” ujarnya.
Inovasi berdasarkan kebutuhan serta pola perilaku konsumen juga dilakukan oleh Nissan Motor. Mereka membuat desain mobil serta spesifikasi mobil mereka menyesuaikan dengan apa yang disukai dan karakter dari negara yang mereka masuki.
Sedangkan Fibriyani dan Imanzah mengedepankan budaya inovasi yang sengaja dibentuk yang sangat berpengaruh dalam proses membuat inovasi.
Google contohnya, membuat aturan 20% dari waktu kerja setiap harinya dipergunakan oleh para pekerjanya untuk berdiskusi, merenung, dan berpikir tentang diri mereka sendiri dan apa yang mau mereka lakukan.
Menurut Fibriyani, dari proses merenung dan berpikir inilah maka lahir inovasi-inovasi dan solusi produk-produk Google yang out of the box.
“Bila ingin berinovasi, pikirkanlah suatu masalah atau kebutuhan lalu pikirkan cara yang solutif yang 10 kali lebih baik dari yang sudah ada. Harus benar-benar berkali-kali lipat lebih baik, baru itu inovasi,” ujarnya.
Zurrich Innovation Center juga menerapkan proses pembentukan inovasi ini melalui sistem diskusi dan evaluasi internal mereka.
Secara rutin, setiap orang di Zurrich dapat mengungkapkan ide mereka terkait pengembangan perusahaan, baru setelah itu akan dilakukan evaluasi-evaluasi internal apakah realistis atau tidak untuk diaplikasikan.
Menurut mereka, inovasi merupakan sebuah kultur budaya yang harusnya tersistem di suatu tempat kerja dan lingkungan, sehingga masalah-masalah yang ada dapat dipecahkan dengan lebih cepat dan lebih baik.
IIEE merupakan acara tahunan DIIB UI untuk memamerkan karya-karya inovasi mahasiswa dan alumni UI yang sudah masuk ke pasar, baik sebagai produk maupun perusahaan.
Dengan tema “Bring Innovation to The Market,” acara ini bertujuan untuk memotivasi serta menginspirasi mahasiswa-mahasiswa UI agar tetap berusaha membuat produk yang bermanfaat untuk masyarakat sekaligus dapat menghasilkan keuntungan ekonomi.
Penulis : Wanda Ayu