id sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

Kerja Sama UI-Oxford dalam Upaya Pemberdayaan Penelitian & Inovasi

Universitas Indonesia > Berita > Berita Highlight > Kerja Sama UI-Oxford dalam Upaya Pemberdayaan Penelitian & Inovasi

Penulis: Humairah Nur

Komisi-2 Senat Akademik Universitas Indonesia (UI) menyelenggarakan diskusi satu hari bertema “Regulasi untuk Akselerasi Inovasi UI” pada Kamis, (22/07/2021). Acara disiarkan secara langsung melalui Zoom dan kanal resmi Youtube UI Teve. Penyelenggaraan acara dibagi menjadi empat sesi yang disesuaikan dengan tema masing-masing. Pada sesi keempat, Assoc. Prof. Raph Hamers, MD, Ph.D. (Senior Clinician Scientist, Oxford University Clinical Research Unit Indonesia Research Fellow) selaku narasumber, memaparkan dua tahun perjalanan dan peran Universities of Indonesia and Oxford Clinical Research Laboratory (IOCRL) sebagai upaya pemberdayaan penelitian dan inovasi di UI.

IOCRL merupakan fasilitas penelitian yang berfungsi sebagai pusat untuk mendukung uji klinis dan penelitian klinis lainnya, pendidikan, pelatihan, dan keterlibatan publik dalam sains. Fasilitas ini merupakan bagian dari program Oxford Univ Clinical Research Unit (OUCRU). Fasilitas ini berlokasi di Departemen Parasitologi Fakultas Kedokteran UI (FKUI). Berdasarkan penuturan Hamers, pendanaan IOCRL berasal dari pajak dan berbagai lembaga pendanaan riset internasional. “IOCRL merupakan tempat kerja yang menarik karena fasilitas ini mempertemukan banyak ilmuwan, dan pelajar dari berbagai tempat untuk melakukan penelitian dan inovasi,” ujar Hamers.

Sebelum berdirinya IOCRL, Oxford University telah bekerja sama dengan Institut Biologi Molekuler Eijkman untuk pembukaan Unit Penelitian Klinis Eijkman-Oxford (EOCRU) pada tahun 2008. Hal ini ditandai dengan adanya penandatanganan nota kesepahaman antara kedua belah pihak. Pembukaan EOCRU bertujuan untuk melakukan penelitian kolaboratif tentang penyakit menular yang berdampak pada kesehatan masyarakat Indonesia dan penduduk lainnya di negara-negara Asia Tenggara. Kerja sama ini dimulai dengan uji klinis oseltamivir terhadap influenza H5N1.

Pada tahun 2012, Oxford University menandatangani nota kesepahaman dengan FKUI. Penandatanganan nota diawali dari adanya kolaborasi penelitian klinis penyakit menular. MoU ini kemudian dilanjutkan dengan peresmian IOCRL pada 15 Mei 2019 dengan tujuan memperkuat dan memperluas penelitian klinis, terutama di UI.

Sepak terjang IOCRL selama dua tahun telah memfasilitasi berbagai hasil riset klinis dan publikasi. IOCRL telah banyak berperan dalam upaya peningkatan pengelolaan penyakit infeksi kompleks yang berdampak pada kesehatan masyarakat seperti TB, HIV, COVID-19, dan infeksi yang resisten terhadap obat. Desain fasilitas yang terintegrasi dengan intervensi yang kompleks diklaim akan mampu meningkatkan hasil penelitian dan observasi. IOCRL juga turut menawarkan pendanaan riset. “Kerja sama ini juga bertujuan untuk membangun jaringan klinis lokal yang terhubung secara global dari institusi akademik, rumah sakit, dan fasilitas kesehatan Indonesia untuk memberikan studi dan pengawasan klinis yang berdampak lebih tinggi,” ujar Hamers menambahkan.

Dengan adanya IOCRL, diharapkan mampu mengembangkan hasil ilmiah lokal sekaligus memperkuat kerjasama antara ilmuwan lokal dan global terutama Oxford dan FKUI. Kerja sama ini juga diharapkan mampu menarik minat pendanaan untuk melakukan penelitian klinis, komunitas, dan epidemiologis yang penting bagi Indonesia. Sebagai penutup, pemaparan sesi keempat dan sesi lainnya dapat disimak kembali pada kanal Youtube resmi milik UI Teve.

Related Posts