iden sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

Mahasiswa UI Juarai Duta Bahasa Nasional 2023, Gagas Uji Kemahiran Bahasa Indonesia untuk Difable

Universitas Indonesia > Berita > Berita Fakultas Farmasi > Mahasiswa UI Juarai Duta Bahasa Nasional 2023, Gagas Uji Kemahiran Bahasa Indonesia untuk Difable

Tiga mahasiswa Universitas Indonesia (UI) meraih prestasi dalam ajang Duta Bahasa Nasional 2023 yang diadakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. Prestasi tersebut diumumkan pada Malam Penganugerahan Duta Bahasa Tingkat Nasional 2023 yang berlangsung di Jakarta, Jumat (29/9) lalu.

Muhammad Rifai Hasbi, mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) UI, dan Dina Azza Nuraqila, mahasiswa Fakultas Farmasi (FF) UI, dinobatkan sebagai Terbaik I Duta Bahasa Nasional 2023, mewakili Duta Bahasa Provinsi DKI Jakarta. Sementara itu, Salsabila Amanda Putri, mahasiswa Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) UI yang mewakili Duta Bahasa Provinsi Sumatra Barat meraih gelar Terbaik V dan Duta Bahasa Favorit Putri 2023.

Rifai dan Aqila unggul di antara 62 peserta atau 31 pasang duta bahasa dari 31 provinsi yang bersaing di tingkat nasional. Sementara itu, Amanda mendapat juara favorit karena dinilai memiliki kualitas jawaban dan cara berbicara terbaik saat menjawab pertanyaan dari para juri kehormatan, salah satunya dari Erina Gudono (Putri Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta 2022).

Meski berlatar belakang rumpun ilmu kesehatan, ketertarikan Rifai dan Aqila terhadap sastra dan bahasa telah dipupuk sejak kecil. Aqila gemar membaca buku, menulis puisi dan cerpen, serta mengikuti lomba pidato dan debat, sementara Rifai telah dilatih berbahasa dengan baik oleh keluarganya. “Sejak kecil saya sudah dibekali cara berbahasa yang baik, mengingat Ibu saya adalah guru Bahasa Indonesia. Karena itu, bahasa dan sastra sudah menjadi dunia pertama saya,” ujar Rifai.

Sejak terpilih menjadi Duta Bahasa DKI Jakarta pada akhir Juli 2023, keduanya mengikuti serangkaian tahap seleksi di tingkat nasional. Seluruh tahapan tersebut dimaksudkan untuk menilai skill para duta bahasa yang mencakup teknik wicara publik, kemampuan berbahasa asing, presentasi laporan krida kebahasaan dan kesastraan, kepribadian dan psikologi, penampilan seni budaya, konten kebahasan dan kesastraan, serta kemampuan menulis artikel kebahasaan dan kesastraan.

Rifai dan Aqila berhasil menjadi yang terbaik dalam kompetisi itu berkat inovasi Uji Kemahiran Bahasa Indonesia (UKBI) untuk Difabel. UKBI untuk Difabel (UUD) adalah laman pemodelan UKBI yang ramah disabilitas rungu. Inovasi ini dibuat untuk mengakomodasi kebutuhan penyandang disabilitas, khususnya disabilitas rungu, yang ingin mengikuti UKBI. Inovasi ini juga menyediakan akses informasi program kebahasaan bagi penyandang disabilitas.

“Program ini tidak hanya menjadi alat uji coba, tetapi juga menjadi media peningkatan kapasitas kebahasaan bagi penyandang disabilitas. Selain itu, program ini sekaligus mengawali upaya sertifikasi kebahasaan bagi penyandang disabilitas. Melalui UKBI untuk Difabel, Duta Bahasa DKI Jakarta melakukan alih moda Sesi Mendengarkan menjadi Sesi Menyimak Bahasa Isyarat,” kata Rifai.

Untuk memberikan gambaran kemampuan kebahasaan penyandang disabilitas rungu, Duta Bahasa DKI Jakarta memilih Sekolah Luar Biasa (SLB) berstatus negeri dan swasta di wilayah DKI Jakarta untuk ikut serta dalam sosialisasi dan uji coba UUD. Kegiatan ini juga ditayangkan secara daring agar masyarakat umum bisa mengikutinya. Beberapa SLB yang dijadikan tempat pelaksanaan UKBI untuk Difabel, antara lain SLBN 01 Jakarta, SLBN 05 Jakarta, SLBN 11 Jakarta, SLB Pangudi Luhur Jakarta Barat, dan SLB Bina Karya Insani Jakarta Timur.

Aqila percaya bahwa pelibatan teman disabilitas dalam setiap program pemerintah merupakan sebuah urgensi karena mereka memiliki hak dan kesempatan yang sama sebagai warga negara Indonesia. Ia mengatakan, “Kami berharap pemodelan UKBI untuk Difabel dapat menjadi data awal untuk menunjang proses implementasi UKBI yang ramah terhadap disabilitas. UKBI yang semakin tinggi kebutuhannya perlu dirasakan manfaatnya oleh semua orang, termasuk teman disabilitas.”

Pemilihan duta bahasa diselenggarakan Badan Bahasa sejak 2006 untuk melahirkan generasi muda yang siap memajukan bahasa dan sastra di Indonesia. Para duta bahasa diharapkan mampu menjadi ujung tombak peningkatan literasi masyarakat melalui program-program inovatif. “Tanggung jawab sebagai Duta Bahasa Nasional tidak lepas dari upaya kami untuk menggaungkan Trigatra Bangun Bahasa, yaitu mengutamakan bahasa Indonesia, melestarikan bahasa daerah, dan menguasai bahasa asing. Ketiga jenis bahasa ini harus digunakan secara proporsional sehingga mewujudkan masyarakat Indonesia yang teladan berbahasa,” ujar Aqila.

Related Posts