id sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

Strategi Pembelajaran Daring di Era Pandemi Covid-19

Rabu (12/8/2020) Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat bekerja sama dengan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Yayasan Bank Pembangunan Kalteng (YBPK) Palangka Raya menggelar workshop daring “Pembelajaran Daring di Era Pandemi Covid-19”.

Dalam sambutannya, Djoni Widjanarko Kridarso (Direktur Pemasaran Bidang Bisnis dan Usaha Syariah Bank Kalteng) mengatakan bahwa workshop ini digelar sebagai bentuk pengembangan kapasitas staf pengajar di STIE YBPK.

“Agar kita dapat beradaptasi dengan kondisi pembelajaran daring ini tanpa mengurangi kualitas pengajaran yang dibutuhkan oleh para siswa,” ujar Djoni dalam sambutannya.

Elvia R. Shauki, Ph.D, dosen pengajar di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI), membawakan materi dengan judul “Issues, Challenge, & Opportunities in Online Teaching”.

Dalam pemaparannya, Elvia memberi contoh pelaksanaan pembelajaran di Australia yang menggunakan sistem blended learning yang menggabungkan pengajaran tatap muka dengan pengajaran daring.

Menurutnya, dalam pelaksanaan blended learning ini ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh pengajar, yaitu aturan main terkait protokol kesehatan, bahasa yang digunakan ketika terjadi pelanggaran protokol kesehatan, social inclusion bagi siswa yang pernah terdampak Covid-19, mekanisme diskusi grup, mekanisme absensi, penggunaan fasilitas bersama, isu penguasaan teknologi yang kurang, dan higienitas fasilitas.

Salah satu yang kurang menjadi perhatian di Indonesia, adalah penggunaan bahasa di kelas ketika menegur siswa.

“Kita tidak bisa langsung menegur atau menyuruh siswa untuk keluar ruangan begitu mereka tidak memakai masker atau batuk. Harus dipikirkan bagaimana membangun komunikasi yang baik antara pengajar dan siswa terkait penegakan protokol kesehatan di kelas,” kata Elvie menjelaskan.

Metode blended learning merupakan metode yang paling baik digunakan pada masa transisi menuju keadaaan normal, karena pembelajaran daring dan luring mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing.

Pembelajaran luring secara total tentu bukan pilihan yang tepat di saat pandemi, namun metode daring juga mempunyai kekurangan dalam hal engagement dan pendalaman materi antara pengajar dengan siswa. Kelebihan metode daring terletak pada tingkat fleksibilitas dan adanya pacing (jeda) antar materi.

Salah satu strategi yang dapat digunakan dalam metode daring adalah penggunaan personalized method dalam sistem diskusi, para pengajar dapat memancing diskusi dan menguji pemahaman siswa lewat pemanggilan nama mereka satu-persatu. Menurutnya, sesi diskusi menjadi sesuatu yang harus dilaksanakan dalam metode pembelajaran daring.

“Dalam metode daring, pengajar maksimal memberikan materi selama 30 menit agar siswa tetap dapat fokus. Sisa pembelajaran harus dilakukan dengan metode diskusi, baik diskusi kelompok, ataupun diskusi kelas,” kata Elvia.

Pembagian kelompok dengan metode daring dapat dilakukan dengan fitur-fitur yang ada di media pembelajaran seperti Zoom, Google Classroom, maupun Microsoft Teams.

Penjelasan teknis penggunaan aplikasi-aplikasi ini dijelaskan di sesi kedua yang dipaparkan oleh Desti Fitriani, S.E., Ak., M.A., CPMA (Dosen FEB UI) dengan materi berjudul “Online Learning Platform Alternatives During & Post Pandemic”.

“Apapun platform pembelajaran daring yang nanti akan kita pilih, harus mempertimbangkan kondisi, kemampuan dan kendala yang ada, termasuk infrastruktur, kemampuan SDM dan kondisi mahasiswa. Yang terpenting adalah memastikan proses pembelajaran selama masa pandemi ini tetap berjalan, tujuan pembelajaran dapat tercapai, dengan menggunakan platform daring apapun yang tersedia”, ujar Desti.

Sesi workshop diakhiri dengan sesi Focus Group Discussion (FGD) yang dihadiri oleh seluruh peserta disertai dengan sesi tanya-jawab kepada para narasumber yang ada.

Related Posts