iden sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

UI Kenalkan Rumah Sakit, i-CELL, dan Laboratorium Lainnya di Hari Terakhir Pelaksanaan QS Higher Ed Summit Asia Pasifik 2022

Universitas Indonesia > Berita > Berita Highlight > UI Kenalkan Rumah Sakit, i-CELL, dan Laboratorium Lainnya di Hari Terakhir Pelaksanaan QS Higher Ed Summit Asia Pasifik 2022

Pada hari terakhir pelaksanaan QS Higher Ed Summit: Asia Pasifik 2022 yang diadakan di Jakarta, dimana Universitas Indonesia (UI) menjadi tuan rumah, Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan UI, Prof. Dr. rer. nat. Abdul Haris, M.Sc., dalam closing remarks-nya mewakili UI, menyampaikan penghargaan yang tinggi atas partisipasi penuh dan komitmen kuat para delegasi untuk mengikuti konferensi tersebut. “Merupakan suatu kehormatan bagi kami dalam tiga hari penyelenggaraan yang penuh dengan diskusi dan berbagi manfaat. Hari ini kami menandai akhir dari acara ini dan awal dari langkah kami selanjutnya menuju kemajuan sumber daya manusia dan pendidikan tinggi di institusi kami,” ujarnya.

Prof. Haris menyebutkan bahwa melalui diskusi yang telah dilakukan dan kesepakatan yang telah dicapai, sangat berharga untuk mengembangkan kolaborasi strategis dan keterlibatan global dengan pengaruh transformatif. “Tujuan kami adalah untuk memberikan dampak yang lebih besar pada pendidikan tinggi melalui kerja sama regional, terutama di Asia Pasifik, dan pengembangan kapasitas kelembagaan,” ujarnya.

Menurut Prof. Haris, kolaborasi adalah cara kerja baru yang dapat memberikan hasil transformatif di lapangan. Hal tersebut membutuhkan kerja sama semua pihak agar berjalan sukses, diantaranya pemimpin universitas, jaringan peneliti, fakultas dan mahasiswa, serta ekosistem pendidikan. “Saatnya untuk menyelesaikan apa yang kita mulai dan bergerak ke arah yang baru, untuk membuat harapan yang telah kita dengar dari setiap pembicara sejak hari pertama hingga hari ini, menjadi kenyataan. Inilah saatnya untuk bergerak ke arah yang akan membantu kita mencapai tujuan bersama, untuk pulih bersama, dan pulih lebih kuat,” katanya lagi.

Pada hari kedua konferensi tersebut, Rabu (9/11), QS Quacquarelli Symonds juga merilis QS Asia University Rankings 2023. Hasilnya menempatkan UI pada posisi nomor satu di Indonesia. Menanggapi capaian tersebut, Sekretaris Universitas UI, dr. Agustin Kusumayati, M.Sc., Ph.D., mensyukuri hasil yang diperoleh karena ini semua berkat kerja keras dari semua pihak. Tidak hanya sivitas akademika, seperti dosen maupun mahasiswa saja yang berkontribusi melainkan semua unsur-unsur yang mendukung UI punya peran besar dalam pencapaian ini.

“Kami senang dengan apa yang dicapai. Tujuan kami adalah bukan soal rangking, tetapi pemeringkatan perguruan tinggi ini menjadi salah satu cara sebagai alat untuk memacu UI agar semakin meningkatkan mutunya. Melalui peringkat ini, kami memiliki tujuan untuk memberikan yang terbaik bagi mahasiswa maupun masyarakat. Jadi yang paling terpenting adalah UI bisa terus belajar dan terus melakukan komitmen yang baik secara berkesinambungan,” ujar dr. Agustin.

Konferensi QS Higher Ed Summit Asia Pasifik adalah ajang diskusi terbesar di dunia, terutama pendidikan. Lewat konferensi ini, menurut dr. Agustin, UI justru mendapatkan banyak pembelajaran yang sangat berarti. Pembelajaran ini bukan hanya untuk UI saja, lanjutnya, melainkan seluruh peserta konferensi hingga narasumber bahkan panelis bisa saling bertukar pikiran demi kemajuan dunia pendidikan. Agustin mengatakan, selain belajar, lewat pertemuan ini UI membangun jejaring, kerja sama, serta saling mengenal dengan negara lainnya.

Dalam salah satu panel diskusi di hari terakhir, Prof. Ir. Gunawan Tjahjono, M.Arch., Ph.D., selaku staf ahli dari UI GreenMetric memberikan pandangannya terkait peran perguruan tinggi menghadapi climate change. Ia mengambil pelajaran dari masyarakat/suku Baduy, provinsi Banten. “Dari teori maupun jurnal yang telah dipelajari di UI, kita perlu belajar memandang dunia. Belajar cara hidup yang berbeda dari suku Baduy, untuk mengurangi/menekan hal-hal yang terlalu jauh dari alam terkait climate change. Suku Baduy terbiasa berjalan jauh ratusan kilo meter dari asalnya tanpa menggunakan alas kaki dan menjual hasil alam dari asal mereka, yaitu madu,” ujarnya.

Lebih lanjut, Prof. Gunawan mengatakan bahwa konsumsi energi yang berlebihan yang di-push oleh investor, maupun kapitalisme, perlu dicari solusinya. “Memikirkan kembali (pelajaran dari suku Baduy) namun bukan berarti kembali menjadi orang primitif. Jadi belajar dari kearifan lokal suku Baduy. Hal ini juga selaras dengan leluhur kita sekitar 150.000-200.000 tahun yang lalu, yang memilih untuk beradab. Seperti memilih makanan yang dikonsumsi, sehingga rahang manusia Indonesia bentuknya seperti ini. Namun saat ini kita masuk ke sistem yang mengonsumsi atau menguras bumi terlalu banyak. Itu yang menyebabkan berbagai tantangan yang dihadapi manusia bumi salah satunya climate change,” ujarnya.

Di hari terakhir QS Higher Ed Summit: Asia Pasifik 2022, UI mengajak sekitar 90 peserta dari berbagai negara di wilayah Asia Pasifik untuk berkeliling dan mengenal lebih dekat tentang kampus UI Depok. Beberapa lokasi yang dikunjungi adalah Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) dan The Integrated Creative Engineering Learning Laboratory (i-CELL) Fakultas Teknik (FT).

Kedua tempat ini dipilih karena sangat berkaitan dengan beberapa topik pembahasan QS Higher Ed Summit: Asia Pasifik 2022, yakni peran perguruan tinggi pascapandemi dan Sustainable Development Goals (SDGs). Sebagai rumah sakit pendidikan, selama pandemi RSUI tidak hanya berfungsi memberikan pelayanan tetapi juga berkontribusi dan berkolaborasi dalam menciptakan inovasi yang menunjang percepatan dalam penanganan Covid-19.

Selain itu, gedung i-CELL FTUI telah mendapatkan beberapa penghargaan atas keunggulannya dalam sistem penghematan energi, sistem penghawaan, transportasi vertikal, pencahayaan, temperatur udara, fixture hemat air, sumber air bersih, tenaga surya, dan lainnya. Hal ini sejalan dengan komitmen UI untuk dapat mencapai tujuan berkelanjutan atau SDGs.

Perjalanan keliling kampus UI diakhiri dengan kegiatan afternoon tea bersama dengan hidangan makanan khas Indonesia di Balai Sidang UI Depok. Gedung tersebut merupakan tempat yang biasanya digunakan untuk upacara pengukuhan guru besar, seminar, dan acara-acara penting lainnya baik nasional maupun internasional.

Related Posts