iden sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

Manfaatkan ChatGPT dalam Upaya Tingkatkan Kompetensi Pustakawan di Perpustakaan UI

Universitas Indonesia > Berita > Berita Highlight > Manfaatkan ChatGPT dalam Upaya Tingkatkan Kompetensi Pustakawan di Perpustakaan UI

Artificial Intelligence (AI) dapat dimanfaatkan untuk mengetahui kebutuhan pemustaka, sehingga perpustakaan dapat menyediakan layanan sesuai kebutuhan pemustaka. Hal itu bisa terlihat pada pemanfaatan Generative Pre-Trained Transformer (Chat GPT), yakni robot berbasis AI yang mampu memberikan jawaban terhadap pertanyaan pengguna. Interaksi melalui teks yang terjadi dapat dikatakan natural, seperti komunikasi antarmanusia.

Untuk itu, dalam rangka memperingati hari ulang tahun ke-40 Perpustakaan Universitas Indonesia (UI) menyelenggarakan Webinar Nasional #1 “Enhancing Learning Experiences and Outcome through Chat GPT (Innovation on Library Services)” dalam rangkaian acara The Crystal of Knowledge Festival 2023, pada Rabu (08/03). Pada pelaksanaannya, webinar ini menghadirkan tiga narasumber, yaitu Guru Besar dan Peneliti Blockchain, Robotic, Artificial Intelligence Networks (BRAIN) IPB University, Prof. Dr. Ir. Yandra Arkeman, M.Eng.; Dosen Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (FIB) UI, Dr. Fuad Gani, S.S., M.A.; dan Pustakawan UI, Sony Pawoko, S.Sos., M.T.I., yang dimoderatori oleh Pustakawan UI, Laely Wahyuli, M.Hum.

Dalam sambutan pembukaannya, Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan UI, Prof. Dr. rer. nat. Abdul Haris, M.Sc. menyampaikan, pesatnya perkembangan teknologi memberikan tantangan bagi para praktisi pendidikan untuk memanfaatkannya dalam mengembangkan media pembelajaran. “UI berkomitmen penuh mendukung pengembangan media dan layanan berbasis teknologi informasi untuk mendukung pembelajaran, demi tercapainya universitas bertaraf internasional,” kata Prof. Haris dalam webinar yang dihadiri lebih dari 800 peserta Zoom Meeting dan Live Streaming YouTube Perpustakaan UI.

Sementara itu, Kepala UPT Perpustakaan UI Mariyah, S.Sos., M.Hum., mengatakan bahwa layanan perpustakaan sangat ditentukan oleh peran pustakawan. Seorang pustakawan harus memiliki kompetensi dan mampu beradaptasi dengan teknologi informasi agar dapat melayani pemustaka dengan prima. Kompetensi pustakawan juga harus ditingkatkan seiring berjalannya waktu, baik melalui pendidikan formal maupun nonformal, sehingga diharapkan mampu beradaptasi dengan perubahan dan munculnya ChatGPT.

Menurut Prof. Yandra ChatGPT mempunyai beberapa kelebihan, yaitu memiliki skala pengetahuan yang luas, kemampuan beradaptasi, konsistensi, dan selalu dapat diakses kapanpun. Bahkan, ChatGPT memiliki gaya Pustak yang sopan, dapat digunakan dengan berbagai Pustak sampai dengan Pustak informal. Namun di sisi lain, ChatGPT tentu memiliki kekurangan, seperti memberikan jawaban yang tidak akurat atau tidak relevan, tidak dapat memahami konteks secara menyeluruh, tidak dapat menunjukkan empati atau kepekaan sosial yang sama seperti manusia, dan tidak dapat memproses informasi yang kompleks atau abstrak dengan sama baiknya seperti manusia.

Dari sudut pandang akademis, Dr. Fuad mengatakan ChatGPT memiliki potensi untuk menawarkan berbagai manfaat, termasuk peningkatan keterlibatan mahasiswa dalam perkuliahan, kolaborasi, dan keluasan aksesibilitas sumber pembelajaran. Akan tetapi, alat ini juga melahirkan berbagai tantangan dan kekhawatiran terutama terkait dengan kejujuran, integritas akademik, dan plagiarisme.

Dari berbagai kebermanfaatan yang diberikan ChatGPT, pustakawan dapat menggunakan ChatGPT untuk melakukan penelusuran sumber informasi, membuat strategi penelusuran, melakukan parafrase, membuat sintesis informasi, sampai dengan membuat sitasi dan daftar Pustaka. Sebagai Pustakawan UI, Sony memberikan empat tips dalam menyikapi informasi yang didapatkan dari ChatGPT, yaitu melakukan verifikasi informasi apapun yang didapat dari sumber yang kredibel, melakukan konsultasi dengan pembimbing atau dosen, mengakui atau melakukan sitasi terhadap informasi yang didapat dari ChatGPT, dan memasukkan ChatGPT sebagai sumber di daftar Pustaka.

Related Posts