Setelah melalui rangkaian seleksi yang ketat, tim Dreamdelion keluar sebagai pemenang Hult Prize Universitas Indonesia. Tim yang terdiri atas Alia Noor Anoviar, Maharanie Septi, dan Marissa Ika Puspitasari ini akan mewakili UI dan Indonesia mengikuti Hult Prize final tingkat regional. Final regional diselenggarakan di lima negara, yaitu Dubai, London, San Fransisco, ShangHai, dan Boston. Tim dari Indonesia mengikuti final regional di Dubai dan akan berhadapan dengan puluhan tim terbaik dari berbagai negara.
Pada tahap final regional, semua tim mendapatkan workshop sebelum melakukan presentasi di hadapan para pakar. Pada tahap ini akan dipilih tim terbaik dari tiap-tiap regional untuk maju ke final tingkat global yang akan diselenggarakan di New York, September 2015.
Pemenang dari tiap-tiap final regional akan mendapatkan pelatihan selama dua minggu di Boston. Pemenang juga akan mendapatkan coaching dan mentoring dari para ahli dan praktisi dari berbagai industri terkemuka di dunia untuk membantu merealisasikan solusi mereka.
Hult Global Case Challenge atau yang dikenal sebagai Hult Prize adalah sebuah ajang berskala internasional yang diadakan setiap tahun. Ajang ini diselenggarakan untuk mencari solusi terbaik dari berbagai masalah terkait kesejahteraan sosial di dunia. Pada tahun 2015, tema yang diangkat adalah tentang pendidikan anak usia dini.
Tahun ini, Universitas Indonesia menjadi 75 perguruan tinggi di dunia yang dipilih dan diberi privilege oleh Hult Prize untuk mengirimkan satu perwakilan resmi ke salah satu final regional dengan mengadakan seleksi internal dan melakukan bimbingan bersama para ahli dan praktisi. Penyelenggaraan kompetisi Hult Prize ini bekerja sama dengan beberapa pihak, yaitu Bill Clinton, Global Clinton Initiative, Hult International Business School, dan Net Impact.
Muhammad Yusuf Mulyana sebagai Campus Director penyelenggaraan Hult Prize di UI mengungkapkan, adanya program Hult Prize di UI diharapkan bisa mendorong lebih banyak mahasiswa UI untuk berani mengemukakan gagasan terbaiknya serta menunjukan kepeduliannya terhadap berbagai permasalahan sosial yang ada di dunia.
Lebih lanjut Yusuf menjelaskan, kompetisi Hult Prize di UI terdiri atas dua tahap, yakni preliminary stage dan grand final stage. Dalam preliminary stage, peserta mengirimkan executive summary tentang solusi yang mereka tawarkan dalam satu halaman dan satu halaman statement of purpose yang mengemukakan alasan mereka mengikuti Hult Prize serta menjelaskan mengapa mereka layak untuk dipilih menjadi pemenang.
Selanjutnya, akan dipilih tujuh tim terbaik untuk melaju ke tahap grand final. Di tahap grand final, mereka akan mempresentasikan solusi mereka di hadapan para juri profesional dan para praktisi. “Antusiasme teman-teman dari UI cukup besar dalam mengikuti kompetisi ini. Ada lebih dari 70 tim yang mendaftar di Hult Prize Universitas Indonesia”, tambahnya. (Humas UI)
