iden sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

Terobosan Baru Atasi Kebotakan dan Kerontokan Rambut dengan Sel Punca dan Turunannya

Universitas Indonesia > Berita > Berita Fakultas Kedokteran > Terobosan Baru Atasi Kebotakan dan Kerontokan Rambut dengan Sel Punca dan Turunannya

Kerontokan dan kebotakan rambut merupakan masalah yang sering ditemukan terutama pada usia lanjut. Rambut merupakan jaringan penunjang kulit yang memiliki peranan penting, seperti melindungi kulit kepala, wajah, dan leher dari radiasi ultraviolet serta menurunkan panas sinar matahari melalui kulit kepala. Ia pun memiliki dampak psikologis terhadap penampilan dan disebut sebagai mahkota seseorang.

Sampai saat ini, masih banyak hambatan dan kendala dalam pengobatan kerontokan dan kebotakan rambut, sekalipun di pasaran banyak penawaran produk yang mampu mengatasi kebotakan. Itu disebabkan terbatasnya pilihan pengobatan yang tersedia, waktu yang lama dan perlunya terapi pemeliharaan, belum optimalnya respons terhadap pengobatan, serta berbagai efek samping yang berimbas menurunkan kepatuhan berobat pasien. Oleh karena itu terobosan baru pada pengobatan kerontokan dan kebotakan rambut menjadi suatu hal yang sangat penting.

Hal tersebut disampaikan oleh Prof. Dr. dr. Lili Legiawati, Sp. D.V.E, Subsp. D.K.E., dalam pidato pengukuhannya yang berjudul “Sel Punca dan Turunannya: Harapan Masa Depan Pengobatan Kerontokan dan Kebotakan Rambut” di Aula Gedung IMERI, Kampus UI Salemba, Rabu (24/1). Prof. Lili dikukuhkan oleh Rektor Universitas Indonesia (UI), Prof. Ari Kuncoro, S.E., M.A., sebagai Guru Besar dalam Bidang Dermatologi dan Venereologi Fakultas Kedokteran (FK) UI.

Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran, Prof. Lili mengatakan bahwa sel punca dan turunannya menjadi salah satu harapan yang menjanjikan di masa depan, untuk dimanfaatkan penggunaannya dalam mengatasi masalah kerontokan dan kebotakan rambut. Sel punca atau dikenal juga sebagai sel induk merupakan sel cikal bakal yang belum membelah. Sel punca memiliki potensi untuk berkembang menjadi sel dengan fungsi spesifik dan membentuk berbagai macam jaringan tubuh.

Karakteristik khas sel punca adalah dapat memperbarui dirinya sendiri dengan cara membelah secara ekstensif dengan tetap mempertahankan bentuk awalnya. Sel punca yang memiliki potensi regenerasi pada folikel rambut dapat diperoleh dari berbagai sumber, contohnya jaringan adiposa, sumsum tulang, atau folikel rambut pada area yang tidak terdampak gangguan kebotakan. Terapi sel punca memiliki tiga mekanisme prospektif, salah satunya adalah tandur sel punca, medium terkondisikan sel punca (sekretom), dan aplikasi eksosom sel punca.

Beberapa penelitian di luar dan dalam negeri telah dilakukan untuk membandingkan berbagai penggunaan sel punca dan turunannya dengan plasebo atau pengobatan lainnya. “Penelitian kami terkait penggunaan sekretom pada pengobatan kebotakan berpola (Alopesia androgenetik) di tahun 2021 dan 2023 mendapatkan hasil yang baik. Subjek yang mendapatkan terapi sekretom menunjukan perbaikan pada jumlah, kepadatan, dan diameter rambut yang bermakna,” ujar Prof. Lili.

Lebih lanjut, penggunaan cairan darah yang kaya trombosit untuk pengobatan kerontokan dan kebotakan rambut memberikan hasil yang baik juga. Cairan darah yang kaya trombosit adalah sediaan yang berasal dari darah pasien sendiri atau orang lain (donor) mengandung trombosit dengan konsentrasi tinggi dan berbagai macam faktor pertumbuhan rambut, serta berbagai protein yang memiliki peranan penting untuk pertumbuhan rambut.

“Pada tahun 2022 kami melakukan penelitian untuk menguji penggunaan cairan darah kaya trombosit untuk pengobatan kebotakan berpola (Alopesia androgenetik). Hasil penelitian terdapat perbaikan pada jumlah, kepadatan, dan diameter rambut yang bermakna,” kata Prof. Lili.

Ia menambahkan, banyaknya penelitian sel punca dan turunannya di dalam dan luar negeri dengan hasil yang memuaskan, menunjukkan bahwa sel punca dan turunannya merupakan pilihan yang potensial dan dapat menjadi pengobatan yang menjanjikan di masa yang akan datang, khususnya untuk kelainan kerontokan dan kebotakan rambut, selain untuk pengobatan berbagai penyakit lainnya.

Penelitian terkait dengan topik serupa juga telah dilakukan oleh Prof. Lili dan diterbitkan di berbagai jurnal nasional maupun internasional. Beberapa di antaranya yang terbit pada 2023, berjudul Combination of adipose-derived stem cell conditioned media and minoxidil for hair regrowth in male androgenetic alopecia: A randomized, double blind clinical trial; Stem cells as a therapeutic choices in dermatological disorders; dan Comparing Single-spin Versus Double- spin Platelet-rich Plasma (PRP) Centrifugation Methods on Thrombocyte Count and Clinical Improvement of Androgenetic Alopecia: A Preliminary, Randomized, Double-blind Clinical Trial.

Sejak S1 hingga S3, Prof. Lili menjalani pendidikannya di FKUI. Pada 1995, ia lulus dokter umum; menyelesaikan pendidikan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin pada 2004; kemudian ia dikukuhkan sebagai Konsultan Dermatologi Kosmetik pada 2013; dan berhasil mendapatkan gelar Doktor Ilmu Kedokteran pada 2019. Dalam prosesi pengukuhannya tersebut, turut hadir Ketua Kolegium Dermatologi dan Venereologi Indonesia Prof. Dr. dr. Sandra Widaty, Sp.D.V.E., Subsp. D.T.; Direktur Utama PT Putranata Adi Mandiri Ir. Slamet Wibowo; Guru Besar Universitas Airlangga Prof. Dr. dr. M. Yulianto Listiawan, Sp.D.V.E., Subsp. O.B.K., FINSDV, FAADV.; dan Guru Besar Universitas Gadjah Mada Prof. Dr. dr. M. Yulianto Listiawan, Sp.D.V.E., Subsp. O.B.K., FINSDV, FAADV.

Related Posts