iden sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

QiR 2023: Kontribusi UI dalam Pencapaian Indonesia Bebas Karbon 2060 melalui Solusi Inovatif dan Kebijakan Berkelanjutan

Universitas Indonesia > Berita > Berita Fakultas Teknik > QiR 2023: Kontribusi UI dalam Pencapaian Indonesia Bebas Karbon 2060 melalui Solusi Inovatif dan Kebijakan Berkelanjutan

Fakultas Teknik (FT) Universitas Indonesia (UI) kembali menyelenggarakan konferensi internasional dua tahunan Quality in Research (QiR) 2023 pada 23-24 Oktober 2023 di Bali. Sebanyak 384 peserta dari 24 negara yang berasal dari berbagai bidang keilmuan dengan latar belakang pendidikan, penelitian, lembaga publik, dan organisasi akan memiliki kesempatan untuk bertukar pikiran dan berdiskusi mengenai perkembangan teknologi di dunia untuk mencapai Net Zero Emission.

Sejak penyelenggaraan pertama pada 1998, QiR menjadi salah satu platform FTUI untuk mendorong perkembangan teknologi dan proses inovatif dalam mendukung pembangunan nasional dan global. Tahun ini QiR mengangkat tema “Navigating the Pathway to Achieve Net Zero Emission through Green Technologies and Policies” yang menekankan urgensi dan pentingnya mengatasi keberlanjutan lingkungan melalui kemajuan teknologi dan keputusan kebijakan strategis.

Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan UI, Prof. Dr. rer. nat. Abdul Haris, pada sambutannya menyampaikan, “Tema QiR 2023 mencerminkan komitmen mendalam kami di Universitas Indonesia untuk mengatasi isu penting transisi energi dan upaya kolaboratif kami untuk mencapai emisi nol, baik di Indonesia maupun dalam skala global. Kami percaya bahwa dengan bekerja keras, kita dapat menciptakan dunia yang lebih berkelanjutan dan bertanggung jawab terhadap lingkungan untuk kepentingan generasi mendatang.”

Sementara itu, Dekan FTUI Prof. Dr. Heri Hermansyah, ST., M.Eng., IPU., mengatakan, QiR 2023 bukan hanya sebuah konferensi, melainkan sebuah platform di mana individu-individu dari berbagai latar belakang berkumpul untuk membentuk dan membangun jaringan pengetahuan, inovasi, dan kolaborasi. Mulai Senin (23/10), 384 makalah dari 24 negara dipresentasikan. Sebanyak 29 orang pembicara yang juga akademisi dan peneliti terkemuka dari 14 negara juga turut berbagi pengalaman dan pengetahuan pada 82 sesi yang diselenggarakan tahun ini.

Lebih lanjut, Prof. Heri menyampaikan dalam menghadapi tantangan yang dihadirkan oleh era transisi energi ini, FTUI telah mempersiapkan berbagai strategi dan program dengan cermat. “Di bidang penelitian, kami bangga dengan pencapaian kami dalam mengembangkan bus listrik, yang turut menjadi bagian moda transportasi pada pertemuan G20. Keberhasilan ini merupakan salah satu contoh dari sekian banyak proyek penelitian, prototipe, dan produk inovatif yang telah dihasilkan FTUI. Di bidang pendidikan, kami menawarkan berbagai program studi yang berkaitan dengan transisi energi,” kata Prof. Heri.

Tujuh simposia menjadi wadah dan fokus diskusi dalam konferensi internasional ini, yaitu simposia di bidang Teknik Sipil dan Lingkungan, Teknik Mesin dan Maritim, Teknik Kimia, Kesehatan, dan Biologi, Arsitektur dan Pembangunan Lingkungan Berkelanjutan, Teknik Elektro dan Komputer, Teknik Metalurgi dan Material, serta Teknik Industri dan Sistem.

Tahun ini, FTUI menggandeng Universitas Pertahanan sebagai Co-Host dalam penyelenggaraan QiR. Letnan Jendral Jonni Mahroza, Ph.D., Rektor Universitas Pertahanan RI menyampaikan keynote speech terkait tantangan dalam mencapai net zero emission dari sudut pandang pertahanan dan keamanan energi untuk Indonesia.

”Penggunaan teknologi energi ramah lingkungan dan Green Defense serta Misi Perdamaian Iklim merupakan upaya penting yang harus dikembangkan secara berkelanjutan di lingkungan pertahanan dan keamanan. Upaya-upaya mencapai net zero emission pada Industri militer dilakukan melalui berbagai cara seperti berkolaborasi dengan negara lain dalam pengembangan teknologi dan praktik terbaik guna mengurangi dampak lingkungan dari operasi militer, melacak dan melaporkan emisi karbon secara transparan, dan mendukung penelitian dan pengembangan teknologi yang membantu mengurangi emisi,” ujar Letnan Jendral Jonni Mahroza.

Pembahasan terkait teknologi hijau dan inovasi menuju net zero emission juga disampaikan oleh ketiga plenary speakers QiR 2023 yang terdiri atas Prof. Seeram Ramakrishna dari National University of Singapore; Prof. Niall Mac Dowell dari Imperial College London; dan Prof. Widodo Wahyu Purwanto dari UI. Ketiganya merupakan pakar di bidang energi dan energi terbarukan dari tiga institusi pendidikan terkemuka di dunia.

QiR 2023 juga berkolaborasi dengan the 8th International Symposium on Biomedical Engineering (ISBE), The 7th International Tropical Renewable Energy Conference (ITREC), The 4th International Conference on Smart City Innovation (ICSCI), dan the 3rd CSID-AUN SCUD International Conference on Sustainable Infrastructure and Urban Development (CAIC-SIUD).

Related Posts