Kamis (13/9), Sekolah Ilmu Lingkungan (SIL) serta Sekolah Kajian Stratejik & Global (SKSG) Universitas Indonesia resmi berusia dua tahun. Acara Dies Natalis dihelat di Balai Mahasiswa, Kampus UI Salemba, Jakarta Pusat.
Baik SIL maupun SKSG UI awalnya tergabung dalam Program Pascasarjana Multidisiplin Ilmu. Baru pada tahun 2016, keduanya resmi dibentuk secara definitif. Rektor UI, Prof. Muhammad Anis menyampaikan apresiasinya terhadap segala pihak yang dinilainya telah berkontribusi nyata dalam masa peralihan tersebut. Ia mengatakan, walau hanya dalam kurun dua tahun, terdapat berbagai hal yang telah dibenahi.
Ia juga berpesan, “Pendekatan multidisiplin, interdisiplin, dan transdisiplin harus bersemai di SIL dan SKSG.” Sementara itu, Dr. Muhammad Lutfi, Direktur SKSG UI, melengkapi bahwa proses penataan SIL dan SKSG masih terus berlanjut. Pekerjaan yang menumpuk membuat peringatan Dies Natalis yang pertama tak sempat dilakukan.
“Dalam waktu yang tidak terlalu lama, kami akan membuka program doktoral yang mengintegrasikan 11 program studi,” ujarnya. Terbaru, SKSG meluncurkan Rumah Perdamaian yang ditujukan menjadi pusat terobosan buat menciptakan perdamaian melalui pendekatan inter disipliner.
Rumah Perdamaian akan mengkaji, menelaah, dan memberi rekomendasi terkait penanganan konflik, terorisme, dan isu-isu kekerasan lainnya. Direktur SIL UI, Dr. Emil Budianto dalam sambutannya memaparkan sejumlah capaian yang berhasil direngkuh SIL.
Sebagai pelopor institusi pendidikan tinggi ilmu lingkungan di Indonesia yang membuka program doktoral, hingga kini SIL telah menelurkan sebanyak 139 doktor ilmu lingkungan. Disamping itu, SIL telah dan akan terus menjajaki kerja sama dengan berbagai universitas mancanegara, salah satunya School of Geography and The Environment, University of Oxford, Inggris.
“Saya harap SIL dapat menghasilkan tenaga ilmu lingkungan yang berkualitas dan berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan di Indonesia,” tukas Emil. Acara Dies Natalis ke-2 SIL dan SKSG UI turut dihadiri oleh sejumlah pembicara yang menyampaikan kuliah umumnya, seperti Bapak Lingkungan Hidup Indonesia Prof. Emil Salim, Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional Letjen TNI (Purn.) Agus Widjojo, serta Staf Ahli Menristekditi Bidang Akademik Paulina Pannen.