Rektor UI, Prof. Ari Kuncoro, S.E, M. A., Ph. D dalam wawancara yang ditayangkan secara lansung pada Sabtu, (28/12/2019) di Jak TV mengutarakan beberapa visinya terkait “Pendidikan yang Berbasis Kepemimpinan”.
Dalam wawancara tersebut, Ari mengutarakan bahwa ada 3 hal yang harus diperhatikan dalam memimpin sebuah universitas, yaitu: penelitian, pengajaran, dan kaitan universitas tersebut dengan industri dan masyarakat.
Dalam melakukan manajemen universitas, Ari berkaca dari pengalamannya selama berkuliah di Amerika Serikat, terutama di Brown University. Ari mengatakan bahwa ada satu kunci dalam pengelolaan penelitian di universitas-universitas luar negeri.
“Mereka itu, sifat pengelolaan dana penelitiannya tidak terlalu diatur atau kaku,” ujar Ari.
Menurutnya dana penelitian dikumpulkan dalam rekening universitas, lalu dikelola dengan birokrasi yang tidak berbelit dan rumit.
Sedangkan dalam bidang pengajaran, ia menekankan pada pengembangan kemampuan dosen dan mahasiswa dalam menghadapi era Revolusi Industri 4.0.
Menurutnya, proses belajar-mengajar di Indonesia masih satu arah, jadi kemampuan dosen dan mahasiswa tidak berkembang. Ini berdampak pada tingkat relevansi kualitas mahasiswa Indonesia terhadap revolusi industri 4.0 yang terjadi saat ini.
“Di kampus luar, pengajaran itu pengalaman. Meresapi dan mengingat pembelajaran didapatkan dari proses debat, critical thingking. Dalam critical thingking inilah nantinya akan terbangun analytical capability, baik dari dosen maupun mahasiswa,” ujarnya.
Menurutnya, dosen dan mahasiswa harus sama-sama membaca berita-berita dan ilmu terbaru. Ini untuk menambah kemampuan berpikir dosen.
Sedangkan mahasiswa, dengan proses ini, diharapkan dapat melakukan proses connecting the dot, menarik benang merah dari konsep-konsep atau peristiwa yang ada.
“Analytical thingking seperti inilah yang penting agar anak-anak bangsa kita mampu berada di tingkat manajerial. The higher order of thingking itu penting dalam era Revolusi Industri 4.0,” tambahnya.
Sedangkan kaitannya dengan industri dan masyarakat, para peneliti harus belajar untuk tidak mengandalkan dana universitas semata untuk membuat suatu penelitian, namun juga dapat melihat potensi kerja sama dengan universitas luar negeri dan dunia industri.
Ia mencontohkan, para peneliti harusnya bisa mempelajari karakter budaya negara yang ia incar. Sehingga, ketika masa “pedekate” dengan para peneliti di universitas luar tersebut, proses pengenalan dan kecocokan menjadi lebih lancar, sehingga dana penelitian pun bisa didapatkan dengan lebih mudah.
Ari dalam memimpin Universitas Indonesia (UI) ingin menekankan kepada 3 bidang yang telah disebutkan diatas. Ia juga menambahkan, bahwa ia ingin memimpin UI dengan gaya Jurgen Klopp mengelola Liverpool.
Liverpool bisa ada di posisinya sekarang, karena Jurgen mampu mengelola ego para pemain bintangnya dalam satu kesatuan arah pemetaan kepemimpinan.
Menurutnya, dalam mengelola universitas sebesar UI, pengelolaan ego sektoral ini jugalah yang akan menjadi tantangan di masa depan.