iden sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

Grand Opening Gerakan UI Mengajar Angkatan 13: Mengupas Problematika Pendidikan Indonesia Menuju Pendidikan Inklusif

Universitas Indonesia > Berita > Berita Highlight > Grand Opening Gerakan UI Mengajar Angkatan 13: Mengupas Problematika Pendidikan Indonesia Menuju Pendidikan Inklusif

UI Mengajar Angkatan 13 (GUIM 13) secara resmi membuka rangkaian kegiatan mereka di Balai Sidang Universitas Indonesia (UI). Acara Grand Opening yang diselenggarakan oleh Departemen Sosial Masyarakat Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UI ini, menampilkan talkshow yang mengangkat isu krusial dalam dunia pendidikan Indonesia dengan tema “Problematika Pendidikan Indonesia: Jurang Kualitas Guru Menuju Pendidikan yang Inklusif.” Acara ini bertujuan untuk membuka wacana tentang pentingnya pemerataan kualitas guru dan dampaknya terhadap pendidikan di Indonesia, khususnya di kalangan mahasiswa dan masyarakat.

Gerakan UI Mengajar (GUIM) adalah sebuah inisiatif pengabdian masyarakat yang berfokus pada pembangunan pendidikan dasar di wilayah pedesaan dan terpencil sebagai solusi untuk mengatasi kesenjangan dan memperkuat kelangsungan pendidikan di Indonesia. Selama lebih dari satu dekade, GUIM telah berkomitmen untuk mendukung pendidikan di daerah terpencil di seluruh negeri. Pada tahun ini, GUIM 13 berencana untuk melaksanakan kegiatannya di Provinsi Lampung dengan tajuk “Kilaukan Asa, Maknai Cerita”. Dengan semangat yang sama, yaitu untuk mengadvokasi pemerataan kualitas guru dan menggarisbawahi dampaknya terhadap system pendidikan Indonesia.

Emy Nurmayanti, M.S.E, Kasubdit Kemitraan dan Pengabdian kepada Masyarakat, Direktorat Kemahasiswaan UI, juga turut memberikan apresiasi terhadap Gerakan UI Mengajar yang telah konsisten dalam melaksanakan pengabdian masyarakat sebagai perwujudan dari Tri Dharma Perguruan Tinggi. Sesi talkshow ini dipandu oleh Dheayu Jihan, Produser dan Anchor Tempo, dengan tiga narasumber yang sangat kompeten dalam bidang pendidikan, yaitu Dr. Nuril Furkan, M.Pd. M.H, CPM., Perwakilan dari Direktorat Guru Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus (Dikmen Diksus) Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI; Dosen Sosiologi Pendidikan UI, Prof. Dr. Paulus Wirotomo, M.Sc.; Chairman Gerakan Indonesia Mengajar, Hikmat Hardono, S.E.

Dalam sesi talkshow, Nuril Furkan menegaskan pentingnya kolaborasi yang erat antar lembaga untuk menangani berbagai permasalahan pendidikan di Indonesia. Lebih lanjut, ia menyoroti bahwa permasalahan pendidikan adalah isu-isu kompleks yang tidak dapat diselesaikan oleh satu lembaga atau satu sektor saja. Diperlukan kerja sama yang efektif antara pemerintah, Lembaga pendidikan, organisasi masyarakat, dan sektor swasta untuk dapat menciptakan solusi yang berkelanjutan.

“Mahasiswa turut memiliki peran karena masih memiliki idealisme untuk memajukan dunia pendidikan. Harapan kami, kawan-kawan di luar pemerintah seperti mahasiswa, Yayasan Indonesia Mengajar dsb. dapat sharing pengalaman dan duduk bersama sehingga apapun yang menjadi persoalan bisa saling melengkapi untuk dicarikan solusi,” ujar Nuril Furkan.

Sementara itu, Dosen Sosiologi Pendidikan UI Prof. Paulus Wirotomo menekankan pentingnya menggerakkan kekuatan penelitian untuk menjadi landasan kebijakan pendidikan yang inklusif dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Ia juga menyampaikan pentingnya fungsi sekolah sebagai elevator social, yang mana sekolah memegang peranan penting dalam mengangkat status maupun kedudukan sosial seseorang. “Kita perlu mengerahkan kekuatan penelitian, karena ilmu itu ada yang sangat teoritis, namun secara praktik masih belum terkerahkan. Meskipun kegiatan pergi ke daerah untuk mengajar tidak serta merta menyelesaikan masalah kekurangan guru, namun hal tersebut dapat memberikan dampak yang nyata,”kata Prof. Paulus.

Tidak lupa, Hikmat Hardono selaku Chairman GUIM juga menyisipkan doa dan harapannya untuk gerakan UI Mengajar tahun 2023 ini agar terus menjadi gerakan yang konsisten dan berdampak. “Teman-teman UI, selamat berjuang, terus sabar dan tabah, insya Allah semua yang kalian kerjakan membuat kalian jadi orang-orang yang menghayati persoalan Indonesia. Kalian pernah tinggal di desa, kalian pernah membaca metode di kampus, tapi juga menghayati persoalan di desa,” ujar Hikmat Hardono, Chairman GUIM.

Acara diakhiri dengan manis dengan penayangan video aspirasi dari siswa-siswa dan guru-guru SDN 02 Pondok Cina mengenai harapan mereka terkait kesejahteraan guru dan murid. Grand Opening GUIM 13 ini menandai langkah awal yang ambisius dalam memecahkan tantangan pendidikan di Indonesia, dan diharapkan mampu mengilhami mahasiswa dan semua pihak yang peduli terhadap masa depan pendidikan bangsa. GUIM 13 dengan tekad kuatnya berkomitmen untuk menjadi agen perubahan yang positif dalam dunia pendidikan Indonesia.

Related Posts