Pada pagi yang dingin, 5 Januari 2019, lima belas sivitas akademika Universitas Indonesia (UI) sudah bergegas berangkat menaiki mobil menuju lokasi wilayah yang terkena longsor di Kampung Cimapag, Desa Sinar Resmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi.
Seolah berlomba dengan meningginya matahari pagi, para relawan UI beranjak menuju lokasi bencana agar segera bergabung dengan relawan lain dari berbagai penjuru untuk membantu korban.
Kelimabelas relawan UI yang terdiri dari dosen, mahasiswa, dan karyawan ini pada 4-5 januari 2019, melaksanakan kegiatan UI Peduli membantu para korban tanah longsor Cimapag. Kegiatan yang dilaksanakan terdiri dari dua aktivitas utama yakni menyalurkan bantuan logistik dan bantuan kesehatan.
Menurut Direktur Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), Prof. Dr. Heri Hermansyah, UI sebagai universitas yang menyandang nama bangsa perlu hadir di tengah masyarakat yang sedang mengalami bencana seperti di Banten, Lampung Selatan dan Sukabumi Selatan.
“Kegiatan UI Peduli longsor di Desa Cimapag ini berupa aksi respon bencana berupa bantuan logistik dan pelayanan medis melibatkan dosen, mahasiswa yang memiliki kompetensi terkait. Semoga kegiatan ini bisa membantu dan meringankan penderitaan saudara-saudara kita,” papar guru besar teknik kimia Fakultas Teknik (FT) UI ini.
“Kegiatan UI Peduli Longsor di Cisolok Sukabumi yang dibentuk DRPM walaupun dibentuk sangat singkat namun memiliki komponen tim yang sesuai dengan penugasannya baik sebagai dokter, pharmacist, geograf, kesehatan masyarakat, dan komunikasi massa, setiap anggota tim mempunyai keinginan yang sama bagaimana ingin menolong dan membantu sesama warga Sukabumi yang notabene semua tim merupakan keluarga besar Sukabumi di UI,” papar Dr. Tito Latif Indra, dosen geografi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) yang menjadi team leader kegiatan ini.
Logistik dan Medis
Berbagai bahan sandang dan pangan didistribusikan kepada para pengungsi, seperti beras, susu dan makanan bayi, ikan sarden, abon, diapers bayi dan orangtua, sarung, mukena dan peralatan sekolah.
Selain itu, dibagikan juga kepada para korban adalah air mineral, masker, sarung tangan dan sepatu boots. Beberapa barang itu juga didistribusikan kepada para relawan yang membantu proses evakuasi.
“Di lapangan, terlihat bahwa bantuan pangan dan sandang cukup melimpah, namun proses pendistribusian bantuan kepada warga yang perlu mendapatkan perhatian,” ujar Mila Tejamaya, MOHS, dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) yang ikut terjun ke lapangan.
Untuk bantuan medis, UI mengirimkan dua dokter dan dibantu oleh dua orang mahasiswa Farmasi, serta bantuan obat-obatan. “Kondisi saat datang tidak ada dokter yang stand by di posko, bahkan menurut informasi relawan medis di lapangan, hanya ada perawat dan bidan,” tambah Mila.
Di lapangan, tim relawan UI sempat berdiskusi dengan Bupati Kabupaten Sukabumi, Marwan Hamami.“Syukur Alhamdulillah kami bisa bertemu dengan Bapak Bupati Sukabumi dan beliau memberi arahan agar dari UI bisa membantu menyiapkan lokasi terutama bidang geoscience (geologi dan geografi),” ujar Tito.
Namun kata Tito lagi, kami melihat dalam operasionalnya sangat dibutuhkan sekali peranan dokter, di sisi lain obat-obatan tersedia berlebih, semoga UI pada tahap selanjutnya bisa mengirimkan tim dokter serta tim geoscience untuk berperan di Cisolok.
Mila pun berharap semoga semua pihak yang terdampak diberikan kekuatan, kesabaran dan keikhlasan. “Kami akan berusaha membantu proses pemulihan pasca bencana di Cisolok, seperti yang diharapkan oleh pemerintah Kabupaten Sukabumi dan kepala adat Sinar Resmi,” lanjutnya.
DRPM yang menjadi koordinator UI Peduli membentuk 3 tim pada saat yang sama. Selain tim UI Peduli yang dikirim ke Sukabumi, pada saat yang bersamaan, tim UI Peduli juga sedang melaksanakan kegiatan serupa di Banten dan Lampung Selatan yang terkena tsunami beberap waktu yang lalu.
Penulis: Awang Ruswandi, M.Si.