iden sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

Peran Analisis Bibliometrik dalam Penelitian Ilmu Perpustakaan dan Perguruan Tinggi

Universitas Indonesia > Berita > Berita Highlight > Peran Analisis Bibliometrik dalam Penelitian Ilmu Perpustakaan dan Perguruan Tinggi

 “Pada perpustakaan dan perguruan tinggi di Indonesia, analisis bibliometrik diterapkan untuk menganalisis penggunaan koleksi, mengetahui perkembangan penelitian pada topik tertentu, dan membantu menganalisis kebutuhan kurikulum pengajaran pada program studi ilmu perpustakaan; mengevaluasi kesesuaian kontribusi publikasi peneliti terhadap visi, misi, serta topik penelitian unggulan universitas; serta, kinerja peneliti individu dan kinerja penelitian universitas secara keseluruhan,” kata Kepala Perpustakaan Universitas Indonesia (UI), Mariyah, M.Hum., dalam Webinar Internasional berjudul “The Role of Bibliometrics in Library and Information Research and Services” yang diselenggarakan oleh Perpustakaan UI. Enam pakar dihadirkan menjadi pembicara dalam acara tersebut, yaitu asisten pengajar/asisten peneliti di Information Science Florida State University (2018 Cohort), Muhamad Prabu Wibowo; Pustakawan senior Universiti Sains Malaysia, Mohd Ikhwan Ismail; Head of Scholarly Communication and Research Services, The University of Hong Kong Libraries, Jesse Xiao; Associate Librarian, Learning & Research Services, The University of Hong Kong Libraries, Tina Yang; Liaison Librarian – Research Support, University of Melbourne, Sarah Charing & Fransie Naude.

Webinar internasional ini bertujuan menambah pengetahuan dan wawasan tentang dasar-dasar analisis bibliometrik, sumber data bibliometrik, dan cara memanennya, serta alat analisis dan visualisasi bibliometrik. Selain itu, kata Mariyah, webinar ini akan mengungkap lebih dalam tentang peran bibliometrik di perpustakaan, jenjang karier sebagai profesional perpustakaan, dan informasi yang berspesialisasi dalam bibliometrik dan analisis data. Salah seorang pembicara, Muhamad Prabu Wibowo, memperkenalkan bibliometrik dengan memaparkan materi berjudul “Introduction to Bibliometrics: Harvesting Data”. Menurutnya, ada banyak sumber data yang dapat digunakan. “Namun, kita harus mempertimbangkan beberapa hal yaitu, akses, kekuatan dan kelemahan, cakupan, dan kompatibilitas dengan perangkat lunak dimana analisis dan metode tergantung pada tujuan (studi), pertanyaan (penelitian), perangkat lunak (aplikasi), jenis data (numerik, nominal, ordinal), dan lainnya,” ujarnya. Pembicara berikutnya, Mohd Ikhwan Ismail menyampaikan tentang berbagai perangkat lunak dan alat visualisasi yang dapat digunakan dalam penerapan metode analisis bibliometrik. “Ada 4 (empat) manfaat yang dapat diperoleh dengan menggunakan metode analisis bibliometrik, yaitu menganalisis tren dalam penelitian individu atau bidang studi, memberikan bukti untuk dampak penelitian individu atau bidang studi, menemukan bidang penelitian baru dan yang sedang berkembang, mengidentifikasi calon kolaborator penelitian, dan mengidentifikasi sumber yang cocok untuk diterbitkan,” katanya. Pembahasan tentang bibliometrik dan dampak layanan penelitian merupakan materi yang disampaikan oleh Jesse Xiao dan Tina Yang, disertai studi kasus di HKU Libraries. Jesse Xiao menjelaskan bahwa metrik adalah proxy untuk produktivitas dan kinerja dengan perbedaan dalam publikasi, ukuran, jenis, disiplin, dan bahasa. HKU Libraries memiliki 8 (delapan) key metrics yang digunakan diantaranya, publication counts; citation counts; citation percentile; H-index; Field Weight Citation Impact (FWCI); Category Normalized Citation Impact (CNCI); Hightly Cited Papers; dan Hot Papers.

Lebih lanjut, Tina Yang mengatakan, “Guna membantu capaian visi perpustakaan, yaitu perpustakaan memajukan pengajaran, pembelajaran, penelitian, dan kegiatan pertukaran pengetahuan universitas melalui sumber dayanya yang luar biasa, layanan yang berpusat pada orang serta pendekatan inovatif dan kolaboratifnya.” Dalam membangun karier di bidang analisis bibliometrik, Sarah Charing dan Fransie Naude membagikan pengalaman mereka bersama Program Manager, Scholarly Development (Research) at the University of Melbourne, Eleanor Colla terkait bibliometrik di University of  Melbourne. Seorang pustakawan memiliki intensitas belajar yang tinggi dan diperluas ke proyek besar untuk perekrutan. Sarah Charing mengatakan, keterampilan yang dibutuhkan untuk bibliometrik diantaranya, yaitu memahami HE & pendanaan; metrik tradisional & alternatif; pembandingan; keterampilan metadata; spreadsheet dan alat visualisasi; memahami penerbitan dan komunikasi ilmiah; keterampilan berpikir kritis; dan keterampilan komunikasi & jejaring dengan pihak lain.

Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan UI, Prof. Dr. rer. nat. Abdul Haris, M.Sc.

Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan UI, Prof. Dr. rer. nat. Abdul Haris, M.Sc. memberikan dukungan terhadap penyelenggaraan webinar internasional tersebut. Prof. Haris mengatakan perkembangan peran pustakawan yang semakin aktif dalam kegiatan penelitian dan komunikasi ilmiah, analisis bibliometrik semakin banyak diterapkan di berbagai perpustakaan, misalnya untuk mengembangkan koleksi perpustakaan. “Webinar ini menggambarkan peran penting perpustakaan perguruan tinggi dalam pendidikan, terutama dalam memberikan pengetahuan baru dan mendapatkan pengambilan keputusan yang tepat untuk internal dan antar unit, serta untuk mendukung tujuan SDGs dan meningkatkan peringkat universitas,” ujar Prof. Haris.

Related Posts