https://www.elementbike.id/data/selotgacorku/https://karanganbungacilacap.com/https://dupak.dinkes.jatimprov.go.id/assets/media/demos/https://e-learning.uniba-bpn.ac.id/rahasia/app.htmlhttps://elearning.ittelkom-sby.ac.id/group/s1/https://lms.unhi.ac.id/login/maxwin/https://e-learning.unim.ac.id/notes/-/smaxwin/https://uinsatu.ac.id/media/sthailand/https://simpenmas.untirta.ac.id/panduan/-/http://keris.bondowosokab.go.id/public/system/https://tik.unj.ac.id/wp-content/konten/https://perizinanfilm.kemdikbud.go.id/uploads/blog/https://dishub.babelprov.go.id/images/sgacor/https://sipolahta.dispermadesdukcapil.jatengprov.go.id/img/user/https://dpupr.bantenprov.go.id/dpupr/uploads/files/http://bendungan-kita.sda.pu.go.id/assets/css/demo/https://agroteknologi.faperta.untad.ac.id/kaktus/images/https://sisurat.itenas.ac.id/application/core/https://www.umm.ac.id/files/media/https://simojang.jabarprov.go.id/demos/seo/
Potensi Biodiversitas Jakarta - Universitas Indonesia
id sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

Potensi Biodiversitas Jakarta

Universitas Indonesia > Berita > Potensi Biodiversitas Jakarta

Badan Semi Otonom Himpunan Mahasiswa Departemen Biologi Universitas Indonesia (BSO HMD Biologi UI) menggelar Seminar Nasional Ekspresso pada Selasa, (28/01/2020) dengan membawa tema “Potensi Biodiversitas Jakarta”.

Seminar yang bertempat di Balai Sidang Universitas Indonesia, Kampus UI, Depok ini merupakan pemaparan hasil eksplorasi bersama BSO HMD Biologi UI yang dilaksanakan di Kepulauan Seribu dan beberapa tempat di Jakarta.

Ketua HMD Biologi UI, Arfan Fauzi Soffan, menjelaskan dalam sambutannya bahwa tujuan diadakannya seminar ini bukan semata untuk memaparkan hasil eksplorasi saja.

“Kita ingin sharing data hasil penelitian ini bisa dijadikan referensi penelitian lanjutan. Selain itu, seminar ini dapat meningkatkan jiwa-jiwa konservasi dan lebih peduli terhadap lingkungan sekitar,” ujarnya.

Selaras dengan pernyataan Arfan, Dr. rer. nat. Yasman selaku Kepala Departemen Biologi UI mengapresiasi mahasiswa Biologi yang sebagai milenial masih peduli terhadap lingkungan biodiversitas.

“Penting untuk tahu biodiversitas, terlebih di ibukota kita sendiri. Jadi, jangan hanya menikmati perjalanan alam saja, tetapi ke depannya mahasiswa bisa melakukan penelitian dan menulisnya dalam bentuk jurnal ilmiah,” tutur beliau.

BSO yang berpartisipasi pada eksplorasi ini yaitu Organisasi Mahasiswa Pecinta Tumbuhan Canopy (OMPT Canopy) dengan judul penelitian “Perbandingan Struktur Vegetasi Perdu pada Zona Inti (TNLKpS) Pulau Penjaliran Barat dan Penjaliran Timur”; Kelompok Studi Hidupan Liar Comata (KSHL Comata) dengan judul penelitian “Struktur Komunitas Kupu-Kupu di Pulau Bira Besar, Kepulauan Seribu”; Special Interest Group in Marine Biology (Sigma-B) dengan judul penelitian “Analisis Kondisi dan Struktur Komunitas Karang Perairan di Sekitar Pulau Harapan”; dan Kelompok Studi Mahasiswa Proteus (KSM Proteus) dengan judul penelitian “Analisis Kualitas Udara Nitrogen pada Hutan Kota UI dan Jakarta Menggunakan Lichen”.

Sesi seminar dilanjutkan oleh pemaparan narasumber, diawali oleh Nuruliawati, S.Si sebagai perwakilan dari Wildlife Conservation Society–Indonesia Program (WCS–IP).

Ia mengungkapkan bahwa sebenarnya Jakarta masih berpotensi sebagai tempat biodiversitas, dibuktikan dengan 12 Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Jakarta yang menyimpan 157 jenis burung, 10 jenis amfibi, 30 jenis reptil, 50 jenis kupu-kupu, dan 46 jenis capung.

“RTH punya banyak sekali manfaat, yang utama adalah sebagai ekosistem perkotaan. Tetapi, karena Jakarta padat dan kebutuhan ruang terbangun meningkat, maka saat ini persentase RTH di Jakarta hanya 9% dari yang idealnya 30%,” jelas alumni Biologi UI tahun 2015 tersebut.

Ancaman penurunan biodiversitas juga dirasakan oleh terumbu karang, seperti yang dijelaskan oleh Safran Yusri, M.Si, Direktur Yayasan Terumbu Karang Indonesia (TERANGI). Sedimentasi menyebabkan kualitas air buruk sehingga terumbu karang sulit untuk berfotosintesis dan akhirnya terumbu karang akan tenggelam.

“Maka dari itu, sebagai warga Jakarta seharusnya kita menjaga dan melestarikan keanekaragaman yang ada sehingga Jakarta tidak hanya menjadi hutan beton, tetapi juga mempunyai potensi biodiversitas,” ajaknya.

Related Posts

Leave a Reply