Selasa (1/8/2019), Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia (FKG UI) menyelenggarakan Ujian Promosi Doktor atas nama drg. Evy EidaVitria, Sp .BM(K) dengan judul disertasi “Analisis Genotip Gen Muscle Segment Homebox 1, Paired 9, dan Fenotip Diskrepansi Maksila Terhadap Terjadinya Impaksi Gigi Kaninus Rahang Atas”.
Ujian ini diselenggarakan di Ruang Aula Gedung A FKG UI Lt.2, Kampus UI Salemba.Promosi Doktordrg. Evy Eida Vitria, Sp.BM(K) dipromotori oleh Prof. Iwan Tofani, drg., Sp.BM(K)., Ph.D dan ko-promotor Endang Winiati Bachtiar, drg., M.Biomed, Ph.D dan Prof. Dr. M. F. Lindawati S. Kusdhany, deg., Sp.Pros(K).
Secara garis besar, disertasi milik drg. Evy Eida Vitria, Sp.BM(K) membahas mengenai gen yang menyebabkan masalah impaksi gigi kaninus rahang atas atau gigi taring yang terpendam. Masyarakat lebih mengenalnya dengan istilah gigi gingsul.
“Orang awam biasanya melihat gigi gingsul ini biasa. Padahal itu bisa mempunyai efek pada pertumbuhan rahang gigi seseorang, apalagi kalau ginsulnya dicabut. Itu bermasalah sekali, menyebabkan lengkung rahangnyaberubah, gigitannya berubah, dan sendi ototnya berubah,” ujar drg. Evy Eida Vitria, Sp.BM(K).
Penyebab dari impaksi gigi rahang atas atau gigi gingsul tersebut bermacam-macam, antara lain faktor genetik, faktor lokal, dan faktor gizi. Namun, faktor genetik diduga menjadi faktor utama yang mempengaruhi terjadinya impaksi gigi kaninus rahang atas.
Gen Muscle Segment Homeobox 1(Msx1) dan Paired 9 (Pax9) diduga menjadi penyebab dari gigi taring yang terpendam. Namun, setelah dianalisa dengan metode sekuensing DNA dan dianalisis secara bioinformatika, hasilnya adalah hanya gen Pax9 yang menyebabkan terjadinya impaksi gigi kaninus rahang atas.
Gen Pax9 tersebut memiliki hubungan dengan panjang lengkung gigi, panjang diagonal lengkung gigi, dan lebar lengkung rahang. Sedangkan Gen Msx1 tidak terindetifikasi menyebabkan impaksi gigi kaninus rahang atas.
Seseorang yang memiliki gen Pax9 mempunyai risiko 53 kali lebih besar untuk terjadinya impaksi gigi kaninus rahang atas daripada seseorang yang tidak memiliki gen Pax9,serta seseorang yang mempunyai panjang diagonal kurang dari 26mm memiliki risiko 14,9 kali lebih besar untuk terjadi impaksi gigi kaninus rahang atas daripada seseorang yang memiliki panjang diagonal lebih dari 26mm.
Setelah ujian promosi doktor ini, drg. Evy Eida Vitria, Sp.BM(K) resmi menjadi lulusan doktor pertama di tahun 2019 dan merupakan doktor ke-105 lulusan dari FKG UI.