id sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

Integrasi Pelayanan Kesehatan dan Pendidikan lewat Academic-Based Health System

Demi terwujudnya sistem kesehatan yang kuat secara nasional, peran rumah sakit (RS) tak bisa disepelekan, termasuk di dalamnya kelompok RS Pendidikan. Kelompok RS tersebut disebut juga sebagai Academic-Based Health System (AHS) yang tak hanya berperan dalam pelayanan kesehatan, tetapi juga dalam bidang pendidikan dan penelitian.

RS Pendidikan adalah kelompok rumah sakit terbaik di berbagai negara. Ini bisa terjadi karena adanya sinergi antara fungsi pelayanan, pendidikan, dan penelitian, yang dilakukan sejak perencanaan.

Sinergi tersebut tentunya harus dilakukan oleh pihak dari bidang kesehatan dan bidang pendidikan. Hal ini diungkapkan oleh Prof.Dr.dr.Ratna Sitompul, Sp.M(K), Guru Besar Universitas Indonesia (UI) bidang Ilmu Kesehatan Mata.

Menurutnya, harus ada integrasi antara RS Pendidikan dan Fakultas Kedokteran dari universitas yang ada.“Rumah Sakit dan Fakultas Kedokteran harus mempunyai visi yang sama yaitu memberikan yang terbaik bagi pasien dan peserta didik,” kata Ratna pada pidato pengukuhannya sebagai Guru Besar UI di Aula IMERI FKUI Kampus Salemba, Jakarta Pusat, Sabtu, 12 Januari 2019.

Di Indonesia sendiri, AHS telah diterapkan oleh UI sejak tahun 2010. Fakultas Kedokteran UI (FKUI) telah diintegrasikan dengan Rumah Sakit dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) demi terselenggaranya pelayanan kesehatan, pendidikan dan penelitian yang unggul.

Integrasi tersebut pun memberi dampak positif: 92,7 % kelulusan UKMPPD (Uji kompetensi mahasiswa program pendidikan dokter), supervisi pendidikan-pelayanan meningkat 66% di 30 program studi spesialis, 30% PPDS (peserta program pendidikan dokter spesialis) memiliki kompetensi di atas standar nasional, dan keunggulanl ainnya.

Saat ini, Indonesia telah memiliki lima AHS, yaitu di UI, Universitas Padjadjaran (UNPAD), Universitas Gajah Mada (UGM), Universitas Airlangga (UNAIR), dan Universitas Hasanuddin (UNHAS).

Kelima AHS yang  ada kemudian dijadikan program percontohan oleh Komite Bersama Kemenristekdikti dan Kemenkes. Lebih jauh, Ratna mengatakan integrasi antara kedua pihak harus la herat.  Sebab, semakin erat integrasi antara Fakultas kedokteran dan Rumah Sakit, semakin baik kinerjanya.

Ia merujuk pada studi yang dilakukan Collins C (2015) yang membuktikan bahwa integrasi yang erat meningkatkan kualitas pendidikan sebesar 14%, kualitas pelayanan 5%, reputasi 11% dan riset 26%.“Sebaliknya, semakin longgar integrasi, semakin buruk kualitasnya,” tambah Ratna.

 

 

 

Related Posts