Rabu (5/4/2017) Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Indonesia, Jend. TNI (Purn.) Luhut Binsar Pandjaitan hadir di Auditorium Joewono Soedarsono untuk memaparkan perkembangan proyek tol laut pemerintah.
Menurutnya, agar proyek tol laut dapat diwujudkan secara optimal, penggencaran pembangunan dan modernisasi pelabuhan-pelabuhan di berbagai pulau merupakan suatu hal yang harus dilakukan.
Tahun ini, pelabuhan-pelabuhan besar di Indonesia sedang dan segera dimodernisasi dengan standar internasional.
Selain itu, menurutnya proyek tol laut sejauh ini terbilang memuaskan, khususnya dalam upaya pemerataan harga di kawasan timur Indonesia. Di sana, lanjut Luhut, biaya logistik sudah turun sekitar 20 persen.
Untuk menyempurnakannya, pemerintah berencana menerapkan sistem direct call pada pelabuhan-pelabuhan seperti Pelabuhan Ambon dan Jayapura.
Sebelumnya pada 2015, Pelabuhan Makassar telah lebih dulu sukses melaksanakan sistem ini. Dengan sistem tersebut, kapal-kapal pengangkut logistik dari Eropa, Jepang, Timur Tengah, dan Australia dapat langsung singgah membongkar muatan di pelabuhan tersebut.
“Kita masih harus selesaikan masalah efisiensi,” lanjut sosok yang telah malang-melintang di sejumlah kementerian ini.
Masalah yang dimaksud yakni dwelling time atau durasi bongkar muatan pelabuhan-pelabuhan di Indonesia yang masih memakan waktu lama. Semakin cepat dwelling time, maka biaya yang dikeluarkan pun semakin sedikit.
Kedalaman pelabuhan akan ditingkatkan, seperti yang telah dilakukan oleh Singapura dan Malaysia, agar pelabuhan dapat menampung lebih banyak kapal-kapal berukuran besar.
Penulis: Vitorio Mantalean
