id sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

Reformasi Kebijakan Kesehatan Melalui Penguatan Sistem Ketahanan Kesehatan Indonesia

Universitas Indonesia > Berita > Berita Fakultas Kesehatan Masyarakat > Reformasi Kebijakan Kesehatan Melalui Penguatan Sistem Ketahanan Kesehatan Indonesia

PROF. DR. DRG. WACHYU SULISTIADI, MARS : REFORMASI KEBIJAKAN KESEHATAN MELALUI PENGUATAN SISTEM KETAHANAN KESEHATAN INDONESIA

Rektor Universitas Indonesia (UI), Prof. Ari Kuncoro, SE, MA, Ph.D., mengukuhkan dua guru besar dari Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) UI, yaitu Prof. Drs. Bambang Wispriyono, Apt., Ph.D., dan Prof. Dr. drg. Wachyu Sulistiadi, MARS., pada Rabu (30/11). Keduanya merupakan Guru Besar UI ke-17 dan ke-16 yang dikukuhkan tahun 2022. Dalam pidato pengukuhannya, Prof. Wachyu Sulistiadi menyampaikan pemaparan terkait reformasi kebijakan kesehatan melalui penguatan sistem ketahanan kesehatan Indonesia.

Menurutnya, kesadaran akan kerentanan sistem kesehatan nasional dan sistem kesehatan global tidak pernah lebih menarik untuk menjadi perhatian global terutama dengan hadirnya Covid-19. “Hilangnya nyawa, gangguan ekonomi global, kesenjangan sosial secara besar-besaran, dan bahkan runtuhnya layanan kesehatan paling dasar menunjukkan apa yang terjadi ketika krisis melanda dan sistem kesehatan tidak siap. Sistem ketahanan kesehatan saat ini dipandang sebagai komponen penting di setiap negara di seluruh dunia,” ujar Prof. Wachyu.

Sistem Kesehatan Nasional (SKN) merupakan payung pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa Indonesia secara terpadu dan saling mendukung pada kondisi ada goncangan ataupun normal yang menjamin tercapainya status kesehatan yang optimal.

Prof. Wachyu menyebutkan bahwa refomasi SKN harus dimulai dan diakhiri dengan mengutamakan manusia; diawali dengan investasi manusia, dan diakhiri dengan manusia yang bermartabat. “Pandemi Covid-19 mengingatkan bahwa SKN yang selama ini dilakukan belum berjalan dengan optimal dan belum belum memberikan arah solusi yang jelas untuk mengatasi hal terjadi pandemi. Sementara Sistem ketahanan kesehatan pada semua tahapan dengan mempersiapkan kapasitas preventive, kapasitas deteksi survailance, kapasitas respon, dan kapasitas pemulihan,” katanya.

Sistem ketahanan kesehatan akan memperkuat sistem kesehatan nasional dengan memperkuat keempat kapasitas. Pertama, dengan menurunkan kerentanan dan meningkatkan alternatif pilihan solusi sambil membuka banyak peluang sehingga tata kelola menjadi baik; kedua, sistem informasi selalu berfungsi, dapat mengadaptasi berbagai risiko; ketiga kemampuan tenaga kesehatan mencukupi; dan keempat, logistik terpenuhi dan memiliki upaya kesehatan yang tangguh.

“Seiring dengan semakin kompleks dan dinamika perkembangan masalah kesehatan, maka perlu melakukan reformasi kebijakan kesehatan sebagai langkah strategis dalam menentukan kebijakan yang lebih baik. Dalam pembangunan kesehatan yang berkelanjutan dengan mengambil pelajaran dari ketahanan dan sistem kesehatan nasional, maka perlu dilakukan reformasi sistem kesehatan nasionalnya yang dilandasi dengan reformasi kebijakan yang meliputi reformasi sistematika kebijakan kesehatan, reformasi kelembagaan kementrian kesehatan menjadi kementrian kesehatan masyarakat, dan reformasi kebijakan kesehatan dengan memperkuat ketahanan Kesehatan,” ujar Prof. Wachyu.

Ia berpesan bahwa mengambil momentum KTT Presidensi G20 Indonesia, sebagai tuan rumah dan juga anggota forum Kerjasama Internasional G20, Indonesia diharapkan pro aktif dan dapat menggunakan momen tersebut untuk mencegah berulangnya ketidakberdayaan sistem kesehatan nasional dalam menghadapi goncangan hebat yang tidak terduga dengan mengutamakan kearifan dan kemandirian bangsa.

Setelah pidato tersebut, Rektor UI resmi mengukuhkan Prof. Wachyu sebagai Guru Besar Tetap Bidang Ilmu Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, FKM UI. Acara yang diadakan di Balai Sidang UI Depok dan disiarkan langsung secara virtual melalui kanal Youtube UI dan UI Teve, dihadiri tamu undangan, antara lain Rektor Universitas Respati Indonesia, Prof. Dr. drg. Tri Budi Wahyuni Raharjo, MS.; Dekan FKM Universitas Hasanuddin, Prof. Sukri Palutturi, SKM, M.Kes., MSc. PH, Ph.D.; JICA Expert on Environmental Policy, Ministry of Environment, Prof. Koji Arizono, Ph.D.; Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat Kementerian PPN/Bappenas, Pungkas Bahjuri Ali, S.TP, MS, Ph.D.; Ketua Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) drg. Usman Sumantri M.Sc.; Direktur Utama PT Tirta Asasta Depok, Muhammad Olik Abdul Holik, Ak., M.Si.; Ketua Umum IKKESINDO Dr. Suprijantoro, Sp.P, MARS.; dan Ketua Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia, Dr. KH. Hasanudin, M.Ag.

Prof. Wachyu merupakan dosen di Departemen Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, FKM UI. Ia menamatkan pendidikan S1 Kedokteran Gigi di UI, pada 1990; kemudian melanjutkan studinya program pascasarjana Magister Administrasi Rumah Sakit FKM UI, 1997; dan berhasil meraih gelar Doktor Ilmu Kesehatan Masyarakat FKM UI, 2014. Saat ini menjabat sebagai Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan UPN Veteran Jakarta periode 2018-2022.

Lima judul karya ilmiah terbarunya yang telah dipublikasikan di jurnal internasional terindeks scopus, antara lain “Usefulness of the CODE ST-Segment Elevation Myocardial Infarction Program to Improve Quality Assurance in Patients With ST-Segment Elevation Myocardial Infarction.” The American Journal of Cardiology, 165, 27-32. (2022); “Health Personnel Improvement in the Implementation of Shariah’s Ethical Code of Conduct in Tangerang Hospital, Indonesia.” Journal of Environmental and Public Health (2022); “Measuring Instagram activity and engagement rate of hospital: A comparison before and during COVID-19 pandemic.” 2020 3rd International Seminar on Research of Information Technology and Intelligent Systems (ISRITI). IEEE (2020); “The Implication of Accessing Hospital’s Social Media and Other Digital Communication Channels During COVID-19 Pandemic.” 2020 International Conference on Informatics, Multimedia, Cyber and Information System (ICIMCIS). IEEE (2020); dan “Using the Reach, Effectiveness, Adoption, Implementation, Maintenance Framework in the Evaluation of Community-Based Adolescent Care Pilot Program.” Kesmas: Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional (National Public Health Journal), 15(4) (2020).

Related Posts