id sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

Guru Besar UI Kaji Keberlanjutan Penghidupan Masyarakat Pesisir di Indonesia

Depok, 25 Juni 2025. Sumber daya perikanan Indonesia berperan penting dalam ketahanan pangan, pendapatan, dan mata pencaharian, serta menjadi sumber protein hewani yang terjangkau bagi masyarakat miskin di pedesaan. Hal ini dipaparkan Prof. Dr. Dewi Susiloningtyas, S.S,.dalam acara pengukuhannya sebagai Guru Besar. Secara umum, Prof. Tyas mengulas potensi kekayaan laut Indonesia di sepanjang garis pantai kurang lebih 99.093 km. Namun, jika kekayaan laut dieksploitasi secara berlebihan, hal ini akan berdampak negatif terhadap ketahanan pangan dan mata pencaharian jutaan orang di sektor terkait.

Oleh karena itu, Prof. Tyas memandang pentingnya konsep geografi manusia untuk mengatur ruang dan masyarakat, serta mengkaji interaksi antara tempat dan ruang. Peran manusia sebagai aktor perubahan lingkungan dapat menjelaskan dampak aktivitas manusia terhadap permukaan bumi, termasuk dampak wilayah pesisir dan laut terhadap aktivitas manusia. Menurutnya, perlu ada intervensi berupa regulasi yang mengatur sistem sosial dan ekologi (social ecology system) agar tidak terjadi pemanfaatan yang berlebihan atau over fishing yang merusak lingkungan.

“Konektivitas spasial dalam social ecology system terdiri atas unit fisik, biologi, dan geografi yang berasosiasi dengan aktor sosial dan institusi. Struktur atau atribut dalam sistem sosial berupa nilai, perilaku, tingkat pengetahuan, teknologi, serta jumlah individu atau komunitas. Sementara itu, sistem ekologi adalah semua sumber daya alam dari jasa ekosistem yang dimanfaatkan oleh manusia. Interaksi kedua sistem ini memerlukan regulasi agar tidak terjadi pemanfaatan yang berlebihan,” ujar Prof. Tyas.

 

Prof. Dr. Dewi Susiloningtyas, S.Si., M.Si. dikukuhkan sebagai Guru Besar Tetap Bidang Geografi Manusia, Lingkungan, dan Pengelolaan Sumber Daya Alam Pesisir dan Laut, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Universitas Indonesia (UI), setelah melakukan kajian terkait keberlanjutan penghidupan masyarakat pesisir di Indonesia. Acara pengukuhan tersebut berlangsung pada hari ini, Rabu (25/6), di Balai Sidang UI Kampus Depok dan dipimpin langsung oleh Rektor UI, Prof. Dr. Ir. Heri Hermansyah, S.T., M.Eng., IPU.

Untuk menguatkan sistem sosial ekologi, dibutuhkan konsep Pemodelan Berbasis Agen atau ABM (Agent Base Model) yang dikembangkan dalam kerangka pengelolaan sumber daya pesisir dan lautan. ABM adalah model komputasi untuk mensimulasikan tindakan interaksi antar agen otonom yang digunakan sebagai analisis pemodelan masyarakat yang kompleks, seperti pada komunitas masyarakat pesisir yang mata pencahariannya dipengaruhi faktor sosial, ekonomi, dan lingkungan.

Prof. Tyas menerapkan konsep sosial ekologi dalam kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi pada penelitian yang terkait dengan alam dan kehidupan masyarakat pesisir. Beberapa di antaranya adalah pengembangan pariwisata pesisir dan laut berkelanjutan, serta pengembangan budi daya rumput laut di Pulau Tarakan, Kalimantan Utara. Dari penelitian tersebut, dengan pendekatan konektivitas spasial, kajian terhadap dinamika dan perubahan akses sumber daya atau tekanan lingkungan secara langsung dapat dipetakan dan diprediksi dengan model.

“Implikasi dari konektivitas sosial ekologi dalam membentuk keberlanjutan dapat diarahkan dengan prioritas kebijakan serta menentukan bentuk tanggung jawab pelaku kegiatan yang terlibat. Hasil studi dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan pengelolaan wilayah berbasis data adaptif terhadap dinamika yang terjadi. Kegiatan pemanfaatan sumber daya pesisir dan laut akan berpengaruh terhadap keberlanjutan sumber daya. Hal ini karena adanya kerentanan kerusakan ekologi pada critical area yang merupakan habitat dari sebagian besar sumber daya, yang menjadi ketergantungan kehidupan masyarakat pesisir,” kata Prof. Tyas.

Penelitian Prof. Tyas terkait konektivitas spasial sebagai strategi untuk keberlanjutan penghidupan masyarakat pesisir di Indonesia membawanya menjadi guru besar ke 32 yang dikukuhkan tahun ini dari total 473 guru besar UI. Sebelum dikukuhkan sebagai guru besar, Prof. Tyas menamatkan pendidikan di Universitas Gadjah Mada pada program S1 Perencanaan Pengembangan Wilayah, Fakultas Geografi (1994) dan S2- Ilmu Lingkungan (1998), serta menyelesaikan pendidikan S3-Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Lautan FPIK IPB University pada 2014.

Pada tahun 2024, ia melakukan beberapa penelitian lain, di antaranya The Influence of Traditional Bottom Set Gill Net Dimension with The Daily Catches of Rastrelliger Faughni at The Karangantu Archipelago Fisheries Port, Banten Province, Indonesia; Spatial Dynamics Model of Built-up Area Growth and Mean Sea Level Ris Projection. Casee Study: Bandar Lampung City, Indonesia; dan Spatial Analysis of Landuse and Land Utilization Based on Suitability Spatial Planning on Food Estate Planning Site in Kapuas Regency, Central Kalimantan.

Acara pengukuhan guru besar Prof. Tyas turut dihadiri tamu undangan, antara lain Deputi Bidang Sistem dan Strategi Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Dr. Raditya Jati, S.Si., M.Si.; EVP Sistem Informasi PT Kereta Api Indonesia (Persero), Albertus Indarko Wiyogo, MT, CISA, CISSP; Direktur Kelembagaan dan Jaringan Informasi Geospasial, Badan Informasi Geospasial, Rachman Rifai, S.Si, M.Si, M.Sc.; Staf Ahli Menteri ATR/BPN, Aishah Gray; dan Direktur Korean Bank, Bapak Dodi Widjayanto, S.E., M.M.

Related Posts