iden sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

Pengukuhan Wakil Menteri Kesehatan RI Prof. Dante Saksono Harbuwono sebagai Guru Besar UI

Universitas Indonesia > Berita > Berita Fakultas Kedokteran > Pengukuhan Wakil Menteri Kesehatan RI Prof. Dante Saksono Harbuwono sebagai Guru Besar UI

Wakil Menteri Kesehatan RI, Prof. dr. Dante Saksono Harbuwono, Sp.PD-KEMD, pagi ini (22/10) dikukuhkan sebagai guru besar dalam bidang ilmu penyakit dalam. Pengukuhan guru besar Prof. Dante dipimpin oleh Rektor UI, Prof. Ari Kuncoro, S.E., M.A., Ph.D., di Aula Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) dan disiarkan langsung secara virtual melalui kanal Youtube UI Teve. Hadir dalam pengukuhan tersebut adalah Ketua Dewan Guru Besar Prof. Harkristuti Harkrisnowo, S.H., M.A., Ph.D; Ketua Senat Akademik Universitas Prof. Nachrowi Djalal Nachrowi, M.Sc., M.Phil., Ph.D.; Wakil Rektor bidang Riset dan Inovasi drg. Nurtami, Ph.D., Sp,OF(K); Dekan Fakultas Kedokteran Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, Sp.PD-KGEH, MMB; 16 Dekan dan Direktur fakultas/sekolah/Program Pendidikan Vokasi; para Guru Besar UI; Guru Besar FK Unika Atma Jaya, Prof. Dr. dr. Yuda Turana; dan Guru Besar FK Universitas Hasanuddin Prof. dr. David H. Mulyono. Prof. Dante menjadi guru besar ke-15 yang dikukuhkan UI pada tahun 2022.

Di deretan tamu undangan tampak hadir Wakil Presiden RI periode 2004 – 2009 dan periode 2014 – 2019, Dr. (H.C.) Drs. H. Muhammad Jusuf Kalla; Menteri Kesehatan RI, Ir. Budi Gunadi Sadikin, CHFC, CLU.; Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi RI, Jenderal TNI (HOR) Luhut Binsar Pandjaitan, M.P.A.; Kepala Pusat Kedokteran Dan Kesehatan ( Kapusdokkes) Polri, Irjen. Pol. dr. Asep Hendradiana, Sp.An., KIC., M.Kes.; Wakil Menteri Pertanian RI, Harvick Hasnul Qolbi; Wakil Menteri BUMN RI, Pahala Nugraha Mansury; Wakil Menteri Ketenagakerjaan RI, Afriansyah Noor; Menteri Riset dan Teknologi Indonesia/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional Indonesia periode 2019-2021, dan Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis UI, Prof. Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro, S.E., M.U.P., Ph.D.; Rektor UI periode 2002-2007, Prof. dr. Usman Chatib Warsa; Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Dirjen Diktiristek)/ Guru Besar Teknik Sipil  Universitas Gadjah Mada, Prof. Ir. Nizam, M.Sc., DIC., Ph.D.; Wakil Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI, Dr. Agus Joko Pramono, M.Acc., Ak., CA., CSFA., CPA., CFrA., QGIA., CGCAE; Direktur Utama Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, dr. Lies Dina Liastuti, Sp.JP; dan ratusan undangan lainnya.

Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi, dunia kedokteran juga mengalami perkembangan yang membawanya memasuki era baru. Pada masa yang akan datang, kita akan memasuki era kedokteran presisi, dengan layanan kedokteran yang diberikan secara spesifik kepada masing-masing pasien berdasarkan karakteristiknya yang meliputi karakteristik gen, keluhan yang dialami pasien,  kondisi atau penyakit penyerta, sifat dan kebiasaan, serta pengaruh lingkungan sekitar.

Pemberian layanan kedokteran dengan memerhatikan kombinasi berbagai karakteristik spesifik ini diharapkan menghasilkan layanan yang tepat dan optimal pada setiap pasien, baik pada tahapan pencegahan, diagnosis, dan terapi. Lebih lanjut Prof. Dante menyebutkan pelaksanaan kedokteran presisi ini dimungkinkan dengan perkembangan teknologi yang pesat, serta digitalisasi.

“Perkembangan teknologi memungkinkan pemeriksaan gen dilakukan secara lebih rutin, yang merupakan bagian penting dari perkembangan ilmu kedokteran dan pelaksanaan kedokteran presisi. Era digitalisasi memungkinkan asimilasi data gen ini dengan data-data karakteristik pasien lainnya secara digital melalui rekam medis elektronik. Kombinasi data-data ini kemudian dipakai menjadi dasar pemilihan pengobatan spesifik pada masing-masing pasien. Pada bidang endokrinologi, kedokteran presisi diterapkan pada penyakit diabetes dan berbagai penyakit tiroid,” ujar Prof. Dante dalam pidatonya yang berjudul “Kedokteran Presisi sebagai Masa Depan Layanan Kedokteran di Indonesia: Fokus pada Diabetes Melitus dan Kelainan Tiroid”.

Saat ini, menurut Prof. Dante, sekitar 8,5% dari populasi Indonesia memiliki penyakit diabetes dengan tren yang terus meningkat, dan lebih dari 30% pasien tidak mencapai hasil pengobatan yang diharapkan. “Penerapan kedokteran presisi pada penyakit diabetes dapat dilihat dengan dibuatnya pengelompokan pasien diabetes yang lebih detail menjadi berbagai subgrup berdasarkan kombinasi karakteristik gen dan klinis pasien. Dengan pengelompokan detail ini, pengobatan diberikan secara spesifik pada masing-masing kelompok. Selain itu, pemberian obat-obatan pada pasien diabetes diberikan secara lebih tepat sesuai dengan kecocokan masing-masing pasien terhadap obat tertentu. Dengan berbagai hal tersebut, hasil pengobatan diabetes diharapkan lebih optimal,” ujar Wakil Menteri Kesehatan RI.

Ia mengatakan kedokteran presisi juga diterapkan pada berbagai penyakit tersering tiroid, di antaranya hipertiroid, hipotiroid, dan juga benjolan tiroid. Pemeriksaan gen dan berbagai pemeriksaan laboratorium canggih dilakukan untuk meneliti lebih dalam penyakit-penyakit tersebut. Hasil pemeriksaan kemudian dikombinasikan dengan berbagai karakteristik pasien lainnya untuk menentukan arah pengobatan yang terbaik, contohnya menentukan perlunya pembedahan atau tidak pada benjolan tiroid.

Di akhir pidato, Prof. Dante menyampaikan Indonesia perlu mempersiapkan, melaksanakan, dan berkontribusi dalam penerapan era kedokteran presisi. Hal tersebut dapat diwujudkan salah satunya dengan penerapan pemeriksaan gen secara lebih luas, baik dalam ranah pengobatan maupun penelitian. Perkembangan teknologi memungkinkan hal ini, dengan harga pemeriksaan gen yang semakin terjangkau. Data gen tersebut kemudian dikombinasikan dengan berbagai karakteristik pasien di Indonesia, agar kedokteran presisi dapat diterapkan pada populasi Indonesia. Penerapan kedokteran presisi akan memberikan layanan kedokteran yang efektif, tepat, dan hemat biaya pada setiap pasien.

Prof. Dante menamatkan Program Studi Pendidikan Dokter FKUI pada 1997. Kemudian tahun 1999-2004 ia menyelesaikan Pendidikan Dokter Spesialis llmu Penyakit Dalam di FKUI;  dan tahun 2008 meraih gelar Doctor of Philosophy, Life Science, di University of Yamanashi, Jepang. Di tahun 2012, ia mendapat gelar Konsultan Endokrinologi Metabolisme dan Diabetes, Kolegium llmu Penyakit Dalam, Jakarta.

Sepanjang periode 2009-sekarang, Prof. Dante telah menghasilkan sebanyak 18 karya ilmiah hasil penelitian yang dipublikasikan nasional dan internasional dan tujuh buku. Tiga judul karya ilmiah terbarunya diantaranya berjudul “Challenges in the diagnosis of insulin resistance: Focusing on the role of HOMA-IR and Tryglyceride/glucose index” Diabetes and Metabolic Syndrome: Clinical Research and Reviews. 2022; “Adherence to the healthy lifestyle guideline in relation to the metabolic syndrome: Analyses from the 2013 and 2018 Indonesian national health surveys.” Preventive Medicine Reports. 2022; dan “Effect of calorie restriction diet on levels of C reactive protein(CRP) in obesity: Asystematic review and meta-analysis of randomized controlled trials.” Diabetes & Metabolic Syndrome: Clinical Research & Reviews. 2022.

Related Posts