id sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

Seminar Kebangsaan I: Merawat Indonesia – Peran Universitas dalam Menjaga Kebhinekaan

Indonesia saat ini menggeliat sebagai pusat kekuatan ekonomi di Asia Tenggara. Indonesia dalam tiga dekade ke depan bahkan diperkirakan akan menjadi salah satu negara maju di dunia dengan pendapatan per kapita 12–15,000 USD. Saat ini Indonesia telah menjadi anggota kelompok 20 negara ekonomi terbesar di dunia.

Capaian itu tentu tidak diraih dengan mudah. Indonesia harus melewati krisis ekonomi Asia 1998 dan krisis ekonomi dunia 2008. Krisis 1998 bahkan disertai dengan krisis politik. Tuntutan Reformasi mengenalkan Indonesia selanjutnya kepada upaya menata praktik–praktik pemerintahan dan prosedur baru dalam pelembagaan demokrasi.

Reformasi tidak dapat dilepaskan dari peranan mahasiswa dan kampus sebagai kawah candradimuka–nya. Aktivis dan intelektual dari perguruan tinggi bergandeng tangan dalam Tri Dharma perguruan tinggi sebagai agen–agen perubahan untuk memastikan arah kebangsaan yang lebih maju. Deraan krisis menggarisbawahi pentingnya pemerintahan (governance) dan strategi pembangunan yang efektif menjawab setiap tantangan jaman. Pemerintahan dan strategi yang efektif itu tidak terlepas dari peran universitas sebagai sumber rujukan epistemologis dan etis.

Hasilnya, perubahan hari ini dimana kemajuan ekonomi telah membuka peluang puluhan juta warga untuk meraih mobilitas sosial yang lebih baik. Kelas menengah Indonesia tumbuh mandiri dan terdidik di berbagai bidang dan profesi.

Meski begitu, masa depan Indonesia tidak berjalan begitu saja. Terdapat beragam faktor dan variabel yang dapat membuat proyeksi Indonesia tersebut meleset atau bahkan tidak mencapai sasarannya. Aspek non–teknis misalnya terkait erat dengan stabilitas politik dan kemampuan kelembagaan demokrasi. Indonesia pernah mengalaminya di era Presiden Abdurrahman Wahid, manakala pemerintahan berhenti di tengah jalan dan berakibat tertundanya rencana–rencana perbaikan di berbagai bidang.

Masa depan Indonesia dalam perjalanannya ditentukan oleh kualitas pemerintah dan kualitas demokrasinya. Kualitas demokrasi ditandai antara lain oleh dipatuhinya Konstitusi sebagai aturan main bersama, penggunaan program dan kebijakan sebagai modal persaingan politik, sumber formal pergantian kekuasaan, hingga pembatasan masa jabatan administrasi pemerintahan serta rotasi kekuasaan secara teratur setiap lima tahun sekali.

Dalam situasi seperti itulah, peran universitas mengemuka.Bagaimana universitas dapat memajukan percakapan dan pelembagaan politik yang rasional dan etis? Sebagai lembaga pendidikan tinggi yang melahirkan cendekiawan, elite–elite politik dan pejabat pemerintahan, universitas membawa peranan penting. Di luar peranannya sebagai pemasok tenaga terdidik dan sumber pengetahuan baru, Universitas juga menjadi penggerak legitimasi politik karena Universitas memberi pupuk bagi nilai–nilai dan etika publik.

Belakangan ini, peranan universitas sebagai rujukan etis bagi masyarakat kiranya semakin dibutuhkan manakala berbagai peristiwa yang berpotensi menimbulkan konflik sosial mengemuka di Indonesia dalam beberapa bulan terakhir. Sebagai contoh, kasus Calon Gubernur Petahana Basuki Tjahaja Purnama “Ahok” dan Pilkada Jakarta menyiratkan menguatnya kembali politik identitas sebagai basis kompetisi kempempimpinan dan transaksi politik ketimbang program atau solusi kebijakan sosial ekonomi.

Politik identitas dan transaksi politik berbasis primordialisme akan menggerus nilai–nilai kebinekaan dan Demokrasi Indonesia ke arah ketidakstabilan politik bahkan dapat membuatnya harus memulai semuanya kembali dari titik nol. Politik identitas hanya akan membelah Indonesia dan membuat ke-Indonesia-an terancam dalam bahaya.

Pada situasi inilah, Universitas menjadi lembaga utama di masyarakat yang sangat penting untuk ikut bersuara agar masyarakat dapat memperoleh kejernihan pandangan dan memperteguh pedoman kebangsaan.

 

Jadwal Acara

Jam Agenda
09.30-10.00 Registrasi peserta
10.00-10.15 Pembukaan oleh Panitia
10.15-10.40 Paparan Key Note Speaker
10.45-11.45 Paparan para pembicara
11.45-12.30 Diskusi
12.30-13.00 Rangkuman, Konferensi Pers dan Makan Siang

NARASUMBER
Key note speaker:
Lukman Hakim Saifuddin | Menteri Agama Republik Indonesia

Pembicara

  • Arief Budhy Hardono | Ketua Ikatan Alumni Universitas Indonesia
  • Dr. Bagus Takwin | Pengajar Fakultas Psikologi Universitas Indonesia
  • Turro Wongkaren, Ph.D. |Kepala Lembaga Demografi Universitas Indonesia
  • Gadis Arivia | Pengajar Departemen Filsafat FIB UI

WAKTU DAN TEMPAT
Kegiatan ini akan dilaksanakan pada:
Hari/tanggal    : 24 November 2016
Jam                 : 09.30 – 13.00 (ditutup dengan makan siang)
Tempat            : Auditorium Gedung H, lt.4, Fakultas Psikologi, Kampus Universitas Indonesia, Depok

 

Related Posts