id sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

Dampak Program JKN terhadap Akses Layanan Rawat Inap

Akses terhadap pelayanan kesehatan merupakan hak asasi setiap penduduk. Faktanya, kesenjangan akses layanan kesehatan di Indonesia masih terjadi akibat berbagai faktor seperti geografis, ekonomi dan keterbatasan supply side.

Pemenuhan hak asasi manusia terhadap akses pelayanan kesehatan merupakan satu cara pemerataan pelayanan kesehatan yang berkeadilan yang harus diterima oleh setiap penduduk, tanpa memerhatikan tingkat ekonomi.

Negara mempunyai kewajiban mewujudkan hak asasi kesehatan setiap warganya. Salah satu upaya negara dalam mewujudkan hak asasi kesehatan warganya adalah dengan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

Tujuan utama program JKN adalah memperbaiki akses terhadap layanan kesehatan yang berkeadilan (ekuitas) khususnya di antara kelompok pendapatan. Setelah satu tahun berjalan, JKN perlu dievaluasi untuk melihat sejauh mana tujuan telah tercapai.

Pemaparan soal JKN tersebut disampaikan Wahyu Pudji Nugraheni pada Sabtu (15/7/2017) dalam sidang terbuka pengukuhan calon Doktor Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat di FKM UI. Hadir sebagai promotor Prof. dr. Hasbullah Thabrany, MPH, Dr.PH. Promovendus mengemukakan disertasi dengan judul “Dampak Program Jaminan Kesehatan Nasional Terhadap Ekuitas Akses Layanan Rawat Inap di Rumah Sakit”.

Disertasi ini memiliki tujuan mengukur dampak program JKN terhadap ekuitas akses layanan rawat inap di rumah sakit. Sumber data penelitian ini menggunakan data Indonesian Family Life Survey (IFLS) tahun 2007 dan 2014/2015.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun JKN baru berjalan satu tahun dampak jaminan terhadap akses rawat inap pada sampel yang berumur >40 tahun telah meningkat sebesar 115,8% (2,1 poin). Sementara, pada sampel dengan umur >15 tahun kenaikan akses sedikit lebih kecil yaitu sebesar 110,5% (2,1 poin).

Selain itu, penelitian ini juga membuktikan bahwa program JKN mampu memperbaiki kesenjangan akses rawat inap dengan indeks konsentrasi menurun sebesar -0,108 poin pada sampel umur ≥40 tahun dan sebesar -0,008 poin pada sampel umur ≥15 tahun.

Peneliti menyarankan percepatan perluasan cakupan kepesertaan dan ketersediaan tempat tidur rumah sakit dalam jangkauan geografis yang memadai untuk perbaikan ekuitas.

Penelitian yang dilakukan oleh promovendus ini membuahkan hasil memuaskan. Promovendus Wahyu Pudji berhasil memperoleh gelar Doktor Ilmu Kesehatan Masyarakat dengan yudisium sangat memuaskan. Wahyu menjadi lulusan S3 IKM tahun 2017 ke 11, lulusan S3 IKM ke 184, dan lulusan S3 FKMUI ke 238.

Sumber : fkm.ui.ac.id

Related Posts