Sabtu (15/06) Liga Tari Universitas Indonesia menggelar pementesan yang bertajuk Kelana Panca Nusa di Auditorium Pusat Kegiatan Mahasiswa Universitas Indonesia. Pementesan ini bertujuan untuk memperkenalkan para kontingen yang akan mengikuti Misi Budaya UI 2019 untuk mengharumkan budaya Indonesia di lima negara Eropa Timur pada Juli hingga Agustus mendatang. Adapun negara-negara tersebut yaitu Romania, Serbia, Bosnia-Herzegovina, Hungaria dan terakhir ditutup di Slovakia.
Pada Misi Budaya UI 2019 ini, Maria Shela, Ketua Pelaksana Misi Budaya UI 2019, mengatakan jika Misi Budaya pada tahun ini berbeda dengan Misi-Misi Budaya pada tahun sebelumnya.
“Sebenarnya Misi Budaya pada tahun ini kami baru pertama kali akan membawakan delapan belas tarian, ini paling banyak karena biasanya gak sebanyak ini. Soalnya kan banyak lima negara, jadi takut bosan kalo sedikit.” Ujar Shela.
Selain itu, Shela juga mengatakan jika tarian yang dibawakan ini merupakan tari kreasi yang baru dibuat oleh tim. Hal ini bertujuan untuk membawa angin segar kepada penonton yang akan menyaksikannya.
Sesuai dengan tema yang diangkat, yakni Kelana Panca Nusa, pementasan ini menampilkan tarian dari lima provinsi di Indonesia yang berbeda-beda. Provinsi-provinsi itu tersebar dari Sumatra hingga ke Sulawesi. Dimulai dari Sumatera Barat, DKI Jakarta, Bali, Kalimantan Timur, dan Sulawesi Utara.
Dari tarian yang berasal dari lima provinsi tersebut, tarian yang dibawakan hampir didominasi oleh tarian yang berasal dari DKI Jakarta, seperti Tari Selendang Dendang, Tari Topeng Jingga, Tari Ujan Gerimis dan lain sebagainya.
Liga Tari inginmembuktikan bahwa Universitas Indonesia sebagai wakil Provinsi DKI Jakarta di Pekan Seni Mahasiswa Nasional juga masih mampu membawakan dan membuat kreasi tarian yang kental dengan unsur Betawi dan mau melestarikan budaya asli DKI Jakarta.
Selain itu, Menurut Shela ada satu tarian yang berasal dari Kalimantan Timur yang sangat menarik dan merupakan salah satu tarian masterpiece yang pernah diciptakan oleh Art Director mereka.
“Tarian itu bernama Belian Lawangan dari Kalimantan. Tarian ini merupakan salah satu masterpiece dari kami karena pelatih atau Art Director kami melakukan observasi langsung selama dua tahun terhadap Suku Dayak.” Imbuhnya.
Shela manambahkan jika tarian Belian Lawangan ini menceritakan tentang upacara pengorbanan tukar nyawa antara anak dengan ayah atau Ibunya demi menyelamatkan keadaan orang tauanya yang sedang sekarat.
Adapun selain tarian-tarian yang telah disebutkan di atas, pada pementasan Kelana Panca Nusa Liga Tari juga membawakan Tarian Kembang Greges dari Bali, Tarian Maengket dari Manado, Tarian Piring Kembang dari Sumatera Barat, dan tarian-tarian tradisional lainnya.