id sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

Memahami Bagaimana Media Menentukan Pilihan Perilaku Masyarakat

Selasa (8/1/2019) Jurnal Makara Human Behaviour Studies in Asia menggelar mini simposium dengan tema besar pengaruh media di era digital saat ini. Mini simposium ini digelar di Swissbell Hotel, Pondok Indah.

Menghadirkan pembicara-pembicara dari universitas ternama di Asia dan Eropa, sesi kedua simposium membahas sub-tema “Young people, information, & online engagement”. Stella Chia, Ph. D. (University of Hong Kong), dan Dr. Maurice Vergeer (Radboud University Nijmegen, Belanda) menjadi narasumber pada sesi kedua ini.

Dalam presentasinya, Stella mengatakan bahwa era media sosial dan internet saat ini menimbulkan dua efek negatif, yaitu cyber vigilantism dan cyber exemplar effect.Cyber vigilantism mengandung pengertian penyebaran informasi seseorang ke ranah publik melalui media sosial/internet untuk mempermalukan atau menghukum orang tersebut.

Sedangkan cyber exemplar effect adalah bagaimana apa yang terjadi atau tersebar di media sosial dianggap sebagai sebuah kebenaran oleh masyarakat. Padahal, menurut Stella, apa yang tersebar di media sosial biasanya bukan menggambarkan keseluruhan kejadian, “Kebenaran sebagian, istilahnya,” ungkap Stella.

Fenomena cyber exemplar ini telah terjadi di Hong Kong, terutama pada kasus cyber vigilantism yang baru-baru ini terjadi. “Masyarakat akhirnya melihat bahwa cyber vigilantism adalah sebuah kewajaran dan melihat bahwa ini adalah cara yang normal/wajar untuk menghukum kejahatan seseorang tanpa harus melibatkan pihak berwenang,” ujar Stella.

Fenomena ini juga terjadi di Korea Selatan, namun pemerintah di Korea lebih cepat dalam menanggapi fenomena cyber bullying ini dengan mengeluarkan regulasi yang lebih ketat terkait penggunaan dan penyebaran identitas di internet.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa media dapat mempengaruhi pilihan perilaku manusia, baik di tingkat individu ataupun masyarakat. Sebuah perilaku/kejadian yang tadinya dianggap tidak normal dan menimbulkan efek yang tidak baik, bisa saja dianggap menjadi suatu kewajaran ketika media sosial menyebarkannya secara terus-menerus dan membungkusnya seolah-olah hal tersebut adalah suatu kewajaran.

 

Related Posts